EMPAT

125K 7.2K 106
                                    

Hi readers..
Pak Angga balik lagi nyapa kalian.

Buat temen2 yang baca Cheeky Wifey lebih dulu. Am I Seducing My Boss? ini adalah PREKUEL, session 1nya lah ya..

Nah, buat yang tahunya Am I Seducing My Boss? Cheeky Wifey adalah SEKUEL, session 2nya dari AISMB.

Kedua cerita bisa dibaca terpisah. Tapi mampir2 lah ke semua cerita aku.

Buat temen2 yang suka please leave comment, marked a star n tambahin di reading list kalian dong
Jangan lupa ikutin terus cerita Anggara n Sandrina ya

‐-‐------------------------------------------

"Guys, meeting ya empat puluh lima menit lagi. Siapin bahan laporan kalian," kata Angga setibanya di ruangan.

"Wah, hawa-hawanya nggak enak ini," kata Ellen sesaat setelah memastikan Angga sudah masuk ke ruangannya.

"Pak bos nggak ada senyum, Gaes," timpal Dicka.

"Sapa nih yang bikin salah?" seloroh Made kali ini sembari memberikan senyum iseng kepada Sandrina.

Sandrina sendiri mendadak merasakan tekanan do bahunya seketika bertambah. Ini adalah kali pertama ia meeting dan menyampaikan laporan hasil kerjanya selama empat bulan terakhir dan sayangnya, ada yang kurang dari pekerjaannya ini.

"Udah nyantai aja. Marahnya pak Angga nggak seserem yang lo bayangin kok," kata Mira menenangkan.

"Masih sereman marahnya ibu-ibu yang gagal dapetin cashback," sahut Dicka kemudian.

"Sama masih sereman marahnya mbak-mbak yang ditinggal selingkuh pacarnya," sahut Made tak mau kalah.

09:45

Seperti yang diminta, Sandrina dan teman-temannya pun sudah berkumpul di ruang meeting, tapi sang bos malah masih asik bertelepon ria di ruangannya.

"Dilihat dari ekspresinya sekarang, moodnya keliatan bagus kan ya," komentar Made.

Ruangan Angga dan ruang meeting hanya terpisah satu lorong kecil menuju pantry dan semua ruangan tersebut berdinding kaca, sehingga mereka bisa melihat jelas apa yang sedang dilakukan oleh atasannya itu. Terlebih, Angga tidak menurunkan tirainya.

"Ketawa. Aman kita," kata Dicka melaporkan ekspresi sang atasan.

Sandrina ikut melirik ke ruangan Angga. Atasannya itu memang terlihat tengah terlibat percakapan yang—sepertinyacukup menyenangkan dengan siapa pun di seberang telepon. Sekali lagi ia menengok ke ruang sebelah, kali ini Angga terlihat sedang tertawa lepas. Lagi ngobrolin apa coba? Bisa sampe sehepi itu?

"Lama keliatannya, Bro," kata Made mulai bosan sementara Sandrina, Ellen dan Mira memilih berselancar di medsos masing-masing untuk membuang waktu.

"Hei. Kalian ngapain?" tanya Anggun—manajer sales TG Grup yang super cantik, pinter dan juga seksi—tiba-tiba.

"Mau meeting, Mbak. Cuman lagi nunggu Bapak," jawab Dicka cepat sembari tersenyum lebar di akhir kalimatnya.

Anggun mengangguk lalu berjalan santai ke arah ruangan Angga.

"Liat liat, bentaran lagi bakal ada drama korea seru," kata Ellen semangat.

Mereka pun mengikuti arah pandang Ellen. Walau hanya sebentar, tapi Sandrina menangkap ekspresi terkejut di wajah Angga saat Anggun masuk ke ruangannya. Anggun tampak berjalan mendekati meja Angga sambil berbicara sesuatu. Angga menutup telponnya lalu keduanya terlihat mengobrol. Tangan Anggun sesekali terangkat, membenahi rambut Angga. Sandrina tanpa sadar mendengkus keras karenanya.

"Liat. Liat. Hmmm... masih early morning lho," komentar Ellen.

Tangan Anggun kali ini bergerak membenahi kerah baju Angga, yang Sandrina jamin, sebenarnya baik-baik saja.

"Ckckck.... untung banget jadi Pak bos," sahut Made.

Setelah itu, Anggun pun berlalu keluar dari ruang Angga. Sedetik kemudian, atasannya itu tiba-tiba melirik ke arah ruang meeting. Tanpa perlu diperintah, Sandrina dan yang lain seketika menyimpan ponsel di kantong masing-masing, duduk tegap, berpura-pura fokus dengan lembar demi lembar kertas dihadapan mereka masing-masing.

"Sori, telat. Sudah pada lengkap ya?" tanya Angga basi-basi sesampainya di ruangan.

Mata Sandrina sempat bertatapan dengan sepasang mata tajam Angga. Buru-buru ia pun mengalihkan pandangan matanya. Setelah beberapa saat, ia kembali menengok dan matanya kembali menangkap Angga yang masih menatapnya. Atasannya itu berjalan tenang lalu memilih duduk di sampingnya. Ujung bibir Angga terangkat sedikit, membentuk senyuman aneh yang selalu dia tampilkan tiap kali sedang bersamanya. Sadar akan hal tersebut, Sandrina pun dengan sigap berusaha menggeser kursinya menjauh sedikit dari Angga.

"Nggak usah geser. Saya bisa masuk," ucap Angga membuat semua mata mengarah pada Sandrina.

Sandrina pun nyengir, menghentikan rencananya untuk bergeser.

"Oke. Siapa yang mau mulai duluan."

Tidak ada yang menyahut. Sandrina dan yang lain hanya merespon dengan mengganti posisi duduk dan menghindar bertatapan langsung dengan atasannya ini. Angga memutar tubuhnya sedikit, menatap Sandrina dengan senyum mengembang yang terasa dibuat-buat.

"Newbie. How about you?"


Am I Seducing My Boss?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang