Chapter 20

569 35 4
                                    

Wang Da Niang bertepuk tangan sambil tersenyum, " Ini bagus, sangat bagus! Awalnya aku ingin mengundang Master An dari Barat dengan biaya yang cukup besar untuk membantuku menggambar pintu pada Festival Lentera. Sebenarnya awalnya aku ingin menggambar kelompok penari, tapi gambaran ini, bahkan lebih baik dari lukisan Master An." Yah, tentu saja, Putra Mahkota telah belajar dari guru terkenal sejak kecil, menguasai empat seni, tidak ada yang mustahil, tidak ada yang bisa lebih sempurna lagi, sebenarnya gambarannya lebih bagus dari semua gambaran yang pernah ada.

Li Cheng Yin juga bangga akan dirinya sendiri, mengamati gambarannya pada waktu yang singkat, lalu mengambil pewarna alis, di samping gambarannya ada tiga kata tertulis: 'Tinta menciprati pintu.' Tiga kata ini ditulis dengan kaligrafi yang tebal dan kursif, walaupun aku tidak mengerti kaligrafi, aku merasa itu bukan tulisan biasa. Li Cheng Yin merasa gambarannya itu belum lengkap, jadi dia menulis kata kecil dibawah gambarannya: "Ibu Kota Li Wu Lang' kemudian ia meletakkan pewarna alis itu dan berkata, "Bawakan air untuk cuci tangan." Mata Wang Da Niang tersenyum, "Bawakan air untuknya cuci tangan." Aku sangat bangga, walaupun ayahku tidak tersenyum ketika menikahkan ku ke Central Plains, namun selain pengendara kuda dan petarung yang buruk, suamiku cukup berbakat.

Ketika kami selesai mencuci tangan, Wang Da Niang memerintahkan orangnya untuk memasak kue untuk kami makan, mendadak dia jadi sangat penasaran, melihat Li Cheng Yin dari kepala sampai kaki. Aku takut jika dia menyadari sesuatu, tepat ketika aku ingin mengatakan sesuatu padanya, mendadak sebuah suara 'sou' terdengar dari halaman belakang, sebuah kembang api secara tak terduga meledak di langit. Kembang api ini tidak sama dengan kembang api lainnya, tidak hanya melesat sangat tinggi, tapi juga lesatannya sangat sempurna sampai ke langit, sebuah warna putih keperakan mewarnai langit hitam, ditemani dengan bunyi siulan, menarik perhatian orang – orang. Kembang api itu terus melesat hingga sebuah suara 'bang' terdengar, dan kembang api itu meledak hingga menjadi serpihan emas yang besar, tersebar ke empat arah, mengungkapkan pemandangan malam yang seperti beludru hitam, serpihan bubuk emas beterbangan, setengah dari langit memancarkan warna biru yang samar.

Ekspresi Li Cheng Yin telah sepenuhnya berubah, ia berbalik dan berjalan lurus ke belakang rumah hiburan. Aku tidak punya waktu untuk bertanya padanya, jadi aku hanya mengikutinya saja. Langkah kakinya cukup cepat, aku sebenarnya tidak bisa mengikutinya, kami menyadari sesuatu yang tidak beres ketika kami tiba di jembatan koridor, halamannya terlalu sunyi, seorang lelaki yang sepenuhnya berpakaian hitam berlutut dibawah jembatan koridor, tubuh mereka perlahan mengeluarkan darah seperti ular kecil yang aneh. Kenapa ada orang mati disana? Aku tidak punya banyak waktu untuk berpikir berlebihan, aku berteriak: "A'Du." Dia tidak merespon balik, aku memanggilnya tiga kali, biasanya A'Du akan muncul cukup dengan satu panggilan, apakah ada sesuatu yang terjadi pada A'Du? Hatiku berdetak tak beraturan, Li Cheng Yin telah menendang pintu ruangan, kami hanya meninggalkan ruangan ini dalam waktu yang cukup untuk menyiapkan dua gelas teh, tadinya ruangan ini dipenuhi bau wewangian, sekarang ruangan ini menyebarkan bau darah, tubuh orang mati berbaring di tanah kesemuanya adalah pemuda dengan pakaian hitam. Li Cheng Yin dengan sengit berbalik ke layar pembatas, gorden yang menjadi penutup layar itu terbuka, itu adalah bukti bahwa perkelahian telah terjadi. Sofanya telah terbalik, pilar di salah satu sisi memiliki bekas pedang, darah terpercik dimana – mana, ada banyak sekali orang mati disini. Seorang pria berpakaian hitam berusaha bernapas, Li Cheng Yin menghampirinya untuk membantunya, wajah pemuda itu tertutup darah, matanya terbuka lebar, tulang selangkanya terbuka, tangannya terpotong hingga setengah, bisa selamat saja adalah sebuah keajaiban. Li Cheng Yin berkata dengan suara tegang: "Dimana Kaisar?" Pemuda itu tidak punya tangan kanan, dia menggunakan tangan kirinya untuk berpegangan pada dada Li Cheng Yin, menggenggam dengan sangat kuat, dia berkata selagi berusaha menarik napas: " Kaisar.... Kaisar...... "

" Siapa yang melakukan ini? Dimana Kaisar? "

" Pembunuh.... Pembunuh bertopeng..... Pembunuh yang memiliki kemampuan bela diri luar biasa..... saya tidak bisa melakukan apapun....."Dia menggunakan seluruh kekuatannya hingga jendela terbuka, ekspresi di matanya lambat laun menjadi tak teratur: " Selamatkan Kaisar..... Kaisar......"Li Cheng Yin ingin bertanya lain, tapi perlahan tangannya melemah, pada akhirnya ia kehilangan nyawanya di genangan darah, tak bergerak lagi.

Eastern Palace (Goodbye My Princess) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang