Zathifa dan Cyellyen melangkah santai di koridor kelas dua belas Administrasi perkantoran, setelah menemani Cyellyen mengganti roknya yang terkena noda merah itu dengan celana olahraga.
Atensi keduanya terpaku pada dua manusia yang saling kejar-kejaran di koridor kelas sebelas Multimedia yang letaknya bersebrangan dengan koridor yang saat ini Cyellyen dan Zathifa pijak, tanpa tahu malu.
"Za,itu kok mirip Gilang ya?" pertanyaan dari Cyellyen membuat Zathifa memicingkan matanya itu untuk memastikan bahwa yang dilihatnya memang Gilang.
Anggukan dari kepala Zathifa menjawab pertanyaan Cyellyen.
"Emang yaa mereka itu nggak tau malu, udah besar masih main kejar-kejaran gitu" dumel Cyellyen sewot.
"Biarin aja lah,Lyen. Yuk ke kantin, Indira pasti udah nungguin." ajak Zathifa sambil menarik tangan kanan Cyellyen.
Saat keduanya berbelok ke kiri, tabrakan dari seseorang pun tak dapat dihindari. Dan suara mengaduh kesakitan menjadi pelengkap rasa bersalah si penabrak.
"Maaf, gue nggak sengaja Lyen. Sorry ya" ucap Gilang ramah pada Cyellyen.
"Makanya! Di sekolah itu jangan kayak di hutan! Lo pikir gue nggak lihat kalo dari tadi lo kejar-kejaran sama Kavindo?! Sakit nih sikut gue." sungut Cyellyen berapi-api.
Lain halnya dengan Zathifa yang hanya meringis menahan sakit di bahu kanannya.
Atensi Gilang beralih pada Zathifa."Sorry. Gue nggak sengaja" ucapnya pada Zathifa dengan ketus.
Zathifa mengangguk mengiyakan,lain halnya dengan Cyellyen. Baru saja Cyellyen hendak mengeluarkan unek-uneknya, Zathifa sudah menengahi.
"Aku nggak apa-apa kok." ucapnya menunduk sambil mengusap bahu kanannya.
"Gue minta maaf sama kalian, gue buru-buru. Sorry ya" ucap Gilang sambil berlalu.
"Ehh... Dasar cowok, udah salah. Nggak mau tanggung jawab lagi." keluh Cyellyen setelah Gilang tak lagi terlihat di netranya.
"Udah,biarin. Kasian Indira kalo nunggu kelamaan."
*****
"Ehh... Lo berdua kenapa? Kok bahagia banget ekspresinya."
"Bahagia mbahmu. Kita abis kena musibah,Ra. Bukan lagi bahagia." ucap Cyellyen kesal
"Musibah? Maksudnya gimana?" tanya Indira bingung
"Tadi tuh Gilang nabrak gue sama Zathifa. Bahu Zathifa kena pilar koridor,sikut gue sakit gegara nyungsep di keramik koridor." curhat Cyellyen pada Indira
Indira manggut-manggut mengerti, "itu musibah buat lo. Anugerah buat Zathifa." seloroh Indira mantap.
"Zathifa pasti seneng,iya kan,Za?"
"Enggak" jawab Zathifa kalem.
"Huuuuu.... Sok oncom sih lo,Ra" sorak Cyellyen, sementara yang disoraki, hanya tersenyum kikuk.
Sementara itu di pojok kantin kiri, ada Gilang,Kavindo,Hendri dan Amar sedang menyantap makanan yang mereka pesan.
"Lo nggak kasihan sama Cyellyen atau Zathifa gitu Lang?" tanya Kavindo
Gilang menghentikan gerakan tangannya yang sedang memotong siomay.
"Kenapa? Mereka nggak pantas buat di kasihani,Kav. Lagian lo tau kan, kalo tadi gue udah minta maaf sama mereka?"
"Ya- iya sih,tapi gue jadi ngerasa bersalah sama mereka."
Pengakuan dari Kavindo membuat Hendri gemas, ditoyornya kepala sahabat sehidupnya itu tanpa aba-aba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyentuhmu
General FictionIzinkan aku menyentuhmu wahai hati yang dimiliki olehnya, seseorang yang aku kagumi dari kejauhan. ___^*^*^___ Ini hanya bagian dari kisah klasik antara Zathifa Faura dan Gilang Laksa. Zathifa Faura hanya seorang gadis sederhana dengan...