Hari ini sepertinya benar-benar sebuah hari yang mengguncang debaran di dalam jantung Zathifa.
Setelah kurang lebih satu jam lebih tiga puluh menit yang lalu gadis itu melantunkan hafalannya bersama dengan peserta lain yang kemampuannya melebihi dirinya.
Tak ayal hal itu membuat ia seketika merasa khawatir, bukan khawatir dengan kemenangan lomba ini, lebih tepatnya ia merasa khawatir dengan keteledorannya dalam melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an, mengingat dirinya yang selama ini kerap kali teledor dalam melakukan hal apapun.
Debaran di dalam sana semakin menjadi manakala sebelum acara di mulai gadis itu mendapat ucapan semangat dari Gilang.
"Nih, makan dulu Za" Cyellyen menyodorkan semangkuk bubur ketan hitam
"Alhamdulillah, makasih ya Lyen."
"Iya, sama-sama. Ehiya, tadi aku liat ada cewek peserta lomba yang lagi deketin Gilang lho Za"
Mendengar penuturan Cyellyen, membuat Zathifa menahan suapan bubur ke dalam mulutnya.
Rasanya Zathifa sudah cukup gemas dengan tingkah sahabatnya ini, tak tahukah Cyellyen bahwa sahabatnya ini sedang berusaha menikmati makanan kesukaannya.
Kenapa harus selalu ada bahan yang untuk dibahas disaat lapar tengah melanda perutnya?
Baru saja Zathifa hendak menjawab, suara keributan mengalihkan atensi kedua gadis itu.
Di sana, di depan pintu Aula SMA BIRAWANA, tempat perlombaan ini di laksanakan, mata zathifa melihat seorang gadis menampar wajah laki-laki yang mampu memacu ritme jantungnya,Gilang.
Cyellyen yang terlanjur kepo menarik paksa Zathifa, memaksa sahabatnya itu untuk menemaninya mendekati sumber keributan, padahal sebelumnya mereka berdua sedang bersantap ria di kantin SMA BIRAWANA.
"EMPAT TAHUN GUE NUNGGU LO, TAPI SEKARANG APA? LO MILIH PEREMPUAN LAIN?!" Teriak gadis berseragam navy itu.
Mata gadis itu menyiratkan luka, sementara Gilang hanya menatapnya tanpa ekspresi. baginya drama seperti ini sungguh memuakkan.
"Amanda, gue nggak pernah minta apalagi nyuruh lo buat nunggu. Itu pilihan lo, harusnya lo tau resiko sakitnya nunggu." ucap Gilang tenang.
namun sepertinya ketenangan Gilang tak berlangsung lama, atensinya seketika teralihkan pada sosok gadis bergamis ungu, Zathifa.
Amanda menyadari bahwa sosok laki-laki dihadapannya ini tidak fokus pada dirinya, ia melihat pusat atensi Gilang dan mendapati dua sosok gadis bergamis, rupanya Amanda juga mengetahui gadis mana yang benar-benar mampu mengalihkan atensi Gilang.
Sementara Gilang merasakan ada yang berdebar didalam sana, namun ia berusaha mengabaikannya.
"Ooh... jadi ini PEREMPUAN IDAMAN Lo" ucap Amanda penuh penekanan pada kata 'perempuan idaman' sambil berjalan dengan angkuh mendekati Zathifa.
sementara itu, Zathifa yang ditatap nyalang oleh Amanda hanya diam, tak mengerti mengapa dirinya disangkut pautkan dalam permasalahan mereka, apalagi Zathifa tidak tahu menahu akar permasalahan mereka.
Dalam hitungan detik wajah Zathifa menoleh keras ke arah kanan, sebuah tamparan tak mampu zathifa hindari karena pergerakannya yang terlalu tiba-tiba.
PLAKK!!!
Suara itu membuat Gilang merasa nyeri, membangkitkan amarahnya yang sudah berhasil ia tutup rapat, namun kini dengan mudahnya terbuka hanya karena melihat gadis itu disakiti, ada yang bergemuruh di dalam sana, meminta untuk diluapkan, namun lagi-lagi gengsi mengalahkan semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyentuhmu
Ficción GeneralIzinkan aku menyentuhmu wahai hati yang dimiliki olehnya, seseorang yang aku kagumi dari kejauhan. ___^*^*^___ Ini hanya bagian dari kisah klasik antara Zathifa Faura dan Gilang Laksa. Zathifa Faura hanya seorang gadis sederhana dengan...