SIX

8.4K 654 18
                                    

"Jennie unnie kenapa kau disini?". Tanya lisa penasaran.
" Hei kau belum tau ya, aku kan pemilik sekolah ini". Balas jennie sambil tersenyum manis. Lisa hanya terkekeh mendengarnya.

"Yasudah lisa ayo aku ingin mengajakmu sarapan, kau pasti belum sarapan kan" ucap jennie dibalas gelengan oleh lisa.
"Makanya sekarang ikut aku". Sambung jennie.

"Tunggu dulu unnie, aku harus masuk kelas. Aku tak mau bolos pelajaran unnie". Rengek lisa membuat jennie tersenyum melihatnya.

" Hei sudahlah, kau tidak bolos nanti aku yang akan mengizinkanmu pada gurumu sekarang ikuti saja aku". Mohon jennie yang mengajak lisa.

"Tapi unnie....."
"Sudah ikut saja aku kali ini tolonglah jangan menolak. Aku juga tak mau kau belajar tidak fokus karena belum sarapan, nanti jika kau pingsan bagaimana". Ucap jennie membuat lisa menatapnya.

" Jennie unnie... Sekhawatir kah dirimu padaku unnie? Apakah kau sungguh peduli padaku? Jujur aku juga mulai menyukaimu". Batin lisa sambil melamun.
"Nah kan, kau pagi-pagi sudah melamun sudahlah ayo". Ucap jennie membuyarkan lamunan lisa dan kini beralih menarik tangan lisa menuju kantin didalam sekolah.

" Nah kita sarapan disini saja, tak apa kan. Lagipula katamu kau juga akan pelajaran". Ucap jennie.
"Tak apa unnie. Oh iya unnie sedang apa disekolah, apakah ada masalah disini?". Tanya lisa.
" Tak ada hanya seperti biasa melihat keadaan asetku. Aku bahkan tak tau ada tindakan pembullyan disekolahku". Ucap jennie membuat lisa hanya menunduk.

"Lisa saat kulihat tadi kau dibully seperti itu kenapa kau tak membalas sedikitpun?". Tanya jennie.
" Unnie... Itu bukan hak-ku, itu bukan urusanku biarlah Tuhan yang membalasnya". Jawab lisa sambil tersenyum.

"Tetapi lisa jika kau tak melawannya kau...

" Jennie unnie, sudahlah biarkan semuanya berjalan apa adanya. Dan tolong jangan kau keluarkan anak itu semua orang punya kesempatan untuk berubah bukan? Aku sama sekali tak pernah dendam ataupun marah karena itu, hidup memang penuh cobaan dan ujian. Mau tak mau kita harus tetap menjalaninya". Ucap lisa sambil tersenyum manis.

"Lalisa sebenarnya hatimu ini terbuat dari apa?? Kau ini manusia atau malaikat?". Batin jennie.
Tak lama kemudian makanan pun datang dan mereka berdua mulai makan bersama. Disaat makan pun jennie selalu mencuri pandang kepada lisa sedangkan lisa yang menyadarinya hanya tersenyum manis.

" Unnie bolehkan aku mengatakan sesuatu??" ucap lisa bertanya.
"Silahkan saja lisa". Balas jennie tersenyum manis.

" Jennie unnie... Aku menyukaimu...

(Deghh...)
Suasana pun menjadi hening seketika. Baik lisa hanya jennie hanya saling menatap tanpa berkata apapun.
Sampai selesai makanpun masih tak ada yang berbicara. Hingga lisa beranjak dan pergi kekelas.

"Unnie terimakasih aku mau masuk dulu". Ucap lisa yang akan pergi namun segera ditahan oleh jennie.
" Tunggu lisa...

Lisa hanya menatap jennie kemudian jennie pun langsung memeluknya.
"Terimakasih lisa terimakasihh... ". Ucap jennie yang memeluk lisa erat. Lisa pun bingung dibuatnya.

" Lisa terimaksih karena sudah membalas perasaanku". Sambung jennie yang kini menatap mata lisa.
"Aku hanya menyatakan apa yang ada dihatiku unnie, tapi unnie kita berdua itu..." ucap lisa seketika terpotong oleh jennie.

" Aku tau, kita berdua wanita. Aku tak peduli, sudahlah meskipun aku juga lebih tua darimu itu tak masalah". Ucap jennie.
"Aku tau unnie, tapi masalahnya kau adalah orang terpandang, kau terkenal, kau berasal dari golongan atas dan kau punya segalanya. Sedangkan aku... Aku hanya anak miskin dan tak mempunyai apa-apa". Ucap lisa menunduk. Jennie pun menangkup kedua pipi lisa dan menatap matanya.

For The Last Time(JenLisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang