"Nak, pergilah!" Ayah berkata padaku suatu hari.
"Tapi, Yah, tempatku di sini. Aku berasal dari sini. Lagipula Ayah, Ibu, saudara-saudaraku, mereka semua hidup di sini."
"Di sini sudah tidak aman, Nak. Kamu lihat itu." Ayah menunjuk pada kejauhan. Retas-retas api masih menyala meninggalkan jejak hutan yang terbakar yang kini sudah gundul.
"Kita sudah kehabisan tempat untuk ditinggali. Dan lagi, Ayah tak ingin kalian mati muda karena ulah mereka yang mencabut gading kita seenaknya. Biarkan Ayah dan Ibu yang sudah renta ini yang tinggal. Kamu bawalah saudara-saudaramu pergi ke hutan yang lebih aman. Setidaknya kita tidak punah."
Aku menangis.
***
SAVE OUR FOREST!! ✊
KAMU SEDANG MEMBACA
Mini Stories [COMPLETED]
RandomAda banyak cerita dalam hidup ini . . Dan selalu ada secuil kisah menarik tentangnya. Apakah yang menarik itu? First published in September 2, 2019 Update tiap hari