Apa sebenarnya definisi cinta menurut kalian?
***
"Apa-apaan ini Seo?" Murka Adam pada Seo di depannya yang terlihat sangat santai. Ia begitu emosi setelah membaca sebuah berkas yang di berikan oleh Seo. Bagaimana Adam tidak marah, Seo yang menghilang beberapa hari, dan kembali muncul dengan menyerahkan surat pengunduran diri. Uh, sungguh ia lelah, tidurnya tidak nyenyak dan sekarang harus dihadapi dengan kelakuan Seo yang membuat napasnya memburu menahan emosi.
Seo terlihat santai, bahkan menganggap kemarahan Adam hanyalah angin berlalu, ia memandang Adam dengan wajah tanpa ekspresi. Seo begitu tak peduli jika Adam membencinya, ia hanya ingin menjauh dari kehidupan Adam tanpa terikat apapun.
Sungguh dirinya tak sanggup membantu Adam dalam hal yang menyangkut tentang nona Asiyah, dirinya ingin bebas dan menjaga nona Asiyah tanpa ada niat atau suruhan dari Adam, ia ingin menjaga Asiyah karena memang hatinya yang menginginkan. Walaupun hati gadis itu sulit sekali diraih apalagi mengingat kejadian yang tanpa sengaja ia lihat dengan mata kepalanya sendiri. Ah, sakit sekali.
Adam melempar berkas pengunduran diri Seo ke lantai, lalu bergegas bangkit dari kursi dan berjalan mendekati Seo dengan tubuhnya disandarkan di pinggir meja.
"Seo kau jangan main-main! Misi kita belum selesai."
Seo berdecak. Ia terkekeh sinis. "Nona Asiyah tidak salah Bapak Adam yang terhormat." Ucap Seo dengan suara meremehkan. Nada itu tentu sangat menyinggung perasaan Adam.
"Seo sialan!" Makinya dalam hati.
"Kau!" Gertak Adam, ia mengepalkan tangannya erat hingga kukunya terlihat memutih.
"Apa mau mu sebenarnya?"
"Berhenti menyalahkan nona Asiyah!"
"Bagaimana aku tidak mencurigai dia, uangku habis dalam hal tidak berguna asal kau tahu itu." Kata Adam tak kalah tegas dengan nada suara Seo sebelumnya. Adam memukul meja disampingnya keras melampiaskan rasa amarahnya pada Seo.
Seo tersenyum tipis bahkan terlihat meremehkan. "Buktinya apa? Bahkan nona Asiyah tidak menggunakan sedikit pun kartu kredit yang anda berikan!" Seo melempar kartu kredit itu asal, kartu kredit yang ia ambil sendiri di dalam kamar Asiyah diam-diam, sungguh Seo tak percaya, ternyata Adam melakukan berbagai cara agar Asiyah menjadi orang tersangka, menjebak Asiyah dengan uang. Apa Adam tak tahu apa-apa tentang Asiyah, bagaimana hati wanita itu? Bahkan menurutnya Asiyah adalah wanita yang paling istimewa yang pernah ia temui di dunia ini, mata yang memandang orang lain begitu lembut, serta hati yang baik kepada orang lain, sekalipun pada orang yang pernah disakiti. Adam benar-benar suami terburuk yang tak pernah Seo bayangkan sebelumnya.
"Kalau anda tak percaya silahkan cek sendiri!"
Adam melongo tak percaya. Pantas saja ia merasa aneh dengan Asiyah selama ini, karena wanita itu selalu menggunakan baju yang sama setiap harinya bahkan baju yang pernah ia beli waktu di Mall beberapa bulan yang lalu. Apa gadis itu memang tak begitu mengenal fashion? mungkinkah pada masa pubertas, tidak menyukai shopping? Adam tak bisa berkata-kata lagi, tapi tetap saja ia masih kurang yakin dengan semua ini, mungkin saja gadis itu sandiwara di depannya.
"Darimana kau tahu, jangan karena kau dekat dengan wanita itu kau membelanya lagi." Sergah Adam masih tak percaya.
"Apa anda lupa? Saya yang selalu mengawasi gerak-gerik nona Asiyah atas suruhan anda sendiri, bahkan saya tahu kemana dan apa saja yang nona Asiyah lakukan selama ini. Nona Asiyah tidak pernah mengunakan kartu kredit itu, dia hanya menyimpannya di laci kamar. Apa anda lupa dengan semua yang anda suruh sama saya hah?" Sungguh Seo paling benci dengan orang yang seperti tidak tahu apa-apa seperti ini. Ia berdecak melihat ekspresi Adam dengan mimik tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikhlas Bersamamu |END|✓
Espiritual⚠️ DON'T COPY MY STORY ⚠️JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH, KEJADIAN, LATAR, SUASANA SAYA MOHON MAAF SEBESAR-BESARNYA KARENA ITU DILUAR DUGAAN SAYA! ⚠️ JANGAN BACA DIWAKTU SHALAT, TETAP JADIKAN AL-QURAN PALING UTAMA UNTUK DIBACA ⚠️ CERITA INI DI PERUNTUK...