prolog

5K 201 6
                                    

Hal terbodoh dan terus berulang kulakukan adalah Membunuhmu, kenapa takdir begitu kejam memperlakukan kita? Aku harus melewati dua ribu tahun untuk mendapatkanmu kembali, kau tau rasanya? Aku hampir mati rasa


Hujan sangat deras petir terus menyambar angin bertiup sangat kencang, cuaca hari itu memprediksi terjadi badai, tak ada orang yang berani menerjang derasnya hujan, mereka lebih memilih untuk berteduh, menghentikan kendaraan mereka dan ada yang memilih berdiam di rumah, di luar sangat menakutkan. Semenakutkan di sebuah rumah bergaya kuno, rumah itu sangat besar sedikit gelap dan di anggap angker oleh orang sekitar, rumah itu hanya di huni oleh 3 orang laki laki

"kau membunuhnya lagi loey?"

Tak ada jawaban hanya tangis yang menyayat keluar dari mulut laki laki berperawakan tinggi menjulang parasnya sangat rupawan dengan rambut putihnya, banyak guratan kesedihan terpancar di sana, tangannya masih gemetar memegang pedang yang penuh dengan darah, matanya nanar menatap sayu korbannya

Seorang laki laki berparas cantik tergeletak tak bernyawa setelah laki laki jangkung itu menyetubuhinya

"baxian maafkan aku" lirihnya air matanya terus mengalir, hatinya seakan menjerit, perlahan dia mendekap pada sosok yang sudah tak bernyawa itu, mengelus setiap inci wajahnya, beralih pada sebuah tanda di bahunya, tanda darinya yang di buat untuk bisa mengenali kekasih hatinya beratus tahun yang lalu "kenapa aku selalu kalah? Apa kau tak mencintaiku lagi?"

"loey, aku akan mengurusnya setelah badai ini berakhir" laki laki jangkung itu menatap sosok mungil di depannya usianya 30 tahun, tapi dia seperti sangat mengerti siapa laki laki jangkung itu

"kuburkan di tempat biasa xiu, berikan yang terbaik untuknya" laki laki pendek itu mengangkat tubuh tak bernyawa itu, meletakkan di sebuah papan dan memandikannya, laki laki itu cukup kagum dengan sosok pria mati itu selain wajahnya yang cantik kulitnya sangat halus putih dan mulus, tak ada goresan apapun disana selain bekas pedang yang menancap di dadanya

"abojji dia siapa?" tanya anak kecil yang sedari tadi memperhatikan, laki laki itu menatap si kecil yang berusia 5 tahun yang menemaninya dari tadi

"bantu abojji saja ne, ayo kai" matanya kembali menatap mayat itu "kau tak pernah berubah, 15 tahun yang lalu sebelum reincarnasimu yang sekarang, kondisimu juga seperti ini" gumam laki laki pendek itu, 15 tahun yang lalu di usianya yang ke 15 juga memandikan mayat wanita cantik yang di yakini reincarnasi dari kekasih tuannya, wanita malang itu di bunuh setelah di setubuhi tuannya.

Badai telah usai dan mayat itu sudah di kuburkan, laki laki jangkung itu juga ada di sana, di sebuah pemakaman yang dia buat untuk mengubur korbannya

"semoga di reincarnasimu nanti, aku cepat mendapatkanmu byun" kemudian mereka berlalu

"sampai kapan kau harus membunuhnya loey?"

"sampai aku mendapatkan kepercayaannya, cintanya dan keperkasaanku kembali"

"bukankah kau selalu mendapatkan itu setiap malam, aku selalu melihatmu membawa tidur wanita atau laki laki yang kau kencani ke hotelmu"

"tapi mereka bukan byun, mereka tidak bisa melakukan apapun untukku" laki laki jangkung itu mendengus kesal, pikirannya kacau setiap kali habis membunuh

"kenapa pria cantik itu harus terbunuh?"

Lama terdiam, sambil menerawang jauh kedepan laki laki jangkung itu menjawab "walau dia reincarnasi dari byun dan mampu membuat burungku berdiri, tapi dia tak perjaka lagi, hatinya memilih orang lain, aku takkan bisa hidup dengannya seperti itu dan takkan bisa menghentikan kutukan ini"

Xiumin laki laki pendek yang mengabdi pada laki laki jangkung itu memaklumi, pengabdian yang turun temurun yang dilakukan oleh kakek buyutnya yang bermarga kim, kakek buyutnya di selamatkan oleh pria jangkung itu saat segerombolan penyamun datang ke desanya, sejak saat itu kakek buyutnya bersumpah seluruh keturunannya akan mengabdi selamanya hingga keturunannya habis, herannya seluruh keturunan keluarga kim menurut dan tak mempermasalahkan apapun.

This LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang