Jangan salahkan aku, jika aku bertindak berlebihan. Aku hanya ingin meraih cintamu yang begitu keras untuk di cairkan
***
"Jadi kapan Mas menemui ibuku?"
Adam terkejut bukan main, dengan perlahan gerakan mengaduk kopinya terhenti, saat terdengar ucapan gadis di depannya ini dengan begitu santai tanpa beban, pasalnya lagi gadis ini tak segan-segan membesarkan volume suara sehingga para beberapa pengunjung kantin menoleh kearah mereka dengan tatapan yang tidak dapat diartikan. Kini, dirinya berkunjung ke kuliah Anaz dan menemui Anaz di kantin untuk mengisi jadwal kosong di kantor, serta membayar rasa rindu yang begitu membuncah, sekalian menemani Anaz untuk menyelesaikan skripsinya.
Anaz mengetuk meja mencari perhatian Adam, menyadarkan Adam yang terlihat seperti melamun dan diam. Anaz semakin kesal karena usahanya sia-sia, tetap saja Adam masih pada lamunannya, sehingga ia lebih memilih berteriak. "Mas Adam!!"
Adam tergelojak kaget, ia menghela napas berat, menggaruk dagunya lalu menatap sekeliling, karena sekarang semua pengunjung kantin melihat kearah mereka sebab suara Anaz yang begitu keras. Ia menatap Anaz memelas. "Anaz jangan berteriak!" Tegas Adam pada Anaz yang memutari bola matanya malas.
Anaz mengerucutkan bibirnya dengan hentakkan kecil kakinya di lantai. "Mas sih bikin aku kesal, aku tanya Mas nggak jawab-jawab. Jadi kapan nih Mas temui ibuku, Mama dirumah sering banget nanyain Mas." Ulang Anaz dengan suara yang lantang.
Kedua mata Anaz menyipit, alis matanya menyatu, ia memandang Adam setengah curiga, kenapa Adam terlalu lama menjawab pertanyaan yang menurutnya begitu mudah untuk mendapatkan jawaban atau jangan-jangan. "Mas udah nggak niat lamar aku lagi, jadi kemarin cuma omong kosong doang? Ih benar ya ternyata lelaki itu suka PHPIN perempuan."
Anaz menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi, dengan kedua tangan di lipat di dada, menatap kesal kearah Adam yang masih saja tetap diam. Anaz mencibir dalam hati.
"Mas!" Sentak Anaz.
Adam menghela napas panjang. "Oke, nanti ya, saya masih sibuk!"
Anaz semakin mengerucutkan bibirnya, oke ia masih mencoba untuk memahami apa yang terlontarkan dari bibir lelaki yang ia dicintai ini, memang benar adanya. Mas Adam semakin sibuk karena adanya proyek baru yang sedang di bangun. "Baiklah, aku nunggu Mas, tapi Mas jangan bohong karena Mas sudah berjanji untuk menikahiku segera."
Adam menghela napas berat, lalu mengangguk pasrah, sepertinya ia harus membicarakan ini pada Umminya tentu Adam pun siap menerima amukan Umminya yang bisa saja membuangnya ke laut, ia begitu mengerti kalau Umminya sangat mencintai Asiyah, tapi ia tidak peduli, semua yang ia lakukan demi wanita yang dicintainya. Dan soal Asiyah istrinya itu, mungkin ia akan melukai hati gadis itu lagi, apa boleh buat gadis itu harus menerimanya dan memilih salah satu, cerai kah? atau poligami kah?
Anaz menyeruput Juice melon nya, lalu berdehem sebelum kembali membuka pembicaraan. "Mas kenal nggak sih sama wanita yang kemarin kecelakaan itu? aneh banget, wanita itu nanya-nanya tentang hubungan kita Mas, padahal aku tidak mengenalnya begitu juga dengan Mas kan?" Anaz membuka pembicaraan itu dengan wajah yang begitu tampak tak suka jika mengingat kembali wajah wanita yang begitu lancang. Ah, sungguh menjengkelkan.
Adam mematung sejenak, tapi langsung ia normalkan kembali mimik wajahnya yang begitu kentara terlihat gugup, mencoba untuk tidak tahu apa-apa tentang itu. "Sa-ya tidak ke-nal dia!" Ucap Adam tanpa menatap Anaz, ia lebih memandang ke kerumunan kantin yang begitu mendesakkan mengantri makanan yang begitu banyak peminatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikhlas Bersamamu |END|✓
Espiritual⚠️ DON'T COPY MY STORY ⚠️JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH, KEJADIAN, LATAR, SUASANA SAYA MOHON MAAF SEBESAR-BESARNYA KARENA ITU DILUAR DUGAAN SAYA! ⚠️ JANGAN BACA DIWAKTU SHALAT, TETAP JADIKAN AL-QURAN PALING UTAMA UNTUK DIBACA ⚠️ CERITA INI DI PERUNTUK...