KONGLOMERAT | SEUNGCHAN✔

9

Hari ini hari jum'at. Dua hari lagi seungwoo akan bertunangan fikir byungchan. Karena memiliki pemikiran seperti itu, ia tetap berusaha bersikap tegar dihadapan seungwoo. Ia tak memperlihatkan dirinya tengah terpuruk setelah mendengar perkataan para karyawan 2 hari lalu.

Sungguh, seungwoo menjadi sangat dingin akhir - akhir ini. Byungchan heran, mengapa seungwoo berubah? Apa semua yang dikatakan karyawan di kantornya ini benar? Percaya tak percaya sebenarnya, byungchan akui. Ia ingin sekali mendengar semua itu dari seungwoo.

Byungchan ingin sekali menanyakannya. Namun seungwoo akhir - akhir ini sering sekali berada di luar kantor. Waktu yang didapatkan byungchan untuk bertemu pun menjadi sedikit.

Jam istirahat pun tiba, tanda - tanda keberadaan seungwoo pun belum terdeteksi. Byungchan keluar ruangannya dan menuju kafetaria kantornya untuk makan siang. Saat ia berjalan menuju kafetaria, ia menemukan seungsik tengah menautkan tangannya di tangan seungwoo. Diikuti seungwoo yang tengah mengelus rambut seungsik. Ini memperburuk keadaan byungchan. Byungchan pun berlari dan berniat untuk kembali ke ruangannya.

Air mata menggenang di sekitar matanya. Byungchan tak kuasa menahan air matanya lagi. Ia bersembunyi dibawah mejanya dan menangis pelan. Byungchan menggigit lengan bajunya agar tak menimbulkan suara.

Mendengar suara isakan tangis. Hangyul pun mengetuk pintu ruangan CEOnya itu dan masuk. Ia mencari sumber suara itu berasal. Saat ia membuka pintu ruangan byungchan, ia menemukan byungchan tengah menangis terisak. Hangyul pun mendekatinya.

"Hey kau, kenapa kau menangis?"

"Ah, tak apa. Aku hanya sedang memiliki masalah gyul"

"Kau bisa menceritakannya padaku jika mau"

"Terima kasih, tapi aku sudah baik - baik saja sekarang" ucap byungchan sembari tersenyum agar hangyul percaya

"Baiklah, jika kau membutuhkanku sebagai teman curhatmu. Kau bisa memanggilku kapanpun" ucap hangyul

Hangyul pun pergi keluar, ia tak ingin mengganggu byungchan. Setelah hangyul pergi, byungchan pun berdiri lalu ia pergi ke kamar mandi. Ia membasuh mukanya agar terlihat fresh.

Hari yang melelahkan bagi byungchan, setelah suntuk seharian ia tak keluar dari ruangannya. Ia kelaparan, lalu ia menyaksikan kemesraan seungwoo dan kekasihnya itu. Ingin sekali jam pulang segera tiba.

••••

Sore hari pun tiba, waktu sudah mendekati jam pulang. Namun byungchan masih saja di sibukkan dengan pekerjaan. Ia merasa bahwa pekerjaannya itu tak berkurang satu pun.

Tiba - tiba pintu ruangan seungwoo terbuka. Menampakkan seungwoo dengan seribu kebisuannya. Seungwoo masuk, membereskan berkas, memakai jas lalu pergi. Bahkan ia tak sedikitpun melirik pada byungchan. Byungchan menghela nafas kasar.

"Apa salahku? Kenapa ia seperti ini. Bahkan melirikku pun ia tak melakukannya" ucap byungchan sembari menundukkan kepalanya

Byungchan pun pulang, di saat ia mengecek handphonenya ia melihat berita mengenai pertunangan seungwoo melejit dimana - mana. Byungchan muak dengan semua ini. Byungchan pun meneteskan air matanya.

"Ibu aku ingin pulang. Aku ingin bersamamu lagi" ucap byungchan sembari terisak

Tak lama, bel apartemennya pun berbunyi.byungchan mengelap air matanya dan bangkit. Di bukanya pintu apartemennya itu, menampakkan wooseok disana.

"Chan, kau tak apa?"

"Wooseok-ah~~ apa salahku? Apa aku ini terlalu berdosa sehingga tak pernah merasakan kebahagiaan?"

"Tenangkan dirimu. Aku tau kau terpukul. Tapi kau tak bisa seperti ini. Aku tau kau kuat. Aku ada disini. Kau bisa menceritakan semuanya padaku"

Wooseok mengusap punggung sahabatnya itu. Byungchan terisak dalam pelukan wooseok.

Sedangkan di depan pintu lift, seungwoo tengah melihat kejadian itu. Ia berniat untuk bertemu dengan byungchan dan menjelaskan semuanya. Namun ia rasa, ia hanyalah seorang pecundang. Selama berhari - hari ia bersikap dingin dan tak memperdulikan byungchan. Dan kini ia membuat seseorang yang ia sayangi menangis "kembali". Karena hal yang sama pula

Jangan lupa like + comment^^

Salam
Seungchan | I