Happy reading!!! :')
"Indira! Balikin hp gue!" Titah Cyellyen tegas
"Nggak, sebelum lo jawab pertanyaan gue" ucap Indira sambil mengelak, menghindari usaha tangan Cyellyen merebut handphonenya.
"Apasih Dir? Jangan paksa gue di sini dong, kan malu"
"Halah... di kelas sendiri aja sok malu. Padahal mah biasanya malu-maluin lo,Lyen" sahut Amar sambil melenggang keluar kelas
"Yeu' dasar si ampar-ampar terong! Nyahut bae. Sabar ya bebeb Cyellyen" seru Kavindo di pojok kanan belakang
"Bacot lo,Kav! Ditabok Cyellyen mampus lo"
"Heh! Lo berdua yang dipojokan. Sini lo berdua" titah Cyellyen pada Kavindo dan Hendri
"Kita?" Tanya Hendri sambil menunjuk dirinya sendiri dan Kavindo bergantian.
"Dih, apa-apaan? Lo aja sono." Seloroh Kavindo dengan santainya dan kembali ke posisi tidurnya
"Kok gue? Kan lo yang mulai,Kav" keluh Hendri tidak terima
"Lo berdua tuh ya, kalo disuruh gesit dong, jangan kek kangkung, cepet layu" ucap Cyellyen sambil berjalan mengarah pada Kavindo dan Hendri
"Ngga nyambung ogeb." Seloroh Hendri dengan santainya.
Plak!
Dengan santainya pula Cyellyen menampar mulut tak seksi milik Hendri dengan buku tulis yang ada di atas meja milik Kavindo
"Buku gue Ya Salaam! Ya ampun, udah ngga suci lagi buku gue, kenapa lo cipokin buku gue sama mulut luck nutnya Hendri sih Cyel?!"
"EMANG KENAPA?! MAU BIBIR LO SEKALIAN YANG LANGSUNG GUE SODORIN KE HENDRI? Huh?" Cecar Cyellyen dengan berapi-api
"Astaghfirullah! Cyellyen kenapa,Ra?" Tanya Zathifa bingung, seingatnya ketika ia izin menghadap ke Pak Riky di ruangan beliau untuk membahas masalah lomba yang ia batalkan itu, rencananya Zathifa akan mengajukan nama Cyellyen untuk menggantikannya suasana kelas masih aman damai.
Tapi setibanya di kelas, malah suasana ini yang Zathifa lihat. Entah ada apa dengan sahabatnya ini.
"Nggak tahu, Fa. PMS kali" mata Cyellyen menatap horor pemilik suara itu, Indira.
Zathifa mendekati Cyellyen, saat jarak keduanya sudah dekat dielusnya bahu kiri sahabat terkasihnya itu.
"Lyen, istighfar. Kamu ikut aku aja ke kantor guru." Ajak Zathifa lembut
"Kamu juga Za?! Mau ngapain ngajak aku ke sana?! Kamu mau aduin aku ke guru bk?!" Mata Zathifa membelalak terkejut, terlebih ketika tangannya ditepis oleh Cyellyen.
Mikirnya kok kejauhan banget ya :'(
Zathifa menggeleng, "kita ketemu Pak Riky,Lyen. Bukan guru bk. Yuk, Pak Riky udah nungguin di ruangannya."
"Nah, iya tuh,Za. Bawa aja nih biang rusuh keluar kelas." Seloroh Hendri
Zathifa mengangguk, "maafin Cyellyen ya Mas Hen, Mas Kav." Ujar Zathifa tanpa melihat ke arah dua laki-laki itu.
Merasa tak ada jawaban, Zathifa melangkahkan kakinya keluar kelas, Cyellyen pun berbalik mengikuti Zathifa.
Namun kalimat yang meluncur dari mulut Kavindo dengan ringannya itu mampu membuat Cyellyen merasa malu semalu-malunya.
"Cyel. Tembus tuh" ucapnya bergidik ngeri melihat noda merah itu.
Alhasil dengan gerakan cepat, Cyellyen memeriksa roknya. Dan benar, noda merah yang sudah lumayan banyak itu membuatnya malu.
"Ssttt... mulut lo itu pelan-pelan kalo ngebacot." Ucap Cyellyen sambil menahan malu.
"Istighfar Lyen. Jangan kasar gitu." Tegur Zathifa yang mendengar ucapan Cyellyen barusan.
"Cancel aja deh ketemu Pak Riky nya,Za. Malu gue."
Zathifa hanya mengangguk mengiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyentuhmu
General FictionIzinkan aku menyentuhmu wahai hati yang dimiliki olehnya, seseorang yang aku kagumi dari kejauhan. ___^*^*^___ Ini hanya bagian dari kisah klasik antara Zathifa Faura dan Gilang Laksa. Zathifa Faura hanya seorang gadis sederhana dengan...