⚠️⚠️⚠️Ehm ehm... ati ati ya.
Selamat menikmatiTok...tok...tok...
Raelyn menunggu pintu kamar Xael dengan perasaan gugup. Ia terus menggerakan kakinya untuk mengurangi rasa gugupnya. Sudah lima detik lamanya dan pintu kamar Xael belum terbuka.
Apakah ini tanda untuk mundur? Apakah aku tidak boleh melakukannya dengan Xael?
Raelyn hendak mengurungkan niatnya tetapi pintu kamar Xael sudah terburu terbuka. Xael muncul dari balik pintu dengan keadaan shirtless. Penampilan Xael benar-benar sangat tidak membantu sekarang, Raelyn semakin gugup karenanya. Jantungnya berdetak kencang dan nafasnya mulai tak beraturan, padahal Xael belum menyentuhnya sama sekali.
"Ada apa?" tanya Xael. Ia kali ini bersandar di kusen pintu sembari melipat kedua tangannya di dada. Matanya menjelajah dan mencermati gerak gerik Raelyn yang tidak bisa diam.
Xael sudah terlanjur membuka pintu kamarnya. Tidak ada lagi kesempatan untuk Raelyn mundur dan mengurungkan niatnya.
Okay, santai. Mari kita mulai dengan basa basi sebentar.
"Uhm..." Raelyn mencoba mencari topik ringan untuk basa basi. Raelyn tidak berani menatap Xael karena pasti ia akan ngiler nantinya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Raelyn pada akhirnya.Xael mengerutkan kening bingung, tetapi wajahnya terlihat seperti sedang menahan tawa, "Berdiri di sini, sedang berbicara denganmu." jawabnya. Xael menyerah, ia membuarkan senyum tipisnya tampak di wajahnya.
Raelyn menggeleng, "Maksudku sebelum aku mengetuk pintumu?" Raelyn menjelaskan begitu cepat. Terlihat dekali ia sesang gugup.
"I was about to take a shower. What's up?" jawab Xael.
Oh makanya ia shirtless.
Raelyn menggerakan tubuhnya gugup, "Oh, did I interrupt you?" tanya Raelyn basa basi lagi.
Senyuman tipis Xael hilang begitu saja. Kali ini wajahnya terlihat serius. Mata Xael menatap lurus pada mata Raelyn, "Cut it off, what do you want Rae?" tanya Xael dengan nada serius dan menekan.
Okay, Raelyn mengerti. Xael tidak ingin basa basi lag. Raelyn menarik nafas panjang lalu menjernihkan tenggorokannya, "I've been thinking about your offer and I think I'm ready." ucap Raelyn menjelaskan maksud tujuannya.
"Which offer?" tanya Xael.
Orang ini benar benar berdaya ingat pendek atau ia hanya memancingku?
"You said that you want me." jelas Raelyn berusaha membangkitkan memori Xael.
"So?" tanya Xael datar.
Persetan dengan gugup.
"I want you too, right fuckin now." ucap Raelyn jelas dan menekan.
"You sure? I'm giving you 5 seconds to change your min-" belum sempat menyelesaikan ucapannya, Raelyn sudah memotong ucapannya.
"I don't need 5 seconds whatsoever. I need you now." tukas Raelyn cepat.
Xael tersenyum kecil sambil mengedikan bahu, "Alright then. Come in." ucapnya sebelum berjalan ke dalam kamarnya.
Jeng... jeng... jeng... invitation card bruh.
Raelyn menoleh ke kanan dan ke kiri, matanya menglirik pintu kamar Griffin, hanya untuk memastikan jika semua orang sudah tertidur. Tidak ada orang sama sekali di hallway, akhirnya Raelyn ikut masuk ke dalam kamar Xael. Raelyn menuntup pintu kamar Xael dan tak lupa menguncinya, tidak lucu kan kalau mereka sedang 'melakukannya' tiba-tiba Griffin masuk. Raelyn akan langsung mengubur diri dalam dalam dan siap-siap menghapus identitasnya. Itu akan sangat memalukan. Kunci sudah tidak bisa diputar yang berarti pintu sudah terkunci sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter With Benefits
RomanceMengasuh anak kecil? Sudah biasa. Namun bagaimana jika turut mengasuh daddy dari anak tersebut? Ini baru luar biasa. Kali ini ini Raelyn Caden tidak hanya menjadi pengasuh anak kecil bernama Griffin melainkan juga menjadi pengasuh daddy dari anak te...