chapter 14

3.3K 115 28
                                    

***
Hari ini, Elang berniat ingin mengajak Aluna ke sebuah taman di dekat perbukitan. Agar gadis itu tidak terlalu jenuh. Namun ia malah memilih untuk diam di rumah. Alasan Aluna adalah, mending uang nya di simpen buat bayi yang ada di dalam perutnya. Walapun, keluarga Mahendra tidak akan pernah kekurangan sampai tujuh keturunan sekali pun.

"Na Na. Alunaaaaa" teriak Elang dari dalam kamar mandi.

"Ngapa kak?" tanya Aluna yang tengah sibuk melipat selimut

"anduk gue mana?" Tanya Elang

"Bentar kak" ucap Aluna yang langsung berlari mengambil handuk milik Elang dan memberikan kepada sang pemilik handuk tersebut.

Lima menit berlalu, Elang keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk tersebut dan menutupi bagian bawah nya saja. Membuat perut kotak kotak nya begitu jelas terpampang. Dan air air yang berjatuhan dari atas rambut Elang. Membuat Aluna menatap tanpa berkedip. Suasana bagi Aluna begitu canggung. Sedangkan Elang nampak tidak peduli dengan Aluna yang terkesima oleh dirinya ini.

"Sana mandi Na" suruh Elang yang langsung merebahkan tubuh nya di atas kasur.

Dengan cepat Aluna masuk kedalam kamar mandi. Sedangkan Elang kembali bangkit dan mencari boxser hitam nya di dalam lemari kamar nya.

Lima belas menit berlalu Aluna keluar dengan kimono pink nya dan rambut yang terbungkus oleh handuk kecil itu. Sedangkan Elang entah lah Aluna tidak tahu apa yang sedang pria itu lakukan. Yang jelas ia tengah sibuk dengan kegiatannya itu.

"Na, sini duduk di depan gue" ucap Elang yang membuat niat Aluna untuk mengambil baju tertunda.

"Kenapa kak?" Tanya Aluna binggung dan juga gugup

"Duduk di depan gue. Biar gue yang ngeringin rambut lo" ucap Elang yang sudah sibuk dengan Hairdryer. Entah lah,Aluna tidak tahu itu milik siapa. Yang ia tahu adalah, Elang ingin memanjakan nya sekarang.

Aluna berjalan mendekati Elang dan duduk di membelakangi Elang. Sedangkan Elang sudah sibuk melepas handuk kecil yang membungkus rambut istrinya ini. Ia pun menyisiri rambut Aluna dan memberikan elips ke rambut Aluna. Ia pun mengeringkan rambut Aluna. Aluna diam. Ia sangat gugup dan juga, entahlah. Aluna tidak tahu dengan perasaannya ini. Perasaan macam apa ini sebenarnya.

"Berapa usia kandunga lo sekarang?" Tanya Elang mencoba mencairkan suasana hening tersebut.

"Sekitar empat bulan" ucap Aluna

"Lusa kita periksa kandungan lo" cecar Elang yang masih sibuk dengan rambut Aluna.

Aluna menganggukan kepalanya. "Kakak kapan ujian nasional nya?" Tanya Aluna dengan nada suara takut

"Dua minggu lagi" ucap Elang nampak tidak peduli jika seminggu lagi ia harus menghadapi ujian nasional.

Aluna nampak berguman untuk jawaban daru Elang. Ia pun diam menikmati jemari Elang yang mengelus rambut nya. Jika setiap hari seperti ini, Aluna jamin. Ia akan cinta seutuhnya kepada Elang. Wanita mana yang tidak baper jika di perlakukan seperti ini oleh suaminya?

"Udah Na. Pake baju lo. Gue tunggu di meja bawah" ucap Elang yang merapihkan peralatan tadi dan turun kebawa. Aluna pun menyisir rambut nya dan mencari daster kesayangan nya. Jika kebanyakan wanita jika selesai mandi akan merias wajah nya, maka beda hal nya dengan Aluna. Ia hanya menggunakan bedak bayi. Itu pun lebih dari cukup.

Namun, Elang selalu membelikan nya. Entah itu bedak bayi, pelembab bibir dan juga pensil alis. Elang lah yang sangat sibuk dengan hal seperti itu. Namun Aluna nampak tidak peduli.

Aluna turun ke bawah. Ia mendapatkan Elang yang sudah siap dengan dua piring nasi goreng. Memang, belakangan ini Elang senang sekali jika di suruh untuk membuat nasi goreng. Dan entah dari mana, Aluna selalu suka dengan nasi goreng buatan Elang.

"Mau gue suapin apa makan sendiri?" Tanya Elang menatap Aluna.

"Sendiri aja deh kak" jawab Aluna yang langsung duduk di depan Elang.

Aluna pun sibuk pada nasi goreng nya itu. Sedangkan Elang sibuk pada wajah Aluna. Baru ia sadari bahwa Aluna begitu cantik. Gadis dengan rambut setengah tiang, hidung yang mancung, mempunyai mata yang sipit dan juga bibir yang ranum. Pria mana yang tidak tergoda jika melihat bibir ranum milik Aluna?.

Cantik guman Elang yang masih setia menatap wajah Aluna. Aluna yang merasa diri nya di perhatikan hanya berpura pura tidak peduli. Walapun sebenarnya, Ia merasakan sesuatu yang aneh oleh diri nya. Perasaan macam apa ini?

***
Mutiara berada di dalam cafe. Ia sedang memesan makanan. Ia malas jika harus sarapan di rumah. Ia malas jika harus mendengarkan orang tuanya selalu berdebat tentang uang.

Namun matanya menatap seseorang. Gadis ya yang duduk di jauh di depan nya itu nampak tidak asing baginya. Namun siapa kah gadis itu?.

Mutiara terus menatap nya. Dan ternayata, gadis itu. Gadis Elang. Sejak kapan gadis itu ada di Indonesia. Sejak kapan gadis itu kembali.

Ide licik Mutiara muncul begitu saja. Ia pun menghampiri gadis tersebut.

"Hai. Gue boleh duduk di sini?" Tanya Mutiara sangat ramah.

"Tentu" jawab gadis itu tanpa melihat Mutiara. "Mutiara" ucap nya kaget ketika menyadari bahwa di depan nya adalah Mutiara. Sahabat kecil nya dulu.

"Apa kabar lo. Gue kira lo di telen bumi" ucap Mutiara yang langsung duduk begitu saja dan meminum jus alpukat milik gadis tersebut.

"Wih gue mah sehat. Lo yang apa kabar. Makin cantik aja lo ya. Udah gitu ga berubah. Dari dulu sampe sekarang sangat menyebalkan" ucap nya sinis

"Gue mah sehat. Lah lo baru sadar kalo gue emang cantek?" Tanya Mutiara sombong "lo tuh yang berubah. Makin pedes aja tuh mulut"

"Ahahaha. Gila. Udah lama ya kita ga ketemu" ucap nya lagi

"Iya. Lo kapan balik nya ke Indo? Udah ketemu sama Elang?" Ujar Mutiara yang sudah mulai dengan tujuan nya. Ya itu menciptakan masalah baru untuk Aluna dan juga Elang.

"Udah seminggu yang lalu kali" jawab gadis itu dengan kekehan "gue udah ketemu sama Elang. Eh ternayata Elang udah nikah ya" ucap nya lirih

"Iya. Dan gue ga suka sama tuh cewe. Lugu lugu bangsat" ucap Mutiara mempanasi gadis yang duduk di depan nya ini.

"Gue mau ngerebut Elang gue. Lo mau bantu gue kan?" Tanya gadis itu. Tanpa Mutiara yang minta, malah gadis itu yang meminta nya sendiri, jadi Mutiara tidak perlu repot repot sendiri.

"Tentu. Apa sih yang engga buat sahabat kecil gue?" Ujar Mutiara dengan senyuman licik nya.

"Tapi cara nya?"

"Gue ada nih" ucap Mutiara.

Ia pun menjelaskan nya semua. Dari bawah sampai atas. Gadis itu nampak setuju dan menerima nya.

"Kapan?" Tanya gadis itu lagi

"Nanti kalo ada waktu gue kasih tau, nomor lo mana biar enak gue ngasih kabar nya" Ucap Mutiara

Gadis itu pun memberikan nomor ponsel nya nya. Setelah selesai, Mutiara pun pamit meninggalkan sahabat kecil itu.

"Tunggu gue Aluna" ucap Mutiara di depan cafe dan tersenyum licik.
























#TBC

SEKALI UP LAMA UDAH GITU DIKIT. MAU LU APAAN THOR? GREGET GUE.

ya maap. Author kan ada kesibukan sendiri. Maap kalo udah mengabaikan kalian.  Nanti kalo author ada waktu author up. Janji deh. Sekali lagi maap ya.

Bantu pencapaian 1k nya dunk.

VOTE KOMEN FOLLOW DAN SHERA!!!

salam dari author ambyar :v

AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang