Dua Puluh

565 59 17
                                        

Author pov

Queen menatap ke arah pantulannya di cermin. Rambut abu-abu, mata biru laut karena lensa kontak yang ia pakai, atasan dan rok ketat.

Well, ia sudah kembali seperti dulu. Ini semua ulah Radja yang malah mengkhianatinya. Ia merubah semuanya karena yang Radja suka ialah ia yang suka mengumpat kasar. Jika ia bermulut sampah dan berkelakuan layaknya sampah, pria itu tidak akan perduli dengannya bukan?

Queen merapihkan rambutnya sekali lagi sebelun keluar dari kamar itu dan segera menuju ke ruang makan karena Hanny pasti menunggunya disana.

Saat telah sampai di ruang makan itu, ia menghampiri Hanny dan merangkul sahabtnya itu dengan senyum yang tersungging di bibirnya.

Hanny menatap Queen dari ujung kaki sampai ujung kepala. Menyadari perubahan gadis itu.

"Gua makin badass ga?" Tanya Queen sambil menaik turunkan alisnya.

"Bukan badass, tapi ass lo yang bad."

Queen terkekeh saat mendengar ucapan Hanny itu.

Hanny menutup kotak bekal itu yang sedari tadi ia siapkan lalu memberikan satu kotak itu pada Queen yang kini mengeyitkan keningnya bingung.

"Bekel buat lo. Nanti gua ga bisa ke kelas lo pas istirahat soalnya gua mau ngerjain tugas kelompok."

Akhirnya Queen menerima kotak bekal itu dan memasukannya ke dalam tas.

Lalu ia mulai memakan roti selai yang juga sudah Hanny buat untuknya.

Gadis itu tersenyum saat merasakan nikmatnya selai yang ada di roti ini.

Holkay beda emang selainya mah, batinnya.

"Lo mau bareng gua pake mobil atau mau minjem motor sport di garasi?" Tanya Hanny.

Dan tentu saja Queen memilih motor.

Hanny segera memberikan kunci motor itu dan buru-buru keluar rumah untuk berangkat sekolah karena sebentar lagi bell masuk berbunyi.

Queen menghabiskan 5 roti yang ada di meja dan meminum susu yang telah disediakan lalu segera menuju ke garasi.

Ia memasuki garasi itu dan menghampiri motor sport hitam mengkilap yang bermerk terkenal itu dan yang jelas harganya melebihi harga rumahnya.

Ia segera menaiki motor itu dan memakai helm hitam yang sudah menjadi pasangan motor itu lalu mulai menghidupkan mesinnya.

Gadis itu tersenyum sinis dan mulai memasukan gasnya hingga motor itu melaju dengan kencang.

°°°°°

Suara raungan motor terdengar dengan kencang di sekolah itu membuat murid yang hampir memasuki kelasnya menjadi keluar lagi dan melihat ke parkiran sekolah itu.

Gadis itu turun dari motor tersebut dan membuka helmnya lalu menaruh helm tersebut di motor.

Ia mengunyah permen karetnya dan memasuki gedung sekolah dengan tatapan datar andalannya.

Tatapan datar yang sudah lama tidak ia keluarkan. Semenjak ia dekat dan berpacaran dengan Radja.

Ia menatap Radja yang berada di ujung koridor lalu menyunggingkan senyuman sinis.

Seseorang menepuk bahunya membuat tatapannya teralih.

"Sma Angkasa mau nyerang sekolah kita. Lo mau ikut tawur apa mau atur strategi aja kayak awal semester?"

Pandangannya beralih pada Rasya dan senyum sinis kembali terukir di bibirnya.

"Gua turun tangan buat nyerang."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Name Is... QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang