bab 34; kembali lagi

520 24 3
                                    

"Lo yakin aman lewat sini?" tanya Kenan yang tidak percaya dengan Budi.

Budi yang sudah berhasil naik berhenti di atas gerbang sembari menatap Kenan dan Arman yang berusaha membantu Eliana dan Sura naik ke atas.

"Gue yakin Pak Budi gak bakalan lewat sini," jawab Budi dengan percaya diri.

Keyna dan Gigi yang baru saja datang menatap kelima temannya dengan mengerutkan kening. Dengan santainnya Keyna mendorong gerbang disusul Gigi yang berjalan di belakang.

"Kok lo...kok?" ujar Budi terbata-bata melihat Keyna yang sudah berada di luar sekolah.

"Begok emang gratis tapi jangan dipelihara dong Bud. sejak kapan gerbang belakang di kunci? lo lupa sama mitos mbak cantik?" ujar Keyna.

"Udah dong gara-gara mitos itu gue gak bisa tidur satu minggu," ujar Sura.

Kenan dan Arman menatap ke arah Budi dengan raut masam, "Kurang ajar lo Bud ngerjain kita."

"Gue sunat juga lo Bud," teriak Eliana mengancam Budi.

"Terus! terus aja salahin gue! terus!"

Kenan, Arman, Eliana, dan Sura sudah berada di luar. Mereka mengambil tas masing-masing lalu berjalan menuju halte.

"Woy! Tolongin gue anjir!" teriak Budi membuat mereka menghentikan langkahnya. Kenan tertawa paling keras ketika Budi masih berada di atas dengan raut wajah khawatirnya.

"BUDI NGAPAIN DI SANA?!" teriakan khas dari Pak Budi membuat Kenan menyuruh yang lainnya berlari meninggalkan Budi.

"Sialan lo semua!" teriak Budi yang tidak dihiraukan semua temannya.

Keyna menunggu Kenan di halte bus tempat mereka menunggu sopir Kenan. Eliana berusaha menenangkan Sura yang tidak terima dengan tingkah temanya yang meninggalkan Budi sendirian. Sedangkan Gigi memilih menyenderkan kepalannya ke bahu milik Arman.
 
"Aman?" tanya Keyna pada Kenan.

"Budi ketahuan sama Pak Budi."

"Terus lo tinggalin dia sendiri? Lo jahat banget sih Ken!" Sura memukul tubuh Kenan bertubi-tubi.

"Kalau lo semua masih mau ribut kita bakalan ketinggalan pesawat Iren," ujar Keyna.

"Yaudah gue pesenin taksi online aja. kelamaan kalau nunggu sopir Kenan," ujar Arman membuat Keyna, Kenan, Sura, Eliana, dan Gigi mengangga lebar.

"Sebelas kata udah berhasil lo ucapin? congratulation teman" ujar Eliana yang belum mempercayai apa yang baru saja Arman ucapkan.

"Hemmm," jawab Arman.

"Lebay lo, cuma sama gue dia mau ngomong panjang," kata Gigi menyombongkan dirinya.

Taksi pesanan Arman sudah datang. dengan berhimpitan mereka masuk ke dalam. Sura yang sedari badmood menjadi sensi ketika Kenan lebih mendapat tempat yang lebar dibandingkan dengannya, "lo bisa geser enggak sih Ken? Kenapa juga lo ada di sebelah gue?"

"Yaudah gue sama Keyna pesen taksi lagi aja dari pada lo kebanyakan bacot," ujar Kenan menarik tangan Keyna untuk turun.

"Emang lo udah pesen taksi?" Keyna mengembuskan nafas kasar karena Kenan lebih sibuk dengan handphone miliknya. "Kenan! gue tanya sama lo."

"Key, gue mau ngajak lo ke sesuatu tempat," ujar Kenan menarik tangan Keyna, mengajak perempuan itu berlari mengikuti langkahnya.

Keyna tidak tahu ke mana Kenan akan membawannya. Ia sudah lelah mengikuti Kenan yang masih terlihat sanggat bersemangat. Kaki Keyna sudah sangat merasa lelah, ia memilih berhenti membiarkan Kenan berjalan sendiri.

K I T A [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang