Bab 13 : Sensor

118 10 0
                                    

"Hei, anj***! Lama banget kita ga ketemu."

"Woi, bang***! Balikin hp gue!"

"Gob***! Kayak gini aja ga bisa kamu!"

"Ih, dasar. Bodi kayak bab* kok pake bajunya yang begitu sih? Mana cocok?"

"Ini kenapa suara gue ga keluar pas manggil dia dengan sebutan anj***? Tuh kan." Protes beberapa orang saat suara mereka menghilang tiba-tiba.

"Ini kenapa gue ngirim chat susah banget sih? Ga terkirim-kirim? Padahal kuota ada kok." Protes yang lain saat gagal mengirim pesan melalui ponselnya.

Tiba-tiba layar LCD di pusat kota menampilkan sosok Sang Wali Kota.

"Ehem." Sang Wali Kota berdehem. Mengetes mikrofon apakah sudah siap atau belum.

"Perhatian untuk para penduduk kota tercinta! Saya selaku wali kota mencanangkan program baru. Kami baru saja membuat purwarupa sebuah teknologi baru dan kami sedang mengujicobanya. Setiap penduduk kota yang memanggil orang lain, baik itu teman maupun orang asing, dengan sebutan-sebutan yang tidak pantas akan saya modus-senyapkan. Kalau mereka mengetikkan kata-kata tidak pantas itu melalui pesan, secara otomatis pesannya tidak akan terkirim. Apabila kalian tetap melakukan hal tersebut, maka suara kalian akan di-modus-senyap-kan untuk selamanya atau ponsel kalian tidak akan bisa digunakan lagi. Hal ini saya lakukan untuk membiasakan kita berbicara yang baik untuk menghormati orang lain. Sekian. Terima kasih." Lalu layar LCD itu mati. Meninggalkan tanya di benak para warga kota.

***

Mini Stories [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang