bab 04; Gagal Move On

565 38 2
                                    

KEYNA
EL! GUE GAMON:'(

ELIANA
Lo balikan sama Kenan!

KEYNA
GAK MAU!

ELIANA
KALAU LO GAK MAU GUE SS PESAN LO TADI

KEYNA
JANGAN:'(

ELIANA
terus lo maunya apa?

KEYNA
gue masih sakit hati:'(

ELIANA
gue otw rumah lo

Keyna
Oke:')

Tidak berselang lama bel rumah Keyna berbunyi yang lantas  membuatnya bergegas untuk membuka pintu, "Kok lo.."

"Gue boleh masuk?" tanya Kenan yang kehadirannya membuat Keyna terdiam.

"Eh ada Kenan, kok enggak disuruh masuk?" ujar Rita baru keluar dari dalam kamarnya.

Mau tidak mau ucapan Rita membuat Keyna mempersilahkan Kenan untuk masuk.

"Bentar tante buatin minum dulu."

"Makasih Tante," jawab Kenan dengan sopan.

Keyna masih diam menatap Kenan dengan curiga. Kenapa Kenan tiba-tiba ke rumah gue? Atau jangan-jangan....Eliana!

"Gue ke sini cuma mau mastiin kaki lo udah baik."

"Zaman udah maju, lo bisa Whatsapp gue," jawab Keyna.

"Dan gue juga tahu lo gak akan bales whastapp gue. Jadi gue datang ke sini," Kenan menatap kaki Keyna yang masih menyisakan bekas biru, "Udah lo kompres pakek air es?"

"..."

"Key, Key, dari dulu ceroboh lo gak hilang-hilang ya."

"..."

Mata Keyna menatap martabak coklat keju yang baru saja Kenan buka. Kalau seperti ini Keyna pastikan ia bisa memaafkan Kenan. Tapi sori Ken lo udah keterlaluan menurut gue.

"Lo masih suka martabak manis depan kompleks rumah lo kan? Nih, lo makan atau mau gue yang suapin?"

"Loh, kok jadi Kenan yang repot bawain Keyna martabak?" ujar Rita membawa nampan berisi minuman, "Ini Ken di minum dulu. Oiya Tante permisi dulu ya, mau nyiapin makan malam."

"Iya Tante."

"Oh satu lagi, Kenan makan malam di sini ya."

"Tapi Tan..."

"mah!"

"Eits, gak ada yang boleh nolak."

Rasanya percuma saja Keyna debat dengan Rita. Dan satu lagi, Keyna pasti terlihat kejam dimata Kenan kalau ia tidak menyetujui ucapan Rita. Jadi, mau tidak mau malam ini menjadi malam kesialan untuk dirinya.

Kenan hanya tersenyum melihat Keyna yang melahap martabak manisnya. Sampai-sampai membuat mulut perempuan itu blepotan coklat. Kenan mengambil tisu yang terletak tidak jauh di depannya. Lalu ia mengarahkan tangannya untuk mengusap sudut bibir Keyna. Gerakannya membuat Keyna berhenti mengunyah dan menatap Kenan dengan tajam. Sialan!

"Kalau makan pelan-pelan," ujar Kenan.

Jujur Keyna tidak suka sikap perhatian Kenan sekarang. Kalau Kenan terus melakukan itu Keyna bisa-bisa kembali luluh. Tidak, ia tidak mau disakiti untuk kedua kalianya oleh Kenan.

Bel rumah Keyna kembali berbunyi. Kali ini Kenan spontan membukakan pintu, agar Keyna tidak bersusah payah berjalan.

"Kok lo di sini?" tanya Eliana dengan curiga.

K I T A [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang