Setelah urusan kedua cowok tampan itu selesai, mereka berdua berjalan menuju kelas untuk menemui sang kekasih. Jangan tanya kenapa Carl dan Alex tau tentang Riri juga Risha menyukai mereka. Hei sayang, ini sudah tahun 2019 bukan lagi jaman penjajahan Belanda ataupun PKI. Alex dan Carl itu cowok yang fasih sekali melihat gelagat cewek yang punya rasa dengan mereka. Bukan cuman Alex dan Carl saja pasti di luaran sana para cowok-cowok tau gelagat cewek yang seperti itu.
Sampainya di kelas, ternyata Flavia sedang menyampaikan sesuatu ke teman-teman sekelas. Flavia yang melihat jika kekasih dan abangnya itu baru saja sampai Ia berhenti sejenak. Carl dan Alex pun masuk sambil tersenyum manis ke Flavia.
"Ada pengumuman apa?" Tanya Carl ke Flavia.
"Abang duduk aja biar Flavia kasih tau mulai awal." Jawab Flavia.
Carl mengangguk lalu duduk di samping Shesil tak lupa Carl memberikan kecupan manis di pipi kanan sang kekasih. Sedangkan Alex merangkul pinggang Flavia dengan manja lalu menatap Flavia sambil cemberut. Dan semua itu tak luput dari pandangan takjub teman sekelas mereka terutama kaum hawa, kecuali para sahabat mereka yang sudah paham betul bagaimana tingkah Carl dan Alex jika bersama sang kekasih.
"Lex duduk dong. Masa seperti ini sih," bisik Flavia.
"Aku kangen." Rengek Alex tidak peduli tempat dan suasana.
"Alex, jangan bandel. Sekarang duduk dulu." Kata Flavia sambil melepaskan rangkulan Alex di pinggangnya.
Alex pun menurut karena takut Flavia marah kepadanya lalu Alex berjalan menuju tempat duduknya. Alex duduk di tempatnya dengan mata yang tak lepas menatap Flavia.
"Berhubung Alex dan bang Carl datangnya terlambat, pengumumannya aku ulang kembali. Jadi begini teman-teman, untuk memperingati hari kemerdekaan osis mengadakan lomba. Setiap kelas wajib mengeluarkan perwakilan kelas untuk mengikuti lomba tersebut. Lomba yang dilaksanakan itu meliputi Basket, Cheerleader, dan Dance grup. Lomba akan dimulai besok lusa, jadi kita memiliki waktu 2 hari untuk latihan yaitu sekarang dan besok." Jelas Flavia.
"Flav, dance grupnya itu gimana?" Tanya Poppi.
"Oh, untuk dance grup terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan jumlah maksimal 15 orang."
"Seperti biasa ajalah Flav, perwakilan kelas kita lo sama teman-teman lo aja." Cetus Roni ketua geng bandel kelas Flavia.
"Jadi kalian gak mau maju?" Tanya Bianca yang duduk di meja guru.
"Selagi masih ada kalian kenapa harus kita. Toh, murid kelas kita yang berani tampil kan geng kalian doang." Jawab Roni.
"Bener kata Roni. Kelas kita bisa maju itu ya karena kalian, jadi kita sebagai anggota hanya bisa mendukung dari belakang." Sahut Sasa ketua fans Alex dan Flavia.
"Baiklah, yang penting kalian tetap semangat jadi penonton alaynya."
"Siap!"
Flavia dan Bianca pun kembali ke tempat duduk mereka masing-masing. Flavia duduk di samping Alex lalu menatap cowok tampan itu. Alex cemberut seperti bocah yang tidak di belikan mainan kesukaannya.
"Ututu, kenapa cemberut gitu sih. Jelek banget kalo cemberut." Ucap Flavia sambil menepuk pelan bibir Alex yang maju itu.
"Gak papa jelek yang penting ganteng."
Flavia terkekeh lalu menarik Alex ke dalam pelukannya. Alex meletakkan dagunya di bahu Flavia. Flavia mengusap-usap sayang rambut belakang Alex sedangkan Alex mempererat pelukannya.
"Nanti kamu kumpul osis?" Tanya Flavia ke Alex. Alex mengangguk.
"Padahal aku ingin lihat kamu latihan." Gerutu Alex.
"Gak papa sayang kamu fokus aja sama Osismu. Ohya, kamu bisakan ikut tampil dance grup?"
"Bisa dong. Lagian jabatanku hampir habis jadi bebas."
"ALEX!!" Teriak Sean memenuhi ruang kelas.
Alex yang tadinya menikmati usapan-usapan sayang dari Flavia langsung membuka matanya lebar. Flavia menghentikan aktivitasnya lalu menoleh ke arah Sean yang berada di depan kelas.
"Eh, bangsaat. Tolong dong, bacotnya di perkecil. Volumenya ketinggian buseet. Ini kelas bukan hutan!" Tutur Gabriel yang merasa terganggu.
"Ganggu acara gibah kita aja lo!" Sahut Andrew.
"Iya lo dasar! Padahal tadi topiknya udah sampai hot-hot maemunah pacar jamilah." Timpal Nicholeus.
"Gue itu ada urusan sama Alex. Bukan sama lo bertiga, paham!" Ucap Sean.
"Kenapa?" Tanya Alex sambil menatap Sean.
"Lo di panggil sama wakil lo. Gue lupa namanya siapa. Katanya lo di tunggu di ruang osis." Jawab Sean.
"Oh gitu. Honey, aku ke ruang osis dulu ya. Gak papakan aku tinggal sebentar?" Flavia tersenyum.
"Iya sayang. Ya sudah sana, kasihan yang lain nungguin kamu."
"Ish, kok ngusir sih. Padahal aku masih pengen lama-lama disini." Rengek Alex.
"Profesional dong little boy, kamu ketua osis sayang. Nanti gak kelar-kelar kalo kamu gak segera datang."
"Oke deh. Tapi janji jangan kemana-mana tungguin aku selesai disini."
"Iya bawel."
"Cium dulu biar aku tambah semangat.." pinta Alex manja.
Flavia pun memeggang kedua pipi Alex lalu mengecup bibir merah Alex dua kali.
"Sudah aku cium. Sekarang pergi gih."
Alex senyum-senyum sembari mengangguk. Tak membuang kesempatan Alex mengecup kening Flavia dan pipi kanan Flavia.
"Aku pergi dulu. Simpan dulu kangennya, honey. Aku mencintaimu."
Alex pun berdiri sebelum melangkah Alex memberikan kedipan manja ke Flavia lalu pergi. Flavia tersenyum memandang Alex keluar dari kelas.
"Dek." Panggil Carl.
"Ada apa bang?"
"Sini, abang mau ngomong penting."
"Ngomong apaan?" Flavia mendekat ke tempat duduk Carl dan Shesil.
"Ini tentang murid baru tadi pagi."
"Emang ada apa?"
"Abang ngerasa kalo kamu harus hati-hati sama mereka. Bukan kamu saja abang juga ngerasa gitu."
Flavia dan Shesil dibuat bingung dengan ucapan Carl yang mendadak misterius.
🍂🍂🍂
TBC
.
.
Vote n Komen✅
.
.
Ad yg kngen?
.
.
.
See you sooon:)
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY ALEX [on hold]
FanfictionSequel of My Perfect Husband🔞 "Tubuhmu sangat indah, honey. Aku tidak bisa mengendalikan hasratku untuk tidak menyentuhmu" "Kamu selalu saja berkata seperti itu, alex. Jangan coba-coba menyentuhku sebelum kita menikah!" Alex Xavier Donson anak angk...