bab 18; Rencana kedua

445 25 4
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dua puluh menit yang lalu. Namun Keyna dan ketiga temannya belum juga keluar dari dalam kelas. Mereka masih menunggu Gigi yang sedang mencari penghapus kesayangannya.

"Udah iklasin aja," ujar Sura.

"Enak aja lo ngomong. Itu penghapus dari bokap gue, kenang-kenangan dia waktu SMA dulu."

Sura membantu Gigi mencari di kolong meja. Eliana dan Keyna memilih duduk di atas meja sambil melihat dua sahabatnya yang sedang kesusahan.

"Key, temenin gue ke kamar mandi dong," ujar Eliana yang langsung membuat Keyna kembali bersemangat. Ya, daripada menunggu Gigi yang entah sampai kapan lebih baik ia menemani Eliana lalu pulang dengan damai.

Eliana tersenyum puas karena Keyna tidak menolak ajakannya. Begitu juga dengan Gigi dan juga Sura yang mengacungkan dua jempol ke udara.

Hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang di koridor. Sebagian dari mereka menghabiskan waktu pulang untuk mengobrol dan sebagian lagi mengikuti ekstrakulikuler.

"Key, ke kamar mandi dekat gudang aja ya. Di sini gak ada air," ujar Eliana yang baru saja keluar.

"Anjir, nyusahin banget gue punya teman. Yaudah ayo."

Eliana menyungingkan senyum. Ia dan Keyna kembali berjalan ke arah gudang sekolah. Keyna kembali berjalan dengan santai membiarkan Eliana berlari meningalkannya.

"Key."

"Key."

"Keyna."

Sudah tiga kali ia mendengar seorang memanggilnya. Namun Keyna tidak menemukan kehadiran siapapun di sekitarnya. Ia kembali berjalan melewati gudang tua yang jarang sekali di datangi murid.

"Key."

"Keyna."

Keyna merasakan tubuhnya merinding. Ia menatap ke belakang. Hasilnya sama saja, hanya ada dirinya yang berada tepat di depan pintu gudang. Keyna menatap pintu yang kali ini sedikit terbuka.

"Key."

Kembali lagi ia mendengar ucapan seorang yang membuat Keyna membuka sedikit pintu gudang.

"Ada orang di sini?" Suara Keyna mengema di gudang kosong.

"Lo gak papa Key?" tanya Kenan yang kini berdiri di hadapan Keyna.

"Maksud lo?" tanya Keyna yang sama bingungnya dengan Kenan. Keyna masuk ke dalam gudang, ia mendekat ke arah Kenan. Memastikan seorang yang sedari tadi memanggil namannya memang Kenan bukan makhluk halus atau semacamnya.

Kenan menarik Keyna ke dalam dekapannya, "Syukur kalau Iren gak ngapa-ngapain lo."

"Lepasin gue!" Keyna meronta membebaskan diri dari pelukan Kenan. "Gue gak ngerti maksud lo dari tadi."

"Kemarin waktu gue narik tangan lo, Iren tahu dan kata Tara, lo lagi di sandera sama Iren di gudang."

Keyna mencoba memahami kalimat Kenan yang baru saja ia ucapkan. Kenapa Iren menyandera Keyna? Kenapa Kenan percaya ucapan Tara? Kenapa tadi Eliana....

"ELISUGIGI!!!"

"TARABUDIMAN!!!!"

Teriakan Keyna dan Kenan yang bersamaan membuat seorang yang berada di luar gudang tersenyum puas. Mereka adalah Tara, Budi, Arman, juga Eliana, Sura, dan Gigi. Rencana mereka kali ini berhasil.

"Gue bilang juga apa? Rencana gue pasti berhasil," ujar Budi menyombongkan dirinya.

"Ehem..rencana lo yang mana?" tanya Eliana yang tidak terima rencananya diakui rencana Budi.

K I T A [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang