Side Story (2) : Tidak Percaya Rambut Orang Bisa Menjadi Putih

638 22 3
                                    

Judul side story ini adalah bagian dari syair puisi terkenal dari Dinasti Song, yang dikenal sebagai Partridge Sky - That Night the Jackdaws Worry, yang ditulis oleh Xin Qiji yang merupakan seorang pejabat militer. Di permukaan, puisi itu berkisah tentang seorang wanita cantik yang menderita kesedihan karena perpisahan dan kerinduannya pada seseorang. Makna sebenarnya yang menggarisbawahi puisi itu adalah penyair yang mengungkapkan ketidakmampuan mereka mencapai pandangan politik ideal mereka sendiri. Mimpinya adalah membantu menyatukan kembali negara di bawah Dinasti Song karena pasukan Kerajaan Jin telah menginvasi negara tersebut, yang menyebabkan runtuhnya Dinasti Song. Dia tidak pernah bisa mencapai mimpinya karena dia menentang kebijakan peredaan, yang mengakibatkan dia dikeluarkan dari jabatannya. Ayat puisi lengkap yang menjadi judul sidestory ini adalah bagian dari puisi tersebut, yang berarti bahwa jika seseorang tidak merasakan kesedihan karena perpisahan, mereka tak akan percaya bahwa rambut seseorang bisa berubah menjadi putih sebagai hasil dari kesedihannya.

(Partridge dan Jackdaw adalah jenis berbeda dari spesies burung.)

Juga saya lupa menyebutkan detail dari side story sebelumnya. Nama A'Mu adalah 阿穆 yang memiliki pengucapan yang sama dengan 木 (Mu), sementara nama Chaoyang adalah Feng Huang (凤凰). Saat digabungkan, kedua nama tersebut, itu adalah Feng (枫) yang merupakan nama Xiao Feng (小枫). Diperkirakan bahwa putra dan putri Li Cheng Yin diberi nama mengikuti nama Xiao Feng.

-- Part 1 --

Langit berwarna abu-abu dengan sedikit warna hijau, bumi menjadi dalam dan jauh. Bintang-bintang menjadi kabur saat bulan terbenam, ujung daun rerumputan tertutup embun kental, dan suara belalang lambat laun menjadi jarang. Langit akan cerah, cahaya terang redup bisa dilihat di timur.

Gu Jian menunggang kudanya ke puncak bukit berpasir dan menunggu dengan tenang.

Langit berwarna tinta perlahan menghilang. Cahaya terang dari timur perlahan menutupi langit, menjadi semakin terang, seolah-olah semakin banyak air jernih merembes ke laut yang diwarnai tinta. Awalnya tidak terlihat, tetapi lambat laun langit menjadi transparan seperti kaca berwarna, berubah menjadi biru merak tua dengan sedikit warna ungu. Warna tinta memudar dengan cepat, bahkan langit di barat berubah ungu, dan segera setelah itu, langit timur sudah cerah, matahari telah muncul dan memancarkan sinar cahaya keemasan pertama.

Sinar pertama matahari membuat embun di daun rumput terlihat sangat cerah, seperti manik-manik kristal berkilauan yang tak terhitung jumlahnya tersebar di lapangan hijau tak berujung. Kuda itu mendengus, lalu menundukkan kepalanya untuk memakan daun rumput, saat beberapa belalang melompat dari rerumputan. Ini adalah musim terbaik, dengan pegunungan yang dikelilingi rerumputan hijau, dan angin pagi meniup rerumputan seperti ombak hijau. Bunga-bunga liar seperti bintang bercampur menjadi lautan rumput hijau, gunung salju di kejauhan seperti bongkahan es yang sangat besar, dengan sinar matahari keemasan yang menguraikan gunung.

Gu Jian menunggu dengan sabar, suara di kejauhan terdengar seperti suara hujan, tapi juga seperti suara rumput yang tertiup angin.

Setelah beberapa saat, suara itu semakin dekat dan keras. Suara di kejauhan yang pada awalnya seperti suara guntur teredam di kejauhan selama musim panas, setelah beberapa saat berlalu, jelas bahwa suara itu adalah suara langkah kaki kuda.

Gu Jian menyipitkan matanya, suara langkah kaki kuda semakin dekat dan lebih jelas, sekelompok pengendara sedang menuju matahari. Secara bertahap, Gu Jian bisa dengan jelas melihat pelana pengendara, dan wajah tegas dari pemimpin saat mereka melepas helm mereka.

Eastern Palace (Goodbye My Princess) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang