Typo bertebaran 😪
Author POV
****
Hari ini, Elang tidak pulang ke apartemen. Ia harus membicarakan ini pada kedua orang tua nya. Di ruang ini, ada Papa dan Mama Elang yang tengah duduk sambil memakan cemilan."Pah" panggil Elang
"Sini duduk. Anak papa udah gede ya" sahut Papa dan menepuk nepuk paha nya.
"Kalo udah gede ngapain di pangku?" Tanya Elang membuat kedua orang tua nya terkekeh.
"Ya udah duduk di samping Papa"
"Pah. Papa engga marah sama Elang?" Tanya Elang membuat tawa papa nya tercetak.
"Malah ketawa" cetus Elang membuat Mama nya terkekeh
"Kenapa harus marah? Udah di lakuin kan? Nasi udah jadi bubur sayang. Papa kecewa sama kamu. Bahkan buka papa aja. Mama aja kecewa. Tapi setalah papa pikir pikir, apa nya yang harus di kecewakan? Mungkin ini semua cobaan kamu. Ya anggap saja kamu sedang belajar dewasa. Dan satu lagi" membuat alis Elang terangkat "kamu engga gay sama Fandi atau pun Denis" kata papa dengan tawa nya yang lepas.
"Tapi Pah. Elang uda--" kata Elang terpotong karena mama nya sudah mencela terlebih dahulu.
"Bener kata papa. Lagian mama udah siap kok kalo harus gendong cucu" sahut Mama membuat sesuatu di perut Elang naik ke atas.
"Besok kita jemput menantu papa" kata Papa yang mendapatkan sahutan dari sang Mama.
"Menantu mama juga"
"Iya deh iya. Menantu mama"
Elang bersyukur mempunyai kedua orang tua yang selalu bisa menerima keadaan nya. Namun ia begitu awahtir dengan keadaan Aluna. Apakah gadis itu masih di siksa oleh Vina. Bunda nya.
****
Hari ini, Elang tidak masuk sekolah. Bukan terkena DO. Melainkan untuk menghalalkan Aluna. Sekarang ia sudah berada di dalam rumah milik Aluna. Setalah selesai mengucapkan ijab qobul, Elang langsung mengajak Aluna untuk tinggal bersama nya satu atap.
Vina. Tidak ada respon sedikit pun. Membuta kedua orang tua Elang merasa ada yang tidak rebes dengan Vina. Apakah dia marah karena anak nya hamil di luar nikah?. Tapi kenapa sampai segitu nya.
"Mama sama Papa tinggal pulang ya. Baik baik di sini. Jangan lupa minum juga susu nya ya sayang" kata Yuli sangat lembut. Membuat tawa Aluna tercetak. Andikan bunda nya selembut ini dengan nya.
"Iya Ma" jawab Aluna dengan susah payah ketika menyebutkan kata 'mama'.
"Ya sudah kita pulang dulu" kata papa.
Setelah kepulangan kedua orang tua Elang. Hanya tinggal Elang dan Aluna lah di apartemen milik Elang. Aluna merasa sangat canggung. Terlebih lagi melihat pergerakan Elang. Membuat Aluna sangat takut.
"Mau nunggu kaki nya patah?" Tanya Elang membuat Aluna sedikit demi sedikit menatap nya.
"Sini duduk. Kecapean aja. Jadi urusan gue" kata Elang menepuk nepuk sebelah duduk nya yang ia duduki.
"Btw. Gue gak kena DO. Cuman Lo doang. Gue harap. Selama gue sekolah Lo gak buat masalah"
Aluna mengangguk kepala nya patuh "kalo laper ngomong" lagi lagi Aluna meangguk kan kepala nya.
"Kalo di ajak ngomong tu ya ngomong bukan angguk angguk aja" kata Elang yang sudah melepas baju koko nya.
"Dan satu lagi. Lo harus ikut peraturan gue" kata Elang sebelum benar benar masuk ke dalam kamar mandi.
"Kak. Aluna laper" kata Aluna dengan nada suara lirih. Namun masih bisa di dengar oleh Elang.
"Di kulkas ada sayuran. Kemaren sore mama bawain. Seterah mau Lo buat apa. Yang penting jangan manis manis. Gue gak suka" sahut Elang.
"Iya kak" kata Aluna.
Aluna pen berjalan memasuki dapur. Menghela napas itu lah yang Aluna lakukan. Dapur ini sangat berantakan. Aluna membuka pintu kulkas. Banyak sekali sayur mayur di sini. Apa yang harus Aluna buat. Mungkin membuat capcay.
****
Sekarang Aluna sudah siap dengan makanannya. Ia membuat capcay. Elang yang baru saja masuk ke dapur, mata nya langsung teralih pada masakan yang di buat Aluna.
Aluna mengambil dua sendok nasi untuk Elang. Tanpa memberikan sayur.
"Sayur nya?" Tanya Elang dengan alis terangkat.
"Itu.. kakak.. ambil aja sendiri" kata Aluna dengan nada suara takut. Memang takut.
"Ck. Gue mau nya Lo yang ambilkan" sahut Elang santai. Aluna pun memberikan dua sendok capcay nya ke atas piring Elang. Setalah itu, ia pun mengambil kan untuk diri nya sendiri.
Setalah acara makan sudah selesai, membuat Aluna menghela napas senang. Akhir nya, selesai juga acara hening heningan.
"Lo kalo cape tidur aja" titih Elang membuat Aluna mendongakkan kepala nya untuk menatap mata hitam milik Elang.
"Dan satu lagi. Lo gak usah takut sama gue" kata Elang sebelum meninggal Aluna di dalam dapur sendiri an.
Aluna seraya mengaggukan kepala nya. Setalah selesai membersihkan bekas makan nya, Aluna masuk ke dalam kamar. Dan di sana lah ia melihat Elang yang hanya menggunakan celana pendek yang berwarna merah maroon. Tanpa sehelai benang di tubuh atas nya. Membuat Dadang kotak kotak nya terpampang jelas dimata Aluna.
Kaum hawa mana yang tahan jika melihat pemandangan seperti ini?. Sepupu cupu nya Aluna jadi orang, sepolos polos nya Aluna jadi orang, ia masih sesuka sesama lawan jenis bukan sesama jenis.
"Ngapain Lo ngeliat gue kaya gitu?" Tanya Elang dengan mata yang masih setia dengan ponsel nya. Tidak bergerak namunbuat Aluna terkejut bukan main.
"Itu.. aku.. ini.. aku" kata Aluna terbata bata dan binggung.
"Itu ini aku aku. Apa sih ga jelas Lo. Mending tidur. Kasian anak gue yang ada di dalam perut Lo" kata Elang membuat senyum Aluna tercetak.
Ternyata Elang mengakui janin yang ada di dalam perut nya. Bagai mana pun, Aluna masih sedikit takut jika Elang tidak mengakui anak yang berada di dalam perut nya. Tapi ketika mendengar perkataan langsung dari mulut Elang membuat Aluna akhir nya yakin. Ia bisa menyelesaikan masalah ini dengan suami nya. SUAMI NYA.
"Tidur di mana?" Tanya Aluna polos membuat Elang refleks menggeser tubuh nya.
"Tidur di sini" kata Elang menepuk nepuk bantal yang ada di samping kanan nya.
"Tidur di samping kakak?" "
"Engga Na. Di trotoar aja sana Lo tidur. Banyak bacot amat mau tidur aja" kata Elang datar. Aluna menghela nafas dan berjalan mendekati Elang yang tengah sibuk dengan ponsel nya. Entah apa yang di lakukan pria itu.
Aluna memejamkan mata nya. Tidak butuh waktu lama untuk membuat Aluna berada di alam bawah sadar nya. Sedangkan Elang, kini mata nya teralih pada Aluna yang sudah tertidur di sebelah nya. Entah dorongan dari mana membuat Elang mengelus puncak kepala gadis ini.
"Maafin gue Na. Gara gara gue, semua masa depan Lo rusak gitu aja. Gue gak bermaksud" kata Elang dengan tangan yang masih mengelus puncak kepala Aluna.
AN: hemmm Elang gantle gak gaesss??
Vote Komen, Follow dan Share juga ke semua temen kalian biar bisa ikut liat babang Elang yang gantle ini.
Salam hangat dari NiWayanDillaMaharani:')
KAMU SEDANG MEMBACA
Aluna
Подростковая литература*** Menikah di umur muda adalah mimpi buruk yang tidak pernah di mimpikan seorang gadis yang bernama Aluna. Tapi apa daya tuhan berkehendak lain. Aluna menikah di umurnya yang terbilang cukup muda. Tidak ada cinta, tidak ada kasih sayang. Bahkan men...