Chapter 1

2.2K 77 8
                                    

Seperti biasa, aku memiliki perdebatan lainnya dengan Li Cheng Yin. Setiap kali kami bertengkar, dia selalu mengabaikanku, dan juga tidak membolehkan yang lain berbicara denganku.

Ketika aku merasa sangat bosan, aku akan diam - diam keluar untuk bermain. A'Du akan mengikutiku, dia telah bersamaku selama ini, tidak perduli kemanapun aku pergi aku tidak bisa melepaskannya, dia seperti bayangan. Untungnya, aku tidak membenci orang ini. A'Du meskipun sedikit keras kepala, dia sangat baik dalam hal lain, dia bahkan tahu seni bela diri, yang mana sangat membantu dalam melawan para lelaki jahat.

Kami pergi ke kedai teh untuk mendengarkan cerita, Tuan Pencerita sangat antusias ketika dia mencapai bagian tentang bagaimana seorang Pendekar Pedang Abadi yang datang dari jauh bisa menyelamatkan nyawa seseorang. Aku bertanya pada A'Du, " Hey apakah kau percaya ada Pendekar Pedang Abadi di dunia ini? "

A'Du menggelengkan kepalanya.

Aku juga merasa itu tidak benar.

Dalam dunia ini memang ada para ahli seni bela diri, seperti A'Du yang menangani pedang bertakhtakan emas, aku telah melihat aksinya yang secepat kilat. Tapi, dari ribuan mil jauhnya untuk menyelamatkan nyawa seseorang, aku pikir itu sungguh berlebihan.

Ketika kami berjalan keluar dari toko anggur, kami melihat lingkaran orang di jalan. Aku adalah orang yang secara bawaan suka terlibat dalam sebuah aksi, secara natural melihat apa yang terjadi. Ternyata seorang gadis dengan gaun berduka berwarna putih berlutut dan menangis, dibelakangnya sebuah tikar lusuh menutupi tubuh seseorang yang sudah kaku, dibawah tikar, hanya menunjukkan sepasang kaki kaku yang bahkan tidak memakai sepatu. Semua orang disekitar mendesah dan menggelengkan kepala mereka ketika menunjuk pada apa yang ada di depan gadis itu " menjual tubuh untuk mengubur ayah " yang tertulis dengan tinta hitam pada sebuah pakaian putih.

" Whoa. Menjual tubuh untuk mengubur ayahnya! Bolehkah aku bertanya, berapa banyak nona muda ini berniat menjual dirinya? "

Semua orang menatap tajam ke arahku. Aku lupa bahwa aku masih mengenakan pakaian pria, jadi aku tidak melanjutkan perkataanku. Pada saat ini, A'Du menyeret lenganku, aku mengerti tingkahnya, A'Du selalu khawatir jika aku akan terkena masalah. Sungguh, walaupun aku menghabiskan waktu bertanya - tanya tentang jalan, tapi selain menghentikan seekor kuda ketakutan satu kali, berkelahi dengan beberapa bajingan muda dua kali, mengirim anak yang tersesat tiga kali, mengejar pencuri empat atau kalau tidak salah lima kali, aku sungguh tidak pernah ikut campur dengan urusan orang lain.... Aku diam - diam menyelinap ke belakang kerumunan, dan dengan hati - hati mengamati mayat dibawah tikar anyaman usang, kemudian aku berlutut dan mencabut sehelai benang dari anyaman itu, dan dengan ringan menggaruk telapak kaki mayat itu.

Garuk, garuk, garuk, ah.... Garuk.... Aku dengan sabar melanjutkan menggaruk. " Mayat " dibawah tikar itu akhirnya mulai bergetar karena tidak tahan digaruk, semakin dia berguncang, semakin jelas ia bergetar, dan semakin kasar getarannya.... Kerumunan itu mulai curiga. Seorang lelaki berteriak, menunjuk pada tikar yang bergetar, orang orang mulai berceloteh; saat yang lainnya berkata "mayat bergerak" beberapa lainnya hanya berdiri diam disana, tercengang, aku dengan semangat menggaruk. "Mayat" dibawah tikar itu akhirnya merasa kegelian yang tak tertahankan, ia melipat tikar dan menyumpah dengan nyaring " Bajingan mana yang menggaruk kakiku? "

Aku membalas dengan cerdik " Bajingan memarahi siapa? "

Seperti yang kuduga, dia tentu saja terbodohi " Bajingan ini memarahimu "

Aku tertawa sambil bertepuk tangan " Benar - benar seorang bajingan yang memarahiku "

Dia bergegas bangun dan bersiap menendangku ketika A'Du secepat kilat, melangkah diantara kami. Aku menatapnya " Kau penipu sialan, berpura - pura menjadi mayat hanya bernilai tiga koin tembaga "

Eastern Palace (Goodbye My Princess) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang