3. The Babysitter

90.1K 3K 58
                                    

"Jadi kau sekarang menjadi babysitter Griffin selama enam bulan. Untuk hal lain lain dan lebih lanjut sudah tertulis di kontrak." jelas Xael sambil berjalan santai. Ia menyimpan kedua tangannya di kedua saku celanan jeansnya. Ia dan Xael sedang berjalan santai di pinggir kolam renang.

Hari ini Xael terlihat beda di mata Raelyn dengan stylenya. Xael memakai jeans mendek berwarna coklat dengan kaos polos berwarna putih. Sangat berbeda dengan Xael yang ia temui kemarin, sangat rapi dan bossy dengan balutan jas mahal dan sepatu berkilat dengan suara yang mengintimidasi.

Raelyn mendengarkan dengan teliti sembari berjalan kecil di belakang Xael. Dua jam yang lalu Xael sengaja memanggilnya untuk datang. Dan mulai hari ini, ia adalah babysitter resmi Griffin. Ia hampir berteriak kegirangan saat Xael mengatakan hal tersebut. Raelyn sangat senang dengan pekerjaan ini, mengurus anak kecil adalah kesukaannya, apalagi gaji yang Xael berikan cukup tinggi.

Bukan bermaksud mata duitan namun Raelyn hanya menjadi realistis. Siapa yang tidak butuh uang di zaman sekarang? Pasti butuh. Sama dengan Raelyn, ia hanya ingin menghasilkan uang dengan jerih payahnya sendiri.

"Okay." balas Raelyn.

"Apakah kau bisa mengendarai mobil?" tanya Xael.

"Ya, saya bisa." jawab Raelyn jujur. Raelyn mulai bisa mengendarai mobil saat ia berumur 17 tahun. Ia berlatih secara otodidak dengan mobil milik sahabatnya, Jamie Anderson.

"Apakah kau punya sim?" tanya Xael memastikan.

Raelyn mengangguk cepat, hanya untuk meyakinkan, "Ya, aku punya." ia mendapatkan sim mengemudinya saat berumur 18 tahun. Tepat di hari ulang tahunnya.
Ia meraih tas punggungnya dan mulai mencari dompetnya. Ia mengambil sim dari lipatan dompet lalu menunjukkannya pada Xael.

Hanya memastikan jika ia benar benar bisa dan sanggup mengemudi.

Xael tersenyum miring.

Raelyn merasakan jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Fokus pandangannya beralih pada bibir Xael.

Demi Tuhan senyumannya sangat sangat menawan. Hal itu membuat ketampanan Xael meningkat berkali kali lipat.

Xael meletakan sesuatu di tangan Raelyn. Kali ini tangannya bersentuhan dengan Xael. Seketika rasa hangat menjalar dari leher hingga kedua pipi Raelyn.

"Here's your keys." ujar Xael sembari menunjuk kunci mobil yang ada di tangan Raelyn.

Raelyn mengangguk gugup. Ia melihat sekilas senyum Xael yang mengembang hingga menampakkan giginya sebelum Xael berbalik dan membelakanginya. Diam diam Raelyn menggeruti dengan tindakan Xael. Padahal ia belum selesai mengagumi keindahan senyumannya.

"Kau bisa membawanya kemana pun selama kau sedang bekerja. Anggap saya ini mobil dinas.' jelas Xael. Ia masih memunggungi Raelyn.

Raelyn kembali mengangguk walaupun Xael tidak melihatnya, "Baiklah."

Hening untuk sekian tetapi mereka tetep berjalan santai.

Tanpa ada peringatan, Xael membalikan dirinya. Hampir saja Raelyn menabrak Xael karena tindakan Xael yang tiba tiba. Ia berada sangat dekat dengan Xael, bahkan hidungnya hampir bersentuhan dengan punggung Xael. Raelyn mengambil satu langkah ke belakang agar tidak terlalu dekat. Kali ini senyuman Xael sudah tidak tampak lagi.

"Jam berapa kau masuk kampus?" tanya Xael.

"Aku masuk jam sembilan."

"Ku harap kau bisa datang jam enam pagi atau kurang." tutur Xael.

"Tentu." jawab Raelyn antusias.

"Jadi tugasmu saat pagi adalah menyiapkan Griffin untuk siap berangkat sekolah. Sarapan dimulai pukul tujuh dan aku mau Griffin sudah siap di meja pada pukul tujuh. Kau bisa mengantar Griffin sekolah pada pukul setengah delapan, sekolah mulai pukul delapan. Lokasi sekolah Griffin ada di Los Feliz, nanti ku catatatkan alamatnya." Xael mengutarakan tugas Raelyn.
"Tambahan, catatan tentang seragam Griffin sudah ada lemari Griffin." lanjut Xael.

Babysitter With Benefits Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang