prolog

5.1K 162 23
                                    


HAPOY READING...

TYPO BERTEBARAN 😪 (selama aku buat. Belom pernah aku revisi)

Author POV:

***

Jika hidup selalu mendapatkan apa yang kita mau, memang hidup sangat terlihat bahagia. Namun apa yang akan terjadi jika hal itu berbalik. Sungguh malang bukan kehidupan kita?.

Dari kisah ini kita tau. Bahwa sesuatu yang kita inginkan tidak lah gampang untuk meraih nya. Harus berkerja keras. Kerja dan kerja.

****
Aluna POV

Kalian harus bersyukur dengan apa yang kalian punya. Memang aku memiliki keluarga yang utuh. Dengan kedua orang tua dan satu adik perempuan. Rumah besar. Mobil yang sangat mewah. Toko buku yang amat besar. Segala yang aku punya berbentuk besar. Namun ada satu yang ku punya yang berbentuk kecil. Bahkan lebih kecil dari semut. Ya itu kasih sayang dari orang tua.

Aku binggung dengan kedua orang tua ku. Kenapa mereka lebih sayang dengan Alena. Ya Alena adalah nama dari adik ku. Alena masih bersekolah di sekolah dasar. Sedangkan aku masih berada di tengah-tengah di masa abu abu ku. Atau aku masih kelas XI.

Alena mendapatkan apa yang di mau. Uang? Ia dapatkan. Baju? Langsung di belikan. Bahkan tidur dengan kedua orang tua ku? Ia di boleh kan. Sedangkan aku? Mendapatkan uang saja harus berkerja keras. Aku berada di rumah besar ini, sama hal nya dengan aku menjadi seorang pembantu. Di sini tidak ada pelayan. Aku lah yang jadi pelayan di sini. Tapi aku masih bangga dengan itu dan tentu nya aku bersyukur. Karena Tuhan masih memberikan keluarga yang utuh.

Masalah di sekolah? Aku sama sekali tidak punya sahabat. Jangan kan sahabat. Temen saja aku tidak punya. Bisa di bilang aku ini orang yang sangat sombong. Aku lebih memilih untuk ke perpustakaan. Setiap hari aku di perpustakaan. Namun sebelum aku ke perpustakaan, aku terlebih dahulu makan siang di kelas. Karena aku selalu membawa bekal. Karen Bunda ku tidak pernah memberikan uang lebih. Hanya pas untuk ongkos.

Aku sudah bersyukur, karena aku di sekolah dengan kedua orang tua ku. Namun aku sedikit sedih. Karena aku sering di bully oleh kakak kelas ku. Tidak masalah yang membully ku perempuan. Tapi yang membully ku adalah laki laki.

Aku jadi teringat pada di mana aku di bully oleh kakak kelas. Jadi cerita nya begini. Aku baru saja selesai membereskan kelas. Bukan untuk menjalankan tugas piket kelas atau semacamnya. Aku di sini di suruh membersihkan kelas akibat Fensa terkena hukuman. Ia ketahuan membully ku pada saat jam kosong. Aku hanya diam. Hal semacam ini akan terjadi pada ku setiap hari.

Saat aku berjalan di tengah lorong depan SMA ku. Aku di kejutkan dengan sesosok pria. Mereka ada lima. Tiga cowok dan dua cewek. Aku binggung karena kedua cewek ini memegang tangan ku dengan erat. Aku binggung. Menangis? Jangan kan untuk menangis. Berteriak saja rasa nya suara ku habis ketika bertemu mereka berlima.

"Cupu. Udah selesai Lo bersihin kelas jelek Lo itu" tanya salah satu dari mereka. sesosok yang aku takuti namun aku cintai.

"U..da..dah" jawab ku terbata. Aku binggung. Apa yang harus ku lakukan sekarang. Lari? Tidak mungkin. Tangan ku saja di pegang dengan erat oleh kedua gadis ini. Sedangkan di samping kanan kiri ku ada dua pria. Dan di depan ku ada dia.

"Sekarang lo ikut kita" ucap temen pria yang berada di kiri ku. Membuat aku binggung. Aku sudah berjanji dengan Bunda ku. Aku akan memasak makanan ke sukaan nya untuk makan malam. Tidak mungkin aku akan pulang sore jika sudah bersama mereka. Sudah sangat sering aku ikut mereka. Dan akan berujung di mana aku di maki maki oleh Bunda ku karena pulang terlalu larut malam. Aku hanya bisa menangis jika sudah di marahi seperti itu.

"Ma..aaf kak. Aku engga bisa ikut. Aku ada urusan dengan ibu ku" kata ku. Sebenar nya aku takut sekali mengucapkan kata kata tadi. Biarkan saja apa yang akan mereka lakukan. Yang terpenting aku sudah mencobanya.

"Urusan apa Lo sama bunda Lo?" Tanya salah satu gadis di antara mereka

"Aku harus.. aku harus" jawab mu binggung. Tidak mungkin aku akan menceritakan nya. Malah mereka akan membuat ku semakin menderita saja.

"Oke. Gue lepas Lo kali ini. Tapi inget. Besok Lo harus ikut ke apartemen gue buat bersih bersih" kata pria yang berada di depan ku. Pria yang selama ini aku takuti dan aku cintai. Memang terdengar bodoh. Tapi bagai mana lagi? Aku bingung dengan diri ku sendiri.

"Ma..ka..sih kak" kata ku terbata. Aku pun langsung berlari kecil meninggalkan mereka. Aku masih bisa mendanger ucapan dari sahabat nya yang tidak terima dengan keputusan nya barusan. Namun aku mencoba untuk cepat pergi sebelum ia berubah pikiran. Dan mengajak ku ke apartemen nya. Bisa bisa aku mendapatkan pukulan dari Bunda dan Ayah ku.

***
Author POV

Sesampai Aluna di rumah. Ia bisa merasakan cahaya kegelapan di rumah nya.  Bagai mana tidak. Rumah besar ini seperti tidak pernah di tempati. Walau pun ia sering membersihkan kan, rumah ini tidak pernah bersih dan selalu kantor. Bukti nya saja, bunda nya selalu memarahi Aluna.

Pelan pelan Aluna masuk kedalam rumah nya. Tidak ada orang. Sepi. Gelap. Dan pengap. Lah yang ia rasakan. Sudah berapa kali ini terjadi di kehidupan nya. Namun saat Aluna hendak masuk kedalam kamar nya, tiba tiba ia di kejutkan dengan teriakan yang bercampur amarah. Siapa lagi jika bukan Vina. Bunda Aluna.

"Kamu habis main dari mana aja?" Tanya Vina dengan nada suara membentak. Aluna tersentak. Binggung harus menjawab apa.

"Habis maen dari mana kamu? Habis jalan jalan sama cowok" tuduh Vina yang bukan bukan. Membuat Aluna sedih. Bagai mana tidak sedih. Jika setiap pulang sekolah ia selalu di tuduh yang bukan bukan.

"Aluna abis bersihin kelas Bun" jawab Aluna sopan. Ia tidak mau sampai menyakitkan hati Bunda nya. Bagaimana pun Bunda nya lah yang berjasa dalam hidupnya ini.

"Kakak kena hukum?" Sambar Alena. Adik perempuan Aluna. Dengan cepat Aluna menggelengkan kepala nya. Binggung juga harus menjawab apa.

"Sudah. Ganti baju mu. Terus makan, dan masak lah untuk makan malam" suruh Vina yang langsung mengajak Alena pergi dari hadapan Aluna. Sedangkan Aluna masih berdiri depan pintu kamar nya. Ternyata lelah juga. Sudah hampir enam belas tahu yang lalu Aluna lahir di dunia ini. Namun mendapatkan kasih sayang sedikit pun rasa nya belum pernah ia rasakan.

Alana menghela nafas panjang dan berat. Sakit? Hati nya sangat sakit. Aluna tidak tau apa yang harus ia lakukan, selain menangis dalam diam.





#tbc

Hiks hiks. Kok aku sedih sih?

Kalian udah sedih sedih belum?

Baru chapter pertama. Kalo udah bikin kalian sedih syukur. Kalo belom baca terus ya. Karena semakin ke chapter selanjutnya maka akan semakin sedih. Engga sedih ² amat sih. Ada humor nya baper nya emosi nya juga.

Hayo... Kepo kan? Ayok lanjut. Tinggal lanjut doang kok. Vote dan komen nya jangan lupa. Kalo lupa aku timpuk.

Canda zheyenk.

NEXT 👉👉

AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang