Raelyn menatap keluar jendela sambil pikirannya mengulang kembali kejadian di pesta tadi. Raelyn tidak pernah menyangka jika ia akan kembali bertemu dengan pria yang dulu meninggalkannya saat ia sedang kasmaran padanya.Jonathan Delario, pria itu yang meninggalkan Raelyn kedinginan di malam ulang tahunnya. Pria itu juga yang menjadi cinta pertama Raelyn dulu. Dan kini melihat pria itu hadir, percikan cinta itu kembali hadir sedikit. Untung saja Jonathan tidak mengenalinya di pesta tadi jadi Raelyn tidak harus repot repot bersembunyi.
Raelyn terus melamun hingga tak sadar jika mobil sudah berhenti di depan rumahnya.
"Sudah sampai." ucap Xael membuyarkan pikiran Raelyn.
Raelyn ugelagapan dan langsung mengambil barang barangnya.
Xael menyadari ada yang salah dengan Raelyn. Semenjak di pertengahan pesta, Raelyn terlihat tegang dan sesekali ia menutup wajahnya. "Kau baik baik saja?" tanya Xael ingin memastikan keadaan Raelyn.
Raelyn mengangguk. "Aku izin untuk tidak bekerja besok."
"Kenapa?"
"Ada beberapa berkas kampus yang harus aku urus besok pagi pagi sekali. Tapi sudah ku siapkan barang barang Griffin jadi ia bisa langsung berangkat sekolah besok." jelas Raelyn.
"Okay. Ku izinkan."
Raelyn mengeluarkan sebuah kunci mobil dari dalam tasnya. Ia menyodorkan kunci dengan simbol Y terbalik kepada Xael, "Ini kunci mobil yang kau pinjamkan. Aku lupa mengembalikannya."
Xael menggeleng, "Ambil saja."
Raelyn tetap memaksa dan terus menyodorkan kunci tersebut kepada Xael. "Tidak tidak. Ini terlalu... terlalu saja."
Menurutnya, seorang babysitter tidak terlalu membutuhkan mobil. Lagipula Raelyn masih bisa menggunakan sepedanya untuk pergi kemana mana.Bukannya menerima kunci dari Raelyn, Xael malah langsung keluar dari mobil. Ia berjalan mengitari mobil dan berhenti di pintu penumpang samping supir. Ia membukakan pintu untuk Raelyn, "Anggap saja sebagai mobil dinasmu." jawab Xael dengan ekspresi tidak ingin di debat.
Mau apa lagi. Relyn memutuskan untuk menerim kembali kunci tersebut. Ia segera keluar dari mobil, "Terima kasih, tapi aku bisa membuka pintu sendiri."
Mungkin jika Raelyn tidak sedang kebingungan dengan keadaan yang terjadi, hatinya akan berbunga bunga karena Xael membukakan pintu penumpang untuknya. Tapi sayangnya, perasaannya kini sedang terombang ambing.
"Itu hanya hal kecil. Mari kuantar sampai depan pintu."
Raelyn langsung berjalan mendahului. Ia berhenti tepat di depan Xael, "Kau tidak perlu melakukannya."
Xael mengmbil satu langkah maju dan Raelyn mundur satu langkah, "Kenapa?"
"Tidak ada apa apa."
Xael melanjutkan langkahnya dan Raelyn semakin berjalan mundur. "Aku memaksa." jawab Xael.
Raelyn menghela nafas lelah, "Baiklah." ia menyerah. Akhirnya mereka berjalan bersisian memasuki pekarangan rumah Raelyn.
"Hei."
"Hm?"
"Jika ku pikir pikir, tidak ada salahnya dengan ucapan ayahku."
Xael berhenti dan otomtis Raelyn ikut berhenti.
"Ucapan yang mana?" tanya Raelyn bingung. Ayah Xael mengajaknya berbicara banyak hal padanya, Raelyn hampir lupa apa saja yang ayahnya katakan.
"Tentang kau menjadi babysitterku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter With Benefits
RomansaMengasuh anak kecil? Sudah biasa. Namun bagaimana jika turut mengasuh daddy dari anak tersebut? Ini baru luar biasa. Kali ini ini Raelyn Caden tidak hanya menjadi pengasuh anak kecil bernama Griffin melainkan juga menjadi pengasuh daddy dari anak te...