epilog

1.1K 72 4
                                    


Waktu terus berjalan, generasi selanjutkan akan menggantikanmu, sadar ataupun tidak itu adalah siklus. Semua akan berubah, tapi tidak dengan hatiku. Perasaan ini sama, cintaku tak berubah oleh waktu

***********************************

Gadis cantik terlihat bertemperamen kasar, tidak cukup memaki dengan kata kata kotor saja tapi juga menghajar 4 lawannya hingga pingsan, dan dia juga memberi kenang kenangan seumur hidup dengan mematahkan kaki mereka satu per satu. Puas menghajar sang gadis melenggang dengan membawa sebuah tas dari salah satu pria yang pingsan tadi, ah ha lawannya ternyata pria semua.

"ini tasmu, mulai sekarang kau harus hati hati, jangan lewat jalanan sepi sendirian noona, sekarang pergilah"

Gadis itu menatap lega orang itu, kemudian melirik 4 pria yg tergeletak tak sadarkan diri, smick terlontar begitu saja sambil merogoh tasnya mengambil hp, tangannya lincah mencari sebuah nomor

"yeoboseyo"

"yeoboseyo"

"jiwonie oppa, datangkan orang orangmu di di jalan xx segera"

"apa lagi yg kau lakukan hana ya? Jangan buat oppa pusing dengan tingkahmu, ais daddy dan mammy bisa marah"

"aku hanya bermain main oppa"

"ya bermain dengan menghajar orangkan?" terdengar dengusan di sebrang sana, sang gadis yang bernama hanna hanya mencibir, jiwon yg berada di sebrang sana menghela nafas besar "dengar gadis nakal, cepat pulang. Dan persiapkan dirimu untuk pergi ke jerman besok"

"yak oppa, andwe. Aku tak mau sekolah di sana, cih jurusan perhotelan itu anniya, aku mau seperti oppa sekolah dokter"

"bicara apa kau hana ya, tidak tidak pasienmu bisa mati dengan kelakuanmu yang suka menghajar orang. Sudah turuti kata daddy sekali saja jadilah gadis yang baik buat daddy"

Hana mendengus kesal "ck oppa aku sudah jadi gadis baik"

"baik apanya? Tiap hari kau selalu bikin keributan, apa kau tak kasihan dengan taeoh dan Jackson mengeluarkan surat jaminan untukmu"

"itu kan tugas taeoh oppa sebagai polisi dan jackson oppa sebagai pengacara, mereka adalah pangeranku yang selalu melindungiku, tak seperti jiwonie oppa yg selalu mengomeliku"

"yak kurang ajar sekali kau mengatai oppa hah. Sudah jangan banyak alasan, cepat pulang"

Pip

Hana mendengus kesal sekali lagi, sambil ngomel ngomel sendiri.

"dasar oppa cerewet"

#

Kaki jenjangnya melangkah riang memasuki pekarangan rumah, mata binarnya terpancar cerah dengan sesekali tersenyum, senyum yang begitu cantik warisan daddynya yang mampu menghipnotis yang melihatnya, sambil bersiul menenteng jaket kulit di pundaknya

"hana ya"

Deg

Kakinya terhenti dan langsung menatap seseorang yang memanggilnya dengan suara lembut, bibirnya tersenyum paksa, dan segera mendekat

"mammy" langsung merengkuh tubuh wanita yg memanggilnya

Wanita itu menyambutnya dengan hangat, kemudian melonggarkan sedikit pelukannya, menelisik penampilan anak gadisnya "bau sekali" mengendus endus

"hehe hana habis olah raga mam" jawabnya bohong, sang ibu hanya menatapnya datar, sudah biasa di bohongi anak gadisnya yang dari kecil seperti preman

"oh begitu? Menang atau kalah?"

"the?" hana menaikkan satu sisi alisnya, heran saja bagaimana ibunya bisa tau

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

This LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang