Ada yang kangen Aleng ga guyss?
***
Malam ini, setelah kembali dari kediaman keluarga Mahendra, sifat Elang kembali menjadi dingin membuat Aluna bertanya tanya. Namun gadis itu takut untuk bertanya pada Elang.
Aluna menatap kesal kearah Elang yang tengah sibuk dengan game online dan merebut selimut yang biasa mereka gunakan bersama.
"Kak selimutnya di bagi" ujar Aluna. Gadis itu duduk di sisi ranjang sebelah kiri. Sedangkan Elang malah membelakanginya.
"Kakak denger aku ga sih?" Tanya Aluna kesal. Elang sudah tau jika Aluna kesal namun ia berusaha tidak peduli.
"Liat itu kelakuan ayah kamu nak. Mama di buat binggung" ujar Aluna ketika sudah meletakan tubuhnya di atas kasur. Gadis itu mengelus perutnya. Elang yang mendengar itu hanya mengangkat bahu cuek.
Cukup lama suasana menjadi hening. Aluna tidak bisa tidur jika ini tidak cepat di selesaikan. Aluna mencubit pundak Elang berharap pria itu akan berbicara walau akan marah. Tapi yang Aluna dapat hanyalah suara dari ponsel Elang.
"Kakak ihhh" suara Aluna sudah tidak bisa di tahan. Gadis itu sudah ingin menangis seperti anak kecil yang di marahi oleh ibunya.
"Kakakkkkk" Aluna mencubit kuat kuat pundak Elang membuat sang empu membalikkan badannya dan menatap kesal ke arah Aluna. Gadis itu malah tersenyum. Tidak ada rasa takut lagi di dirinya.
"Apa?!" Tanya Elang dingin. Mata dan tangannya masih sibuk pada layar ponselnya.
"Aku buat salah?" Tanya Aluna dengan polos. Elang hanya menganggukkan kepalanya.
"Salah apa?" Tanya Aluna lagi.
"Ga bisa mikir otak Lo apa? Sampai sini ga paham salah Lo apa?" Tanya Elang yang tiba tiba menjadi ketus dan galak.
"Engga kak"
"Liat itu de, mama kalian bodoh" Elang mengelus perut Aluna. Sedangkan Aluna tambah di buat binggung.
"Ayah jadi kesel liatnya. Udah ga tau salahnya apa, malah ganggu ayah ngegame" lanjut Elang membuat Aluna melotot tidak percaya atas ucapan Elang. Nada suaranya sangat manja dan lembut.
"Emangnya salah mama apa yah?" Tanya Aluna meniru suara anak kecil.
"Hari inikan ayah ulang tahun. Mama ikutan prank ayah sama Tante Mutiara, Tante Rara, Om Denis, Om Fandi. Mama nakal banget hari ini de. Ayah kesel jadinya" ujar Elang panjang kali lebar. Pria itu masih menatap perut buncit Aluna dan masih setia mengelus perut Aluna.
"Jadi kamu mau bales dendam sama aku kak?" Tanya Aluna yang kini berbalik kesal kepala Elang.
"Menurut Lo?" Tanya Elang galak. Dengan perut Aluna lembut manja. Dengan Aluna kasar.
"Ya udah minta maaf" Aluna berkata jutek. Sedangkan Elang menatap Aluna dengan tatapan menyebalkan.
"Suaranya ga ikhlas" jawab Elang tidak suka.
"Ya udah. Ayah sayang. Mama minta maaf" ujar Aluna terpaksa. Elang hanya menaikkan sebelah sudut bibirnya sekilas.
"Ihsss mau kakak apa sih? Minta maaf udah. Nanya juga udah. Nyebelin" ujar Aluna kesal. Ingin sekali rasanya menjambak rambut Elang.
"Mau gue maafin?" Tanya Elang dengan senyuman liciknya.
"Iya" jawab Aluna polos. Ia tidak tau maksud Elang.
Elang tidak berkata lagi. Namun bereaksi. Pria itu menyatukan bibirnya dengan Aluna. Aluna yang mendapat perilaku seperti ini terkejut bukan main. Pasalnya, Elang tidak pernah mencium bibirnya. Hanya sebatas pipi dan keningnya. Hal seperti ini mereka lakukan beberapa bulan yang lalu. Kejadian yang merusak semua masa depan Aluna.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aluna
Jugendliteratur*** Menikah di umur muda adalah mimpi buruk yang tidak pernah di mimpikan seorang gadis yang bernama Aluna. Tapi apa daya tuhan berkehendak lain. Aluna menikah di umurnya yang terbilang cukup muda. Tidak ada cinta, tidak ada kasih sayang. Bahkan men...