21 wind

1K 74 0
                                    

Aku selalu berharap penantianku akan berakhir, dan selalu berhenti di ujung jalanmu


Sedih dan bingung itulah gambaran yang terjadi, tiba tiba saja perawat meminta mereka meninggalkan ruangan itu, laki laki jangkung itu menolak keras meninggalkan sosok yang terbaring dengan bunyi monitor datar, laki laki itu akhirnya harus di seret dan di keluarkan secara paksa oleh security dan perawat rumah sakit, dia semakin panik saat tanpa sengaja melihat dokter mengambil alat kejut jantung, laki laki jangkung itu menangis, ada apa dengan baekhyunnya? Tak ada yang bisa di lakukan, padahal di sana banyak pengawal xiumin, tapi semua tak bisa berbuat apa apa. Adakah yang bisa menjelaskan?

Bahkan sehun sebagai dokterpun harus menurut keluar sesuai perintah mengikuti aturan rumah sakit setempat. Jauh di dalam hatinya dia tahu keadaan baekhyun saat itu.

Mondar mandir di depan ICU, laki laki jangkung itu tampak sangat gelisah, air mukanya suram terdapat ketakutan di sana, dia takut terjadi apa apa dengan kekasihnya. Heol, dari mulai bisa bertemu dengan baekhyun lagi, laki laki jangkung sudah berani mengklaim baekhyun kekasihnya. Apa itu tak berlebihan? Padahal hubungannya sudah terputus 4 tahun yang lalu. Ya itu mungkin berakhir bagi baekhyun, tidak dengan chanyeol, baginya baekhyun tetap kekasihnya. Keputusan sepihak yang di ucapkan baekhyun lewat surat tak bisa di terima chanyeol sampai kapanpun. Baginya baekhyun tetap miliknya, hah egois. Tapi itulah cinta chanyeol pada byun dan reincarnasi byun, semakin bertambahnya umur kehidupannya semakin besar cintanya pada sosok reincarnasi byun.

Dua wanita yang masih terdiam saling memandang, guratan cemas juga tampak di wajah mereka, hingga salah satu mengakhiri kelengangan

"kau kyungso bukan?" sapa luhan

"ne"

"sekretaris chanyeol di hotel blue moon dulu?"

Kyungso tersenyum getir "ne dulu, bagaimana kau tau? Kau...siapa?"

"aku kekasih dari pria itu" menunjuk sehun yang berada di samping chanyeol dengan dagunya "namanya oh sehun, dokter pribadi chanyeol. Namaku xi luhan bekerja di lotte word, aku dulu atasan baekhyun. Aku dan baekhyun berteman baik, kami seperti saudara, aku tau karena sehun bercerita padaku"

"oh"

"kau di sini kenapa?"

"aku istri kai...kim kai keponakan tuan park chanyeol"

"em" luhan mengangguk mengerti, luhan sangat tahu kisah chanyeol yang di gilai sekretarianya dulu, bahkan kasus pemecatan sekretarisnya akibat kurang ajarnya sang sekretaris pada bosnya itu luhan juga tahu, sungguh dunia begitu sempit kyungso tak bisa memiliki chanyeol tapi justru jatuh dalam pelukan kai. Tapi itu lebih baik menurut luhan, chanyeol bukan pria yang baik dia hanya suka bermain main wanita kala itu, bodohnya justru sahabat baiknya yang terjerat.

Lengang, tatapan mata mereka kosong

"luhan sii, bagiku baekhyun adalah malaikatku, walau usianya masih sangat muda tapi hatinya begitu baik, bisakah kau membantuku berdoa agar Tuhan melindungi malaikatku?"

"tentu"

"mari kita berdoa"

Lantas, mengenggam tangan dan menaruh di depan dada masing masing, mata mereka terpejam dan kemudian merapalkan doa dan mengajukan permohonan, air mata keduanya pun lolos.

Sungguh mereka menyayangi baekhyun dengan caranya

Di ujung xiumin juga sibuk menerima telfon dari pengikutnya. Entah apa yang mereka bicarakan, xiumin tampak sangat serius.

Sehun adalah orang yang paling diam dan tenang di sana, menatap sekelilingnya dengan kegelisahan masing masing. Sesungguhnya dia tahu keadaan di dalam sana, baekhyun yang tiba tiba henti jantung, dan saat ini dokter dan perawat bekerja keras untuk mengembalikan detak baekhyun, dia cemas. kemungkinan terburuk sudah di depan mata, keberuntungan baekhyun hanya 1%, matanya tiba tiba terasa pedih tak sanggup membayangan keadaan chanyeol tanpa baekhyun. Kutukan chanyeol telah berhenti, dan itu karena baekhyun yang membebaskannya, apa itu berarti reincarnasinya byun juga sampai di sini? Sehun menatap chanyeol yang tampak begitu kacau, sahabatnya itu seakan tak bisa berhenti menangis, dia tahu kekawatiran sahabatnya, dia tahu perasaan menyesalnya. Sehun jadi ingin ikut menangis, cobaan mereka begitu luar biasa.

"chanyeol" sehun mendekat, kemudian memeluk chanyeol "kau harus tenang, kita doakan yang terbaik" tenang sehun menghibur chanyeol, bahkan tangannya menepuk nepuk pundak chanyeol untuk menenangkan.

"dia belum memaafkanku sehun, dia anval bagaimana aku bisa tenang" keluhnya lirih

30 menit tanpa ada yang tahu keadaan baekhyun, pintu ICU itu masih tertutup rapat, belum ada tanda tanda seorang dokter atau perawat keluar untuk memberitahu keadaan baekhyun. Chanyeol tampak sangat frustasi, matanya sembab dan ingusnya terus keluar, matanya terasa panas membuat air matanya cepat mengering.

"sehun bisakah kau masuk kedalam? Aku ingin tahu keadaan baekhyunku"

"meanhae yeol, ini bukan ranah tempatku bekerja, kau harus bersabar"

"......."

"kau orang berpengaruh di korea, melalui tangan kakek xiumin kurasa kau bisa menggunakan koneksimu"

Ya, satu yang di lupakan olehnya, laki laki jangkung itu sangat kaya, hartanya di mana mana, temannya relasinya banyak, namun semua hartanya di kelola penuh oleh xiumin

"kau juga punya koneksi sehun, lakukanlah untuk kali ini"

Sehun mendengus, sifat dominan chanyeol mulai keluar lagi, mulai memaksa. sehun tak bisa menyangkalnya. Dengan langkah berat sehun meninggalkan mereka menuju ruang direktur rumah sakit.

Tak berapa lama chanyeol mendengar gurauan anak anak kecil mendekat, chanyeol sangat hafal dengan suara itu, wajahnya yang menunduk sayu mendongak memastikan siapa yang datang mendekat

"Ibu...ayah" teriak jiwon dan taeoh girang, berlari kecil menuju kyungso dan kai, kemudian masing masing memeluk kedua orang dewasa itu, taeoh memeluk kyungso dan jiwon memeluk kai. Di belakang mereka ada ibu byun dan beberapa orang pengikut xiumin.

"jiwon? Taoeh?" gumamnya tak terdengar. Matanya jatuh pada wanita tua yang tampak sembab, sepertinya dia habis menangis

"ibu" begitulah salam chanyeol pada ibu byun

"tuan, gomawo telah di beri kesempatan untuk datang kemari, mereka...sangat baik tuan, gomawo" ibu byun membungkuk dalam

"ibu tak perlu seperti ini, jebal. Aku hanya melakukan apa yang seharusnya" sambil melirik xiumin, dan mendapat anggukan dari xiumin

Sementara luhan memperhatikan interaksi semua, matanya juga tak luput memperhatikan dua anak kecil itu

"mereka anakmu?" tanya luhan pada kyungso

"ne"

"wah mereka tampan dan mengemaskan, yang kecil ini mirip sekali dengan kai, dan yang itu...mirip...oh? Kenapa mirip sekali dengan chanyeol?"

"aneyongimnida imo" sapa jiwon tersenyum ceria

Seketika luhan terkejut "ya tuhan, senyummu...mirip sekali dengan baekhyun" jerit luhan, kai langsung menarik jiwon dalam dekapannya lebih erat

"dia anakku" tegas kai. Tak ayal semua atensi terpusat pada jiwon. Anak itu beringsut takut dan menenggelamkan wajahnya pada ayahnya

Chanyeol menatap rindu pada sosok jiwon. Ingin sekali dia meraih tubuh jiwon dari kai, tapi dia menahannya. Sadar akan posisinya

"jiwon" suara berat dan serak pada akhirnya menyeruak juga, jiwon mengintip sosok yang memanggilnya

"paman gajah" liriknya, jiwon langsung melepas pelukan dari ayahnya "paman" jiwon berbalik berlari memeluk chanyeol "paman kenapa tak pernah menjemputku sekolah? Jiwon selalu menunggu paman, jiwon rindu paman"

"jinjayo, miane jiwon"

kyungso dan ibu menangis dengan interaksi itu. Luhan terkejut, dan baru menyadari apa yang terjadi. Perlahan luhan mendekati kyungso dan membisikan sesuatu

"Darah lebih kental dari air, tanpa kau beritahupun aku tau kebenarannya"

Dan kyungso menangis semakin deras

"dia juga malaikatku, apapun akan kulakukan untuk melindunginya"

Aku menunggumu, sampai akhir duniaku aku tetap akan menunggumu
.


.
.
.
.
.
.
.




T
B
C

This LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang