SEPULUH

92.7K 5.8K 29
                                    

Haaaaii readers..
Masih tetep usaha buat promosi 🤭🤭
Bahagiain penulis itu gampang kok 😎😁.. Tinggal vote.. share a comment and please add "Am I Seducing My Boss?" to your reading's list 😍😍
Kasih tau temen2 kalian ya buat baca karyaku juga
Maaciih 🙏🙏

* * * *

Angga menyukai ekspresi wajah itu, membuatnya tanpa sadar ingin ikut tersenyum hanya dengan melihatnya.

Angga menyukai bagaimana beberapa helai rambut gadis itu jatuh di sisi wajahnya, membuat Angga ingin menyentuh dan menyematkan ke sisi belakang daun telinganya.

Angga menyukai tubuh mungil itu, membuatnya mampu membayangkan bagaimana tubuh itu bisa begitu pas dalam pelukan tangannya nantinya.

Angga menyukai aroma gadis itu, membuatnya mampu membayangkan bagaimana rasanya menghirup aroma itu di tiap harinya.

Angga menarik napas perlahan, mencoba memasukkan tiap detail tingkah, ekspresi dan segala tentang Sandrina di memorinya.

Ia tidak pernah tahu bila melihat seseorang bisa sebegini menyenangkannya. Kehadiran gadis itu membuat dirinya kembali menemukan tujuan hidupnya yang selama empat tahun terakhir ini berjalan begitu saja tanpa ada suatu hal yang ia rasa patut untuk diperjuangkan.

Bukan Angga pesimis tentang cinta. Tidak, ia tidak semenyedihkan itu. Ia pernah merasakan mencintai dan dicintai, tetapi entah kenapa kali ini terasa berbeda. Ia merasakan motivasi yang luar biasa besar untuk memilikinya. Ia tidak ingin perasaannya seperti yang sudah-sudah. Dengan gadis ini, Angga merasa bisa melihat masa depan.

Untuk pertama kali, Angga berterimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikannya kesempatan hidup sekali lagi. Untuk pertama kali sejak kejadian itu, Angga ingin hidup lebih lama dan merasakan rasanya menua.

Jangan tanyakan padanya kenapa ia bisa merasakan perasaan yang begitu kuat seperti ini pada adik temannya itu. Jangan tanyakan padanya kenapa ia ingin sekali gadis itu mendampingi hidupnya. Dan jangan tanya kenapa harus dengan dia. Karena ia sendiri juga tidak tahu jawabannya.

Sampai sekarang pun ia masih mencari jawaban pastinya. Apakah karena perasaan masa lalu yang belum tersampaikan? Entahlah, Angga tak ingin mencari tahu juga. Baginya, yang terpenting adalah masa kini, bukan 'alasan mengapa' yang mungkin ada di masa lalu.

Setidaknya sudah lebih dari dua puluh tahun ia tidak bertemu dengan gadis itu. Tidak ada kontak apapun dengan dia, tidak saling mem-follow akun medsos dan tidak juga ada rasa penasaran menanyakan kabar tentang dia. Tetapi entah mengapa, rasa ingin memiliki itu tiba-tiba muncul di pertemuannya kembali dengan Sandrina, gadis yang bahkan tidak mengingat dirinya sama sekali.

Semakin hari, perasaan itu semakin tumbuh, subur dan penuh dengan rasa menuntut. Susah payah Angga menekan dan menepis semua hasratnya tiap kali melihat Sandrina dan jujur saja, itu bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Tidak, dengan Sandrina yang terus berada dalam jangkauan pandangannya.

Seperti yang terjadi saat ini saja. Angga duduk di ruangannya dengan pintu ruangan yang sengaja ia tutup rapat. Maksudnya, agar ia bisa fokus mengerjakan pekerjaannya. Namun sayangnya, hal tersebut tidak terjadi, keberadaan Sandrina membuat Angga secara sadar terus mencuri pandang ke arah gadis itu.

Angga menghela napas pelan, sekali lagi ia berusaha untuk fokus pada tumpukan map berisi dokumen yang memenuhi mejanya, menunggu untuk diperiksa dan ditandatangani olehnya. Sayangnya, untuk kesekian kalinya mata dan pikirannya terus terpusat ke arah meja Sandrina. Gadis itu terlihat tengah tertawa dengan rekan kerjanya yang lain. Tanpa sadar Angga malah meletakkan bolpoinnya dan mulai ikut tersenyum sambil memandang ke arah Sandrina. Apa yang begitu lucu? Sampai-sampai dia bisa tertawa sangat lepas seperti itu?

Am I Seducing My Boss?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang