Prolog

1.2K 68 2
                                    

Author pov

Suara ribut itu terdengar di halaman belakang sekolah.

Murid-murid yang ada di situ hanya bisa menonton tanpa berani melerai.

Seroang siswi tengah di bully oleh kakak kelasnya tersebut. Gadis itu yang tengah menangis dengan keras.

Tak ada yang mau menolongnya. Ia yakin akan hal tersebut.

Salah satu gadis di kerumunan tersebut menghela nafasnya muak, ia mengambil tongkat kastinya dari sahabatnya dan beranjak ke arah murid sok yang tengah melakukan pembullyan tersebut.

Ia mendorong ember yang sudah isinya sudah akan ditumpahkan untuk gadis yang mereka bully sehingga isi ember tersebut mengenai gadis-gadis sok tersebut.

"APA-APAAN SIH LO!"

"BANGSAT!"

"SIALAN!"

"GAPUNYA OTAKK!!!"

Gadis yang mereka umpat malah asik mengunyah permen karetnya dan membuat balon dari permen karet tersebut.

Prisil —ketua geng tersebut— menatap gadis itu dengan tajam dan geram.

"Jangan mentang-mentang nama lo Queen terus lo bisa sok jadi pahlawan kesiangan gini deh! Segala bawa tongkat kasti. Lo berharap dibilang mirip Harley Quinn? Ngimpi lo!"

Queen justru malah mengayunkan tongkat kastinya ke ember yang tergeletak itu membuat benda mati tersebut menjadi pecah.

Queen melangkah maju mendekati Prisil dan mencengkram dagunya dengan kencang.

"Lo yang gausah banyak gaya. Sok berkuasa. Duit hasil korupsi bokap aja bangga. Tolol."

Lalu Queen membalikan tubuhnya dan menarik gadis yang tadi dibully oleh mereka untuk beranjak dari sana.

"Ohiya, Harley Quinn emang sama kayak gua. Kita sama-sama Queen."

Lalu mereka benar benar pergi darisana meninggalkan geng Prisil yang sudah kesal bukan main.

My Name Is... QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang