SEVEN

7.1K 625 23
                                    


"Lisa pov"

"Aku berjalan pulang kembali ke rumahku. Terpaksa aku harus berjalan kaki dengan jarak yang lumayan jauh karena tidak ada kendaraan umum disekitar sini.

" Aku sadar aku siapa, aku mengerti aku bukanlah apa-apa. Tentu saja aku tak pantas dengan jennie unnie, memang benar kata jisoo unnie aku mungkin bisa membawa pengaruh buruk untuknya. Tetapi hatiku sangat sakit, bukan karena perkataan jisoo unnie namun karena aku harus berpisah dengan jennie unnie.

"Sungguh aku mencintainya setulus hatiku, aku sangat menyayanginya tapi apakah aku memang harus menuruti permintaan jisoo unnie?

Tuhan... Apakah aku ini orang jahat? Apakah aku sudah tidak pantas untuk merasakan sedikit kebahagiaan? Kau pernah berkata jika orang baik akan mendapatkan sesuatu yang baik juga... Tetapi, aku tidak pernah mendapatkan itu semua apa itu artinya aku orang yang tidak baik??

Aku menerima setiap hinaan, cacian makian, bahkan perlakuan kasar kepadaku secara ikhlas. Tetapi aku tidak bisa menerima kepergian orang yang ku cintai. Sudah cukup aku kehilangan kedua orang tuaku, aku tidak mau lagi kehilangan orang yang aku cintai.

Tuhan... Tolonglah kali ini aku memohon kepadamu, berikan sedikit kebahagiaan kepadaku berikan seseorang untuk mengisi ruang kosong di hatiku. Aku hanya ingin merasakan rasanya dicintai dan mencintai. Aku memohon ya tuhan...

Aku pun duduk dikursi dekat taman. Entah mengapa aku kali ini bisa menangis, hatiku sangat rapuh. Biasanya aku jarang menangis meskipun aku mendapat perlakuan buruk tetapi aku tidak pernah menangis.
Namun kali ini sangatlah beda, aku merasa diriku sangat rapuh. Aku merasa hatiku sangat sakit. Aku sudah terbiasa jika dihina seperti apapun aku akan tetap diam, namun aku tidak bisa jika harus meninggalkan jennie unnie. Aku sudah jatuh kepadanya. Tak kusadari ada seseorang yang menepuk pelan pundakku.

"Lisaa...

" Eoh chaeng?". Ucapku terkejut melihat rose yang sudah ada disampingku. Aku langsung menghapus air mataku kasar.
"Ada apa lisa mengapa kau ada disini? Dan... Apakah kau baru saja menangis?". Tanyanya sambil mendekatkan wajahnya padaku.

" Ah tidak chaeng aku tak apa. Aku hanya rindu dengan kedua orang tuaku". Ucapku bohong padahal sudah pasti rose akan tau jika aku berbohong.
"Berceritalah padaku lisa, aku ini sahabatmu. Aku tau saat ini kau sedang ada masalah berbagilah padaku jangan kau pendam itu sendiri". Ucapnya sambil mengelus pipiku.
Aku pun menceritakan semua kejadian dimana aku disuruh untuk menjauhi jennie unnie. Rose hanya tersenyum lalu mengelus pelan pundakku.

"Bersabarlah lice, semua akan baik-baik saja". Ucapnya lalu aku tersenyum dan memeluknya.

" Aku tau chaeng, bagaimanapun aku tetap akan memperjuangkan orang yang aku cintai. Walaupun dunia menentangku aku tak akan pernah berhenti, aku tak peduli meski aku harus terluka karena itu aku akan tetap berjuang".

"Lisa ayo aku antarkan dirimu pulang". Ucapnya menawar aku hanya menyetujuinya. Rose pun mengajakku masuk kedalam mobilnya.
" Rose kau tadi dari mana?"ucapku bertanya namun sebelum dia menjawabnya tiba-tiba dia memberhentikan mobilnya secara mendadak.
(Cittt...), "Awhh ada apa rose?". Ucapku bertanya namun dia hanya diam lalu menatap kearah kanan. Aku pun ikut melihat apa yang terjadi ternyata ada sepasang suami istri yang sedang dirampok oleh dua orang. Aku langsung saja keluar dan menolong mereka sementara rose berteriak memanggilku karena ketakutan.

(Bughhh...) aku menendang punggung salah satu dari penjahat itu hingga jatuh tersungkur sedangkan temannya yang satunya menatapku.

" Hei Kau bocah! Jangan ikut campur pergilah sana". Ucapnya lalu menodongkan sebuah pisau.
"Paman lepaskan mereka. Jangan berbuat seperti itu tidak baik". Ucapku mendapat tatapan sinis darinya.

For The Last Time(JenLisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang