ambil ini

87 9 19
                                    

Note: Tap bintang dulu. Langsung komen kalo mau aja sih :")

*Zathifa Faura POV*

Bukan kesalahan takdir, tapi hari ini adalah kesalahan yang aku lakukan akibat keteledoranku.
Bodoh sekali aku ini, ya memang. Aku ini gadis yang pelupa, pagi tadi aku bangun lebih siang, tidak seperti hari-hari biasanya.

Biasanya aku akan bangun sebelum adzan subuh, tapi hari ini? Aku bangun bahkan saat orang-orang sudah pulang dari masjid. Setelah aku menunaikan ibadah shalat subuhku yang terlambat, aku bergegas ke kamar mandi. Setelah mandi, aku kembali mengambil air wudhu, kemudian setelah aku mengenakan seragamku aku berniat menunaikan ibadah shalat subuhku di ruang shalat.

Dan kalian tahu? Nenekku yang usianya sudah jauh lebih tua dariku saja masih ingat bahwa aku telah melaksanakan salah satu kewajibanku yaitu shalat subuh. Beruntungnya aku, nenek segera menegurku dan memberitahu bahwa aku sudah shalat subuh.

Setelah aku selesai dengan urusan menyapu lantai, aku langsung berangkat sekolah. Tentunya aku sudah pamit dengan nenek, dengan catatan. Kali ini nenek menegurku kembali bahwa aku belum pamit dengan beliau. Seketika aku langsung berpamitan dengan nenek.

Saat aku berada di luar gerbang rumah nenek, aku berdiri mematung ketika mataku melihat Mas Laksa dari arah kanan rumah nenek, Mas Laksa menghentikan laju sepeda motornya tepat di depan ku. Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, menundukkan kepalaku, seperti ini lah aku jika bertemu dengan lawan jenis.

Beberapa menit aku dan Mas Laksa sama-sama diam, aku melihat jam tanganku sudah menunjukkan waktu 06:36, aku harus segera berangkat jika tidak ingin terlambat. Tapi bagaimana dengan laki-laki satu ini? Dia menghentikan motornya hanya untuk diam saja seperti ini?

Kemudian setelah beberapa menit Mas Laksa tersenyum, senyum yang Ia tujukan pada gadis lain yang seusia dengan aku juga Mas Laksa, dia Thalita Cahyani sahabat Mas Laksa yang letak rumahnya memang berada di sebelah kanan rumah nenekku.

Jangan berpikir bahwa aku kecewa karena ternyata Mas Laksa menunggu Thalita bukan ingin mengajakku pergi bersama. Aku justru bisa bernafas lega saat motor Mas Laksa kembali melaju, sebelumnya Thalita sempat tersenyum dan mengucapkan selamat pagi padaku juga pada Mas Laksa. Dan jangan lupakan senyuman manis dari seorang Thalita Cahyani yang mampu membuat seseorang terpana hanya karena senyumannya.

Sedikit informasi tentang Thalita, dia gadis pintar sama seperti Mas Laksa, Thalita juga gadis baik,cantik dan murah senyum. Dia baru pindah dan resmi menjadi tetanggaku sejak empat bulan yang lalu. Alasan Thalita pindah karena pekerjaan ayahnya yang mengharuskan Thalita pindah rumah. Thalita dan aku juga berada dalam satu kelas yang sama. Mungkin itu alasan Mas Laksa menjemput Thalita.

***

Bel istirahat berbunyi, mereka semua berhamburan keluar dari kelas, berbeda dengan yang kulakukan.
Aku justru masuk ke dalam kelas, rasanya kakiku pegal sekali tiga jam aku berdiri di pinggir lapangan.

Bukan tanpa alasan aku melakukannya, semua karena aku lupa membawa buku sejarah indonesia hari ini. Dan aku lupa jika buku itu harus dikumpul hari ini juga.

Tugas yang sudah diberikan oleh Bu Yuna tidak bisa ditawar, tugas berisi 75 soal berupa pilihan ganda dan 15 soal berupa essay, waktu yang diberikan pun hanya dua minggu. Dan sialnya aku lupa membawa buku Sejarah Indonesiaku, padahal sudah semalaman aku mengerjakannya, ini juga yang jadi sebabnya kenapa aku bangun lebih siang.

Aku berdiri mematung di ambang pintu, lagi-lagi yang menjadi penyebabnya adalah Mas Laksa. Untuk apa dia duduk di meja pojok belakang sebelah kiri sana? Di mejaku? Tidur?

Ku beranikan kakiku melangkah menuju mejaku, saat aku membuka mulutku hendak bersuara untuk membangunkannya, Mas Laksa sudah lebih dulu tersadar dari lelapnya. Dia melirikku dengan tatapan tidak suka. Aku menunduk, hal yang biasa aku lakukan jika berhadapan dengan lawan jenis.

MenyentuhmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang