bab 27; menjadi bahan bully-an

426 23 2
                                    

"Masih punya muka buat masuk sekolah lo?" ujar  Amanda yang menghalangi pintu masuk ke dalam kelas.

"Penting banget gue jawab?" tantang Keyna membuat Amanda mengertakkan giginya karena sebal.

Di belakang sudah ada Tara, Budi, dan Arman yang antri untuk masuk. Melihat posisinya yang akan kalah jika terus berurusan dengan Keyna, Amanda memilih mengalah. Keyna berjalan mendekat ke arah ketiga temannya yang lebih dulu berangkat.

"Gue mau bicara sama lo," ujar Tara membuat Keyna, Sura, dan Gigi saling bertatapan. Pasalnya sebelum ini mereka tidak mendengar kabar buruk perihal hubungan Tara dengan Eliana.

Eliana yang mengetahui kecurigaan dari ketiga temannya segera menarik tangan Tara untuk menjauh. Tingkah Eliana tanpa sadar semakin membuat Keyna penasaran. Apa yang sebenarnya Eliaan sedang sembunyikan dari Keyna dan teman-temannya yang lain? 

Suasana kembali gaduh kalau bukan ulah Budi yang terus mengoda Sura dan disaksikan banyak siswa di dalam kelas. Sura terlihat menikmati pertunjukan Budi. Sedangkan Gigi mendengarkan musik dengan headset yang ia bagi dengan Arman. 

Bel masuk sekolah sudah berbunyi sekitar setengah jam yang lalu. Namun belum ada guru yang masuk ke dalam kelas. Begitu juga kehadiran Kenan dengan Iren. Tumben Kenan gak masuk? ngapain juga gue peduli, bodo amat.

"Makannya pasang alrm, gara-gara lo kita telat," ujar Kenan yang baru saja masuk bersama Iren di belakangnya.

"kok lo jadi nyalahin gue? kan lo yang telat jemput gue."

"kayak lo gak ngerti Indonesia aja macetnya kayak apa," ujar Kenan menaruh tasnya ke bangku.

kenan mengangkat satu kakinya di atas meja. di sampingnya Iren sedang mengeluarkan bekal yang tadi Mawar siapkan untuknnya, "Gilak, masakan mama lo masih enak aja dari dulu."

"yaiyalah mama gue. kalau lo yang masak rasannya bakalan mirip sama air laut."

"sialan lo," jawab Iren menepuk pundak Kenan sembari tertawa bersama.

Tingkah keduanya tidak luput dari mata Keyna. ia yang duduk berjarak dua bangku dari Kenan dan Iren bisa melihat ekspresi bahagia dari mata Iren. juga senyum hangat dari Kenan  untuk Iren. melihat pemandangan itu membuat dada Keyna sesak.

"gue nanti nginep di rumah lo  ya," ujar Iren dengan nada sengaja ia keraskan supaya Keyna mendengarnya.

"lo pikir rumah gue tempat pengungsian."

"gue bilangin tante biar lo di marahin," ancan Iren.

"serah lo."

"yey!" Iren memeluk tubuh Kenan yang langsung membuat Keyna berdiri dari tempat duduknya. Keyna keluar dari kelas dengan emosi yang ingin ia luapkan.

Mungkin kantin adalah tempat yang cocok untuk dirinya saat ini. Jam pelajaran masih berlangsung, sehingga hanya ada beberapa siswa yang masih berada di kantin. Termasuk Amanda yang sedang bergerombol dengan anak IPS 3. Amanda menatap Keyna dengan senyum menyebalkannya. Keyna mengacuhkan Amanda, ia memilih melewati Amanda dan siswa lain tanpa peduli.

"oh ini yang lo maksud cewek murahan?" 

"bukannya dia mantan ektua OSIS kita ya?"

"kalau ini gue tahu, dia yang pernah tidur bareng sama Kenan kan?" 

Bukannya membaik, keadaan di kantin semakin membuat Keyna geram. Ia hanya berdiri membelakangi Amanda dan lima perempuan lain yang Keyna sendiri tidak tahu namannya. Namun Keyna tahu dari mana biang masalahnya. Siapa lagi aklau bukan Amanda.

"dengar-dengar Keyna juga lagi dekat sama Kak Rey, mantan ketua OSIS angkatan lalu," cibir perempuan dengan rambut tergerai sebahu.

"jangan-jangan lo bisa masuk OSIS karena tubuh lo," ujar Sesil begitu nama yang tertera di baju seragamnya.

K I T A [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang