bab 06; sakit hati lagi

501 34 3
                                    

"Ken," ujar Keyna dengan lirih yang membuat Kenan kembali tersadar. Ia segera menepis Iren untuk pergi dari pangkuaanya. Tatapan mata Iren mengarah pada Keyna sebelum ia keluar dari UKS.

"Key, gue bisa jelasin sama lo."

"Lo yang keluar atau gue?" ujar Keyna dengan tegas.

Kenan mengelengkan kepala tidak menyetujui ucapan Keyna, "Gue bisa..."

belum sempat Kenan melanjutkan ucapannya Keyna melangkah pergi. Namun Kenan tidak membiarkannya begitu saja. Kenan mengendong tubuh Keyna dan kembali membaringkannya di tempat tidur,"Gue aja yang keluar."

"Lo harus banyak istirahat, jangan lupa juga sarapan. Sarapan itu penting dan lo gak boleh lupa," ujar Kenan membalikkan badannya sebelum pergi.

perginya Kenan membuat Keyna terdiam. Keyna semakin terisak menginggat sudah dua kali Kenan melakukan itu di depannya. Lo mikir gak sih Ken kalau gue sakit hati lihat lo kayak tadi?

"Lo nangis?" tanya seorang yang baru saja masuk ke dalam ruangan.

Keyna segera menghapus air matanya dengan kasar. Lelaki itu mendekat ke arah Keyna, "Lo Keyna sekertaris OSIS kan?"

"i..iya." 

Rey menatap Keyna dari ujung kepala sampai ujung kaki. Hal itu membuat Keyna bergidik ngeri,"Gue tadi gak sengaja dengar suara orang nangis. Terus gue ke sini, ternyata lo yang nangis."

"hemm.."

"Gue Rey, kalau lo lupa nama gue," ujar Rey memperkenalkan diri.

"gue masih ingat Kak, kan lo yang wawancara gue waktu daftar jadi OSIS."

"bagus kalau lo masih ingat. Gue akui Kenan berhasil bawa nama OSIS semakin terkenal. Lo masih pacaran sama dia?"

pertanyaan Rey membuat Keyna melangkah keluar. Kakinya yang masih sakit membuat Keyna tidak bisa mempercepat jalannya. Rey mengikuti Keyna yang mencoba menghindar darinya.

"Key!" teriakan Rey membuat Keyna menghentikan langkahnya. Melihat itu Rey segera berlari untuk menyusul Keyna,"Sori kalau perkataan gue gak sopan."

"gue harus ke kelas."

mendadak kepala Keyna kembali pusing Rey dengan sigap menahan tubuh Keyna yang limbung,"Lo pasti belum sarapan."

Rey mengajak Keyna untuk makan di kantin. Awalnya Keyna menolak namun karena Rey terus memaksanya ia mengalah. Bagaimanapun juga Keyna memang harus makan agar tubuhnya kembali membaik.

"Lo mau makan apa biar gue yang pesen?" tanya Rey.

"terserah."

"enggak ada makanan terserah di kantin."

Keyna mengerucutkan bibirnya sebal karena mendengar jawaban dari Rey,"Soto ayam sama teh tawar."

"gak pakek gula?" tanya Rey sekali lagi.

"kalau pakek gula gak jadi tawar tapi manis."

"kayak lo dong manis," ujar Rey membuat Keyna memutar bola mata malas.

kantin yang tidak begitu ramai membuat Rey cepat kembali dengan dua mangkok soto ayam dan dua teh hangat,"Nih, teh tawar pesenan lo."

"makasih."

"enak aja lo bilang makasih, gak ada yang gratis di dunia," ujar Rey membuat Keyna berhenti meniup kuah sotonya.

"berapa? biar gue ganti uang lo."

"pulang sekolah gue antar pulang, deal?"

"enggak."

"kalau gitu gue ganti kata-katanya. Pulang sekolah lo harus mau gue antar pulang," ujar Rey membuat Keyna mengangkat kedua bahunya acuh.

"serah lo," jawabnya singkat.

"BUDI BAYAR UTANG LO!" teriakan Tara membuat Budi berlari ke arah kantin. Tara yang mengikutinya dari belakang semakin membuat Budi bersemangat mengerakkan otot kakinya. Namun gerakannya berhenti ketika melihat Rey dan Keyna yang sedang duduk berdua.

"Bayar utang lo babi," ujar Tara yang dengan sigap Budi sumpal dengan gorengan. Tara mengunyah gorengan itu seraya mengikuti tatapan yang Budi tuju.

"gue kasih tahu Kenan."

"gue udah tahu," jawab Kenan yang baru saja sampai dengan Arman di belakangnya.

"lo gak mau lakuin sesuatu?" tawaran Budi hanya dijawab gelengan kepala Kenan,"Kalau gitu biar gue yang lakuin sesuatu."

tidak ada yang mencegah Budi melancarkan aksinya. Ketiga teman Budi seolah acuh dan memilih duduk di bangku yang tidak jauh dari Keyna dan juga Rey. Budi yang baru saja datang langsung menarik mangkok Keyna dan menghabiskan soto milik perempuan itu. Setelahnya ia juga meminum teh hangat milik keyna.

"Huwek...teh apaan nih gak ada amis-amisnya," ujar Budi.

"Manis stupid," ujar Keyna membenarkan perkataan Budi.

"makannya jangan asal nyerobot punya orang, kena karma kan lo," ujar Rey yang membuat Budi jengkel.

"Lo aja yang pelit, Keyna doang yang ditraktir."

"lo ngapain sih Bud?" tanya Keyna yang juga jengkel dengan kelakuan Budi.

"Begini Key, lo mending jauh-jauh sama Rey. Dia bukan cowo yang baik buat lo."

"maksud lo apa ngomong kayak gitu?" Rey mengebrak meja dengan keras karena tidak terima dengan ucapan Budi, "Lebih brengsek mana gue apa temen lo si Kenan itu?"

"kenapa jadi bawa-bawa nama gue?!" tanya Kenan segera mendekat ke arah Rey.

kejadian itu langsung menjadi pusat tontonan gratis di kantin. Apalagi kedudukan keduannya yang sama -sama mantan ketua OSIS. Keyna memilih diam di tempatnya tidak mau ikut campur. Sedangkan Budi yang membuat masalah kembali menikmati soto ayam milik Rey yang belum sempat lelaki itu habiskan.

"Wow santai man, lo keberatan sama kata-kata gue barusan?" Rey menyeringai seolah meremehkan Kenan,"Bukannya dari dulu lo emang brengsek ya?"

bug!

satu pukulan berhasil mendarat tepat di rahang Rey. Tidak terima dengan perlakuan Kenan, Rey membalasnya. Riuh sorakkan dari penonton membuat keduanya semakin tidak terkontrol. Arman dan Tara mencoba melerai Rey dan Kenan.

"BERHENTI!" teriakan Keyna membuat keduanya menghentikan aksinya, "berantem aja terus biar kayak jagoan. Lo berdua pikir kalau berantem bisa buat masalah selesai? kayak bocah lo semua!"

"Key," ujar Rey menahan pergelangan tangan Keyna.

Kenan yang tidak terima segera melepasnya dengan paksa,"Gak usah ganggu Keyna lagi."

"emang lo siapannya dia? pacar?" ucapan Rey membuat Kenan terdiam. Di tenggah kerumunan itu Iren segera menghampiri Kenan.

Keyna yang mengetahui kehadiran gadis itu segera membuang muka. Kenan hanya menghela nafas kasar. 

"Oh jadi cabe ini yang buat lo mutusin Keyna. Boleh juga selera lo," ujar Rey yang kembali membuat Kenan geram.

"jaga mulut lo! bajingan!"

"lo yang bajingan anjing!" ujar Rey yang kembali memulai perkelahian.

tidak ada lagi yang menghalangi keduanya. Rey terus-terusan menghajar Kenan dan Kenan masih membalas perbuatan Rey.

"jauhin Keyna!" ujar Kenan dengan suara lantang.

"gue suka sama dia," jawab Rey membuat Kenan mengepalkan kedua tangannya.

byur!

"Lo berdua sama-sama brengsek," ujar Keyna setelah menyiram keduanya dengan air bekas cucian piring. 

===

Udah vote blm nih?

K I T A [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang