EIGHTTEEN

7K 512 24
                                    

"Jennie kini sedang ada dipinggir jalan. Dia menepikan mobilnya ditepi jalan karena dia sudah menangis sejak tadi. Dia pun keluar dari mobilnya dan duduk disuatu bangku yang ada disana.

" Jennie kini menangis menumpahkan semua yang ada didalam dirinya. Rasa bersalahnya mulai muncul mengingat perlakuannya pada lisa akhir-akhir ini. Dia mengingat kenangan saat masih bersama lisa nya.

" Unnie kau tak apa kan? Ada masalah apa, kenapa malam-malam begini ada disini?".
Dia mengingat awal mula kejadian dimana dia pertama kali bertemu dengan lisa. Dan dia menolongnya pada malam itu.

" Jennie unnie... Aku menyukaimu...
Dia juga mengingat pertama kali lisa menyatakan perasaannya padanya. Jennie semakin menangis menyesali semuanya yang telah dia lakukan pada lisa.

"Lisa... Hikss maafkan aku, aku sudah bodoh menyia-nyia kan orang seperti dirimu. Kini aku sadar aku sudah salah besar karena berlaku buruk kepadamu. Lisa mafkan aku". Ucap jennie terisak.

Dia juga mengingat saat lisa memberikan kejutan surprise ulang tahun untuk dirinya.
" Happy birthday sayang... Aku harap kau selalu sehat dan bahagia. Semoga apa yang menjadi tujuan dalam hidupmu bisa kau capai. I love you my jendeukie.

Jennie kini pun melihat jemarinya. Dijari manisnya melingkar sebuah cincin. Dia ingat jika cincin itu adalah pemberian dari lisa.
"Sayang liat, ini hadiah untukmu. Masing-masing dari kita pegang satu. Aku ingin kita saling memiliki dan melengkapi satu sama lain.

Jennie menyungingkan sedikit senyumnya saat mengingat setiap perlakuan yang diberikan lisa kepadanya. Sedikit perhatian dan hal kecil yang selalu bisa membuatnya nyaman dan bahagia.

Kini mata jennie mengarah pada kalung berliontin salib yang dia pakai. Dia tersenyum saat melihat kalung pemberian lisa.
"Aku ingin kita berdua selalu dalam lindungan tuhan. Aku ingin cinta kita abadi. Aku ingin hati kita selalu berisi tentang-Nya. Dan aku ingin kita selalu bersatu sampai maut yang memisahkan kita".

Jennie kembali menangis. Dadanya terasa sangat sesak. Entah mungkin saat ini dia merasa sebagai orang paling bodoh di dunia. Dia merasa menjadi orang yang egois, tak sedikitpun memikirkan perasaan lisa.

Kini jennie langsung menuju mobil dan sekarang dia ingin langsung pulang kerumah untuk menemui lisa nya.

" Sesampainya dirumah dia langsung saja masuk kerumah. Dia mencari lisa kesetiap sudut rumahnya. Mulai dari kamar, ruang keluarga, hingga halamn belakang tempat biasanya dia bermain bersama.

Hingga akhirnya jennie melihat jisoo yang sedang duduk membaca majalah didepan tv. Dia pun langsung menghampirinya.
"Unnie..." panggil jennie.

"Hmm" hanya deheman yang dikeluarkan jisoo dan dia masih fokus dengan majalah yang dia baca.

"Unnie mana lisa?". Tanya jennie namun jisoo masih diam dan fokus dengan majalah didepannya.

" Jisoo unnie lisa ada dimanaa??". Ucap jennie kembali bertanya kini sedikit menaikkan nada bicaranya. Jisoo pun berhenti dari aktivitas membacanya.

"Kenapa? Ada apa kau mencari lisa?" tanya jisoo datar.

"Ak-akku mau minta maaf dengannya". Ucap jennie menunduk membuat jisoo tersenyum sinis kepadanya.

" Cihh sekarang kau baru menyesal" gumam jisoo lalu kembali fokus dengan majalahnya.

"Unnie lisa ada dimana?" tanya jennie.

"Kau sudah sehat jen? Atau kau hanya menyesal atas kelakuan bodohmu itu. Baru sekarang kau mencari lisa? Kemarin kau kemana saja?".ucap jisoo menatap tajam membuat jennie hanya diam dan menunduk takut.

For The Last Time(JenLisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang