O8 || Tak pernah berubah

21K 1.2K 59
                                    

Allah...
Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram
(QS. Ar-Ra'du: 28)

***

"Ya Allah yang maha pemilik segala nya, jagalah suamiku, jagalah hatinya untukku, lembut kan lah hati dan lisannya kepadaku dan juga pada Anak-anak kami kelak ya Allah... Lancarkan lah semua urusannya, dan satukanlah kami dalam keimanan dan ketaatan di jalan-Mu, serta sunnah Rasullullah, satukanlah kami hingga ke surga-Mu ya Allah."

Doa itu mengalir di akhir malam dengan permulaan pagi. Berharap sang Illahi mengabulkan doanya. Setelah itu, Asiyah mulai membuka Al-Qur'an dan kembali mengulang hafalan-hafalannya.

Setelah selesai, Asiyah melepaskan mukena putih yang membalut tubuhnya lalu melipatnya. Asiyah melirik jam dinding yang sudah menunjukkan 06.00, seketika ia teringat dengan suaminya, apa Adam sudah melaksanakan shalat subuh?

Tanpa berpikir panjang, Asiyah lebih memilih bangkit, ia ingin melihat secara langsung, apa yang sedang Adam lakukan saat ini?

Kini, Asiyah sudah berdiri di depan pintu kamar Adam, hendak mengetuk tapi diurungkan, sehingga tangan itu kembali ia remas keduanya, ia ragu. Apa benar tindakan nya saat ini? Memasuki kamar Adam tanpa izin, tentu Asiyah masih mengingat dengan perkataan Adam beberapa bulan lalu, yang tidak boleh memasuki kamar ini lagi.

Dari pada berlama-lama di depan pintu, Asiyah lebih memilih membuka knop pintu dengan pelan, bahkan bunyi decitan pintu saja tak terdengar. Setelah terbuka sedikit, Asiyah mengintip di sela-sela pintu. Uhh, dia seperti maling sekarang.

Asiyah memasuki tubuh mungilnya sedikit, netranya menangkap sesosok lelaki tampan berpakaian koas putih yang sedang berkutat dengan laptop di depannya. Pasti urusan kantor.

Adam membuka kaca mata yang sedari tadi bertengger di hidung mancungnya, ia menoleh ke sumber suara ketika terdengar benda terjatuh. Ia melihat Asiyah di sana.

Adam berdengus. "Ngapain hah? Mau mencuri?"

Asiyah beristighfar dalam hati, kenapa mulut suaminya ini sangat pedas saat berbicara?

"Mas sudah shalat?"

"Sudah."

Setelah menjawab singkat, Adam kembali fokus dengan laptopnya. "Keluar sana! Saya sibuk!"

Asiyah tak menuruti perintah Adam, karena ia lebih memilih berjalan ke arah kasur, ia menghela napas. Suaminya belum bisa mengubah kebiasaan buruk, meletakkan handuk basah di atas kasur, sungguh ia sangat tidak suka pada orang yang sembarangan meletakkan handuk, padahal tempatnya sudah tersedia.

Adam berdecak, melihat Asiyah yang malah berjalan di dalam kamarnya, dari pada menuruti perintahnya.

"Sudah berani membantah, heh?"

"Mau jadi istri durhaka?"

Asiyah mengambil handuk itu, lalu meletakkannya di Towel rack di dalam kamar mandi. Adam tersenyum picik, melihat Asiyah yang tak sedikitpun merespon pertanyaan nya.

Adam bangkit dari kasur, lalu berjalan ke arah Asiyah dan mencekal lengan gadis itu keras.

"Aw ... Sakit Mas ..." Bibir itu meringis menahan sakit, terus berusaha melepaskan tangannya dari cekalan Adam. Adam menatap Asiyah tajam.

Ikhlas Bersamamu |END|✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang