Selesai?

1K 145 17
                                    

Sehun menatap putra kecilnya dari balik jendela besar. Putra yang baru beberapa saat yang lalu lahir ke dunia. Putra yang masih belum ia beri nama.

Sehun masih ingat, beberapa bulan yang lalu ia dan Kai sepakat bahwa Kai lah yang akan memberi nama untuk anak mereka. Dan Kai berkata ia sudah menyiapkan 2 nama yang masih dirahasiakan. Hingga hari ini.

Sehun mengusap kasar wajahnya. Bagaimana bisa ia memberi nama bagi putra kecil mereka sedangkan Kai saat ini justru belum sadarkan diri?

Operasi Kai selesai setengah jam yang lalu. Membawa kabar tak menyenangkan bagi semua pihak.

Operasi berhasil. Namun Kai dinyatakan koma hingga waktu yang masih belum diketahui. Pendarahan hebat serta benturan keras membuat Kai mengalami trauma. Yang mungkin membuat lelaki itu enggan untuk membuka mata karena terlampau takut.

Sehun kembali menatap putranya. Meletakkan tangan pada kaca seolah tengah mengelus sang putra yang masih berada di inkubator lengkap dengan beberapa kabel terpasang di tubuhnya. Entah apa fungsi dari kabel-kabel itu.

"Cepat sehat ya, nak. Temani Papa. Sekarang Papa cuma ditemenin Hani noona. Appa kamu masih tidur. Lelap sekali. Entah kapan Appa akan bangun. Jadi kamu cepat bangun, ya. Temani Papa dan Hani noona. Kita sama-sama berjuang menunggu Appa."

Tangis Sehun pecah begitu saja. Tak ada isakan. Hanya airmata yang mengalir seolah enggan berhenti.

Setelah mastiin kalo hatinya udah nerasa lebih baik, Sehun senyum lembut ke jagoan kecilnya.

"Papa pamit ya, sayang. Nanti Papa kesini lagi."

Sehun pergi dari ruang khusus bayi itu dengan langkah lemah. Hari ini, seluruh energi Sehun seolah ditarik keluar gitu aja tanpa sisa. Buat sekedar jalan ke kamar Kai aja rasanya berat padahal jaraknya nggak terlalu jauh.

Kai udah dipindah ke ruang rawat inap. Meskipun dia koma, tapi dokter nyatain kalo Kai udah ngelewatin masa krisisnya. Sekarang tugas mereka cuma nunggu dan doa buat Kai supaya dia cepet sadar.

Sehun ngebuka pintu dan nemuin Kyungsoo lagi duduk disamping Kai sambio genggam tangan Kai yang nggak dipasangin infus. Anak itu nggak keliatan nangis. Cuma natap Kai pake pandangan sendu. Sesekali tangannya gerak buat ngusap pelan dahi Kai atau sekedar ngelus rambut Kai yang emang udah agak panjang.

Kyungsoo noleh begitu ngerasa kalo Sehun berdiri disampingnya. Dia langsung berdiri dan ngasih kursinya buat didudukin Sehun sementara dia milih buat duduk di sofa yang letaknya di deket pintu.

"Sayang" panggil Sehun ke Kai. "Anak kita cowok, loh. Kaya mau kamu. Kamu dulu pernah bilang kalo pengen punya anak cowok biar bisa ngelindungin Hani nantinya. Dan sekarang terkabul. Dia ganteng. Mirip banget sama kamu. Aku sampe bingung. Kan kita bikinnya bareng-bareng, kok kesannya aku nggak ngasih apa-apa."

Air mata Sehun udah mulai turun. Tapi dibiarin gitu aja sama Sehun. Dia masih asik ngelus-elus tangan dan pipinya Kai.

"Aku bisa nebak, kalo besar nanti jagoan kita bakal cerewet banget. Persis sama kaya Appanya. Tadi pas nangis aja kenceng banget. Sampe ngagetin suster yang jaga." Sehun ketawa kecil yang rasanya kontras banget sama matanya yang masih aja ngeluarin air mata.

"Kamu tidurnya jangan lama-lama. Kasian anak kita. Lagian kamu sendiri yang bilang mau ngasih nama langsung ke jagoan. Aku aja sampe sekarang belum tau loh anak kita mau dikasih nama siapa."

"Sehun"

Sehun noleh dan nemuin Kris berdiri di depan pintu sambil natap lurus ke arah dia. Sehun paham maksud dari tatapan Kris itu dan ngangguk. Ngasih kode ke Kris buat nunggu di luar.

Om SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang