Tap bintangnya doeloe yups:")
Hari minggu sore ini aku dan nenek sudah siap untuk menghadiri acara rutinan yaitu pengajian ibu-ibu di lingkungan dekat rumah nenek.
"Nek, pengajiannya di rumah siapa,sih?" Tanyaku penasaran, karena nenek berjalan ke arah rumah orang tua Mas Laksa.
"Pengajian hari ini kan di rumah temenmu Za, si Gilang"
Ucap nenek memberi penjelasan padaku.Aku hanya ber-oh ria saja, padahal semakin dekat jarak antara rumah orang tua Mas Laksa dan tempat aku berdiri, detak jantungku semakin tidak beraturan.
Ya Allah... keindahan apa lagi ini? Betapa sempurnanya segala sesuatu ciptaan-Mu.
Mas Laksa berdiri di depan pintu utamanya, menyambut tamu yang datang.
"Loh? Kok Gilang yang nyambut? Ibu nya ke mana?" Samar-samar aku mendengar Bu Yatni, salah satu anggota pengajian ibu-ibu itu bertanya pada Mas Laksa di depan pintu.
Mas Laksa tersenyum, Ya Allah... betapa indahnya senyum yang Kau anugerahkan pada hamba-Mu yang satu itu.
"Ibu lagi di dapur, Bu. Silahkan masuk, Bu Yatni" ujar Mas Laksa ramah.
"Lho, Zathifa kok berdiri di sini? Ngga mau masuk nih?" Aku terkejut dengan kehadiran Thalita yang berada di belakangku.
Rasanya malu sekali, Ya Allah. Apa Thalita melihat aku sedang menatap kagum pada Mas Laksa? Nenek saja sudah ada di dalam rumah Mas Laksa, entah kapan nenek masuk ke sana.
Aku menoleh ke belakang, ku perhatikan Thalita dari atas sampai bawah, cantik. Itu yang aku akui dari seorang Thalita. Dia mengenakan gamis berwarna biru dongker dengan pita berwarna pink di bagian pergelangan tangannya dan khimar berwarna pink yang senada dengan pita gamisnya itu.
"Kok malah ngelamun sih, Za?" Thalita mengenggam tanganku "masuk yuk. Ngga enak udah di tungguin sama ibu-ibu" ucapnya sambil berjalan mendahuluiku tanpa melepaskan genggamannya.
Tepat di depan pintu, Mas Laksa masih saja berdiri di situ. Padahal aku berharap dia pergi.
Aku semakin menundukan kepalaku saat Thalita berjalan menuju ke arah Mas Laksa.
"Hai Tha..." sapa Mas Laksa pada Thalita, hanya Thalita? Yayaya... aku cukup sadar diri, "masuk gih. Udah di tungguin tuh sama ibu-ibu yang lain" lanjutnya.
Thalita tertawa, "iya-iya. Sabar dong. Kamu ngga lihat? Putri solo ini lama jalannya. Jadi harus sabar." Gurau Thalita.
Aku merasa Mas Laksa melihat ke arahku, dia berdeham ringan.
"Eh.. nak Thalita, ayo nak masuk. Itu yang sama nak Thalita si Zathifa ya? Ayo masuk nak Zathifa." Bu Leni, Ibunya Mas Laksa menyuruh Thalita dan aku untuk segera masuk.
***
Bu Leni mengajak aku dan Thalita ke dapur rumahnya, meminta kami untuk membantunya menyiapkan makanan yang akan disediakan untuk para ibu-ibu pengajian.
Tidak hanya kami bertiga yang ada di dapur, Mas Laksa juga ada.
"Nak Thalita bantu ibu ngehias kuenya aja ya, nanti biar nak Zathifa sama Aksa yang natain kue-kuenya di piring sekalian nganter ke depan." Ucap Bu Leni membagi-bagi tugas.
"Aksa sama Thalita aja Bu yang natain kuenya" ucapan Mas Laksa terdengar seperti sedang protes.
Mas Laksa tidak suka dengan kehadiranku,yaa? Hfftt... ya sudahlah. Mau bagaimana lagi? Lebih baik aku yang sadar diri saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyentuhmu
General FictionIzinkan aku menyentuhmu wahai hati yang dimiliki olehnya, seseorang yang aku kagumi dari kejauhan. ___^*^*^___ Ini hanya bagian dari kisah klasik antara Zathifa Faura dan Gilang Laksa. Zathifa Faura hanya seorang gadis sederhana dengan...