Chapter 5

589 43 1
                                    

Cuaca perlahan semakin dingin, aku akhirnya punya kesempatan untuk menyelinap keluar bersama A'Du.

Menghabiskan waktu di jalan itu bagus: orang datang dan pergi, banyak kereta yang berbaris seperti naga dan bergerak seperti air yang tak pernah berhenti, dan sangat ramai. Kami pergi ke kedai teh untuk mendengar cerita. Tidak pernah ada yang tahu kemana sebenarnya Tuan Pencerita pergi, mereka mendapat pencerita lainnya. Bagaimanapun, pencerita ini tidak tahu cerita tentang Pedang Surga dan hanya menceritakan kisah tentang istana kekaisaran yang terjadi beberapa tahun lalu.

" Dulu Liang Barat dikalahkan, sejak saat itu kapanpun pasukan kerajaan mendekati mereka, mereka sangat takut hingga mereka akan membuang bendera mereka, pengakuan kekalahan. Kaisar yang dinyatakan baik hati memutuskan untuk membenfuk ikatan dengan Liang Barat. Selain itu, kaisar telah memberikan pernikahan pada Putri Mingyuan pada Raja Liang Barat. Hunungan yang dama antara dua negara itu akan terjaga hingga sepuluh tahun lagi, sampai kematian Raja Liang Barat yang tidak terduga. Raja baru sangat ambisius, mendeklarasikan perang melawan kekaisaran. Kekaisaran mengambil kontrol perbatasan Liang Barat. Raja baru ini melihat kekuatan Kekaisaran, tapi itu sudah terlalu terkambat untuk menyesal. Raja baru memutuskan untuk menawarkan putrinya ke Kekaisaran untuk penukaran "

Di kedai teh, semua orang berdiri dan tertawa, ketika A'Du melompat dan memecahkan gelas. Biasanya A'Du akan menghentikanku dari perkelahian, tapi kali ini aku takut ia tidak bisa menahan diri untuk tidak melukai seseorang, maka aku menariknya keluar dari kedai teh.

Matahari bersinar terik diluar, aku teringat Putri Mingyuan, dia adalah wanita cantik yang berpakaian sangat berbeda dari para wanita Liang Barat lainnya. Ketika dia meninggal karena penyakit keras, ayahku sangat sedih.

Ayah sangat baik padanya, Ayah berkata: "Menjadi baik kepadanya berarti menjadi baik pada seluruh Central Plains"

Kami orang Liang Barat selalu percaya bahwa jika kita memperlakukan orang lain dengan baik, maka orang lain juga akan memperlakukan kita dengan baik juga. Tidak seperti orang - orang di Ibukota, selalu berpikir terlalu banyak, saat bertatap muka mengatakan satu hal, tapi mengatakan hal lain dibelakang.

Jika itu tiga tahun yang lalu, aku akan berkelahi dengan orang - orang di kedai teh, tapi sekarang aku merasa berkecil hati.

A'Du dan aku duduk di samping jembatan untuk beristirahat, di (on the river the sail of the boat collected a lot of wind , the sailor was holding onto a long pole stick
all of a sudden putting the stick underwater, then slowly moved backwards one step at a time to go). Aku ingat waktu pertama kali aku ke ibukota, ketika aku melihat sebuah perahu, aku akan membuat kehebohan besar yang tak ada artinya, bagaimana bisa sebuah kereta kecil berjalan di atas air? Aku bahkan lebih kaget melihat jembatan yang terlihat seperti pelangi, siapa yang membuat batu menjadi pelangi? Di Liang Barat, walaupun air sangat jernih dan dangkal, air sungainya mengeluarkan suara "sha la la" bahkan kuda bisa melompat melewati sungai, sungai tak memiliki perahu atau jembatan apapun.

Setelah datang ke Ibu kota, aku melihat banyak hal yang tidak pernah kulihat dimasa lalu, tapi aku tidak senang sama sekali.

Baru saja aku tenggelam dalam pemikiranku ketika mendadak ada bunyi "thump" yang tidak jauh, diikuti dengan teriakan seseorang: "Tolong! Seseorang tolong! Kakakku jatuh ke sungai! Cepat selamatkan dia ah!"

Aku melihat ke sekitar, tidak jauh dari tempatky berdiri seorang gadis kecil menangis: "Tolong selamatkan kakakku. Dia jatuh ke sungai! "

Aku melihat kepala kecil yang mengambang diatas permukaan air dan kemudian tenggelam lagi. Aku tanpa ragu melompat ke air untuk menyelamatkan anak itu, melupakan fakta bahwa aku tidak bisa berenang. Saat waktu berlalu, aku memegang tangan anak itu, aku tidak tahu berapa banyak air liur yang membuatku tersedak. Aku terus berpikir bahwa itu bukan hal bagus, tidak bisa menyelamatkan anak itu, juga membuat diriku sendiri tenggelam. Tidak masalah jika aku tenggelam hingga mati, tapu tak seorang pun yang akan mengurus A'Du. Dia bahkan tak tahu jalan kembali ke Liang Barat..... Aku minum banyak sekali air. Ketika aku tenggelam ke dalam air A'Du menarikku keluar, tapi aku masih tidak sadarkan diri saat itu. A'Du meletakkanku di sebuah batu besar samping sungai, aku memuntahkan banyak air. Aku ingat pertama kali aku tiba di Istana Timur, aku melihat tangki ikan kristal dengan ikan mas didalamnya. Aku merasa itu sangat langka untuk dilihat. Bagaimana bisa ikan bisa sebesar dan selucu itu dengan perut montoknya, tapu juga bisa dengan pelan mengeluarkan gelembung? Sekarang aku tahu kenapa, karena perut ikan itu dipenuhi air.

Eastern Palace (Goodbye My Princess) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang