bodoamad

23 0 0
                                    

Happy reading!

"Mau ke mana Lang?" Tanya Arbizya yang baru saja kembali dari warung bersama Thalita dengan membawa tiga botol air mineral dan beberapa cemilan ringan.

"Pulang Zy." Gilang menyampirkan handuk kecilnya di pundak kirinya sembari melangkah

Thalita dan Arbizya sontak mengekori Gilang yang sudah melangkah lebih dulu, sementara Gilang justru mempercepat langkah kakinya

"Tungguin dong Lang! Capek nih" rengek Arbizya

Gilang menoleh dan memelankan langkahnya namun tetap berjalan.

"Nggak ada yang nyuruh lo ngikutin gue,Zya."

Arbizya dibuat melongo dengan ucapan Gilang, sementara Thalita berusaha mati-matian menahan tawanya yang sudah siap pecah kapan saja ketika melihat ekspresi Arbizya yang cengo itu.

"Komuk lo tolong dikondisikan Thal" rupanya ekspresi Thalita tidak luput dari pandangan seorang Gilang.

Thalita merubah ekspresi wajahnya sebiasa mungkin.

Emang ya... dasar Gilang kupret. Dia yang bete, semua jadi sasaran.- batin Thalita meronta ingin dikeluarkan... (mwehehe... becanda kok. Peace)

"Apasih. Gasud banget jadi manusia" cibir Thalita sambil memajukan bibirnya

"THALITA!"

Thalita terlonjak kaget dengan teriakan dari Arbizya, begitu pun dengan Gilang yang tetap beberapa langkah di depan kedua gadis itu

"Gue ngga suka ya liat lo kecentilan gitu. Apalagi lo centilnya ke Gilang" protes Arbizya dengan gamblangnya.

"Lah? Dibagian mananya coba,Zy gue kecentilan sama si Gilang? Lo mabok oksigen?"

"Itu tadi ngapain coba? Bibir lo di monyong-monyongin gitu? Ngarep di sun sama Gilang kan lo"

Thalita dibuat cengo dengan tuduhan Arbizya

Di sun Gilang? Wohohoho.... tydak serendah itu fergusy! Aslee... nih cewek kalo demen ya demen aja. Jangan sampe nuduh gue juga kali T_T huhu...

"Astaghfirullah... kok lo buruk sangka sih Zy? Ya nggak mungkinlah gue ngarep di sun Gilang. Lagian lo lebay banget jadi pacarnya Gilang, perasaan dulu nggak gini deh"

"Ya itu kan udah beda lagi tema nya,Thalita"

"Auk ah. Serah lo. Bye." Thalita mempercepat langkahnya, berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Gilang

"Cewek lo lebay banget sih Lang." Adu Thalita pada Gilang

"Lo juga cewek Thalita Cahyani"

"Hft.. bukan itu maksud gue,Gilang Laksa. Maksud gue, tuh... cewek yang statusnya jadi pacar lo itu kelakuannya lebay banget. Enek gue liat dia,Lang"

"Biarin aja sih. Kok lo yang sewot? Kan nggak ada juga yang nyuruh lo liatin Zya,Thal"

"Bodoamad Mamad... kesel gue. Nggak guna curhat sama laki-laki macem lo,Lang"

Gilang tertawa mendengar ocehan Thalita, saat menoleh dan melihat ke belakang, Gilang mendapati Arbizya sedang tertawa dengan seseorang yang mungkin menelponnya.

"Santuy ae dong liatin pacarnya Bang, nggak ilang nggak." Cibir Thalita yang sudah bosan dengan perubahan ekspresi Gilang yang tiba-tiba.

"Kalo pun dia ilang, gue cari yang baru lah." Sahut Gilang dengan percaya dirinya.

Thalita memutar bola matanya jengah dengan sikap Gilang yang menurutnya merasa sok tampan.

"Dih, kayak ada yang mau aja sama lo,Lang"

"Kan ada lo,Thal."

"Gue?" Tanya Thalita dengan menunjuk dirinya sendiri

"He'um" Gilang menaik turunkan alisnya sambil tersenyum penuh arti dan di detik berikutnya Gilang mengaduh kesakitan karena mendapat bogeman mentah dari Thalita pada bagian perut laki-laki itu.

"Mampus! Bye!" Thalita melenggang pergi dengan santai tanpa memperdulikan sahabatnya yang sedang kesakitan.

Sementara Arbizya yang sedang asik dengan obrolannya bersama seseorang di seberang sana tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya termasuk Gilang yang kini sudah berdiri di sampingnya sambil menahan sakit.

*****

"Lho? Cyellyen? Tumben pagi-pagi udah nongol dari rumah Neneknya Thifa?" Tanya Thalita yang tidak sengaja berpapasan dengan Cyellyen di halaman rumah Nenek Zathifa

"Eh, iya nih Thal. Tadi pagi abis keliling taman, terus Zathifa ngejengkang gegara ngga sengaja gue tarik terus bocahnya minta dianter pulang. Ya udah deh gue anterin pulang. Hehe.." jelas Cyellyen panjang lebar.

Thalita mengangguk sambil tersenyum, sangat ramah senyum dengan orang lain tapi berbeda saat bersama sahabat-sahabatnya.

"Terus, sekarang lo mau ke mana? Langsung balik atau mau mampir dulu ke rumah gue gitu?"

"Gegayaan rumah lo, rumah bokap nyokap lo kali, Thal" gurau Cyellyen
"Lain kali deh gue mampir ke rumah lo. Gue balik ya. Bye" lanjutnya

"Mwehehe... iya juga. Ya udah hati-hati ya. Pulangnya lewat jalan ya... jangan lewat selokan."

"Sultan mah ngga level lewat jalan. Levelnya lewat awan-awan di langit" ucap Cyellyen dengan sombongnya

Thalita hanya geleng-geleng kepala sambil melihat tubuh Cyellyen yang semakin menjauh.


Lanjutkah?

MenyentuhmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang