Typo bertebaran 😪
****
Aluna POV
Aku tengah berjalan di pinggir jalan di dekat rumah ku. Aku habis di suruh untuk membeli bahan dapur yang sudah habis. Suasana jalan di sore hari ini sangat sepi. Hanya ada beberapa kendaraan yang lewat. Itu pun mungkin anak SMA Bangsawan yang baru pulang dari truneman.
Aku berjalan sambil bernyanyi. Sehingga aku tidak sadar ada motor besar jalan di samping ku. Itu kak Denis. Teman kak Elang. Di antara temen kak Elang, hanya kak Denis lah yang tidak pernah membully ku. Aku pun heran dengan nya.
"Kenapa jalan Lun?" Tanya kak Denis. Jika semua orang memanggilnya nama ku pada ujung nya saja, beda dengan kak Denis, ia selalu memanggil nama tengah ku, ya itu Lun. Aku pun binggung.
"Owh ini kak. Aku di suruh beli bahan dapur buat makan malam nanti" jawab ku ketika sadar ada kak Denis.
"Anak rajin. Mau kakak antar sampai depan rumah?" Tawar kak Denis. Dengan cepat aku menggeleng kan kepala ku.
"Ya sudah. Kakak duluan ya Lun" pamit nya.
"Iya kak" jawab ku sopan. Aku sudah terbiasa dengan Kaka Denis. Jadi aku sedikit merasa tidak takut ketika berbicara dengan nya.
Sesampai nya aku di rumah, tiba tiba aku melihat kedua orang tua dan adik ku sibuk memasukan barang barang kedalam mobil ayah ku.
"Bunda mau ke mana?" Tanya Aluna binggung ketika melihat Kedua orang tua nya sibuk membereskan barang barang. Semacam akan pindah.
"Bunda harus pergi keluar kota sama ayah. Pekerjaan ayah di pindahkan di sana. Kamu tidak usah ikut kami. Cukup di sini dan jaga rumah ini" jelas Vina yang membuat aku langsung menganggukan kepala nya.
"Bentar lagi Lena pergi" kata adik ku. Aku hanya tersenyum getir melihat nya.
"Kalo gitu ayah berangkat dulu. Jaga diri mu baik baik Aluna. Hanya tiga bulan ayah di sana" kata Ayah ku. Aku menyalimi tangan kedua orang tau ku dan adik ku. Aku sempat berpikir. Bagai mana adik ku bisa ikut ayah ke luar kota. Sedangkan sebentar lagi semester ganjil.
Bodo ah. Lagian ayah ku orang kaya. Aku tidak peduli dengan itu. Seterah ayah ku saja.
TIN....
Klakson mobil ayah ku menggema di halaman depan rumah ku. Aku menghela nafas lega. Tiga bulan adalah waktu yang cukup lama. Selama tiga bulan aku bisa sedikit tenang. Tidak ada omelan dari ibu ku. Namun aku sedikit takut tinggal di ruang yang begitu besar bagi ku.
Aku melambaikan tangan ku. Setelah mobil ayah ku hilang dari pandangan ku, dengan cepat ku tutup gerbang pintu rumah ku. Yah setidaknya aku tidak perlu memasak makan yang banyak. Mungkin aku akan menggoreng telur saja.
Sekarang aku berada di dalam kamar ku. Masalah bahan masakan tadi sudah ku taruh terlebih dahulu di tempat nya masing-masing. Ku tatap diri ku melewati cermin yang berada di meja rias ku sekaligus meja belajar ku.
Aku nampak seperti mayat hidup. Bagai mana tidak. Wajah yang putih, bibir pucat dan kantung mata yang tidak begitu hitam namun sedikit bengkak. Aku hanya tersenyum melihat pantulan diri ku. Toh aku tidak butuh penampilan yang sempurna. Cukup hati yang tulus menerima ku.
Setalah menatap pantulan diri ku di cermin, aku langsung masuk ke dalam kamar mandi. Aku butuh air yang dingin untuk membasuh badan ku.
Author POV
Setalah mandi, Aluna duduk di salah satu ruangan yang paling sering digunakan untuk berkumpul. Namun ia jarang sekali berkumpul di sini.
Perlahan Aluna mencari remote tv dan menghidupkan nya. Tidak ada siaran yang bagus untuk di tonton, namun saat Aluna memposisikan diri nya di atas sofa. Tidak di sadari Aluna telah berada di alam bawah sadar nya.
***
Sekarang sudah menunjukkan pukul 21. 34. Dan bearti Aluna sudah tertidur selama empat jam lebih. Jika Bunda nya di rumah, bisa bisa ia di omel kan habis habis. Hutffff. Aluna menarik nafas nya panjang. Untung saja Aluna sudah mandi.Dengan segara ia mematikan tv dan menaiki anak tangga nya. Aluna harus belajar. Namun saat ia sudah membuka buku nya dan tinggal membaca nya, tiba tiba Aluna teringat sesuatu.
"Ihssss besok kan masih trunamen" kata nya.
"Kalo aku engga belajar gimina ya?" Tanya Aluna pada diri nya sendiri.
"Udah deh ya. Belajar aja deh ya" kata Aluna. Ia pun melanjutkan aktivitas nya.
Setalah meresa cukup, Aluna menutup buku nya dan menyiapkan peralatan sekolah untuk di bawa nya besok.
Namun Aluna binggung. Apa yang harus di lakukan? Mata nya di suruh tutup saja tidak mau. Aluna memaki diri nya sendiri. Jika ada Bunda nya, tidak akan seperti ini. Sejahat jahat nya Vina pada Aluna, tetap saja Aluna membutuhkan nya. Hanya beberapa jam yang lalu Vina pergi, Aluna sudah kacau seperti ini. Apa lagi selama tiga bulan ke depan.
Aluna menghela nafas nya dengan kasar. Sudah jam sepuluh malam. Apa yang harus di lakukan sekarang?. Namun terlintas di pikiran Aluna untuk membaca novel yang ia beli beberapa waktu lalu.
Judul novel tersebut adalah wanita tangguh. Tidak tahu kenapa, pada saat ingin membeli novel, Aluna melihat novel ini. Seketika diri nya tertarik untuk membeli. Dengan uang saku nya ya yang telah di kumpulkan selama satu Minggu, Aluna membeli novel ini. Ia berharap ada motivasi untuk diri nya.
Sudah setengah dari buku ini ia baca. Rasa nya senang bisa membaca buku seperti ini. Ia berharap besok tidak akan ada pembullyan. Semoga saja kakak kelas nya yang bernama Elang tidak akan jahat pada nya. Dan akan berubah menjadi baik, sama seperti tadi siang.
Namun hal seperti itu pasti tidak akan terjadi jika bukan karena kak Denis, temen kak Elang yang memaksa nya bahkan mengecam nya untuk menolong Aluna. Aluna tidak tahu pasti apa yang di katakan kak Denis terhadap kak Elang. Namun dari raut wajah nya, Aluna bisa simpulkan bahwa kesalahan atau apa lah, itu sangat berakibat fatal. Bukti nya, wajah kak Elang pucat pasi ketika kak Denis mengancam nya.
Aluna binggung, kenapa diri nya bisa sangat takut dengan kakak kelas nya yang satu ini. Namun di sisi lain, Aluna sangat mencintai nya. Bodoh. Dan terdengar konyol. Itu lah Aluna. Bahkan bisa di kata kan bahwa kak Elang adalah cinta pertama nya. Selama masuk SMA, Aluna tidak ada niat untuk suka sukaan terhadap sesama lawan jenis. Namun saat ia melihat kak Elang. Kakak kelas nya, entah kenapa Aluna merasa ada yang berbeda dengan diri nya. Namun di sisi lain, kak Elang lah yang paling sering membully nya.
Tanpa di sadari, kelopak mata Aluna tertutup. Mungkin efek leleh membaca buku dan memikirkan seseorang yang membuat nya kecanduan hampir satu tahun setengah ini. Aluna tertidur. Melupakan sejenak masalah hidup nya.
AN: gimana gaesss?
Maap pendek. Kalo udah dapet 1000 kata aku langsung pindah chapter:))
Vote dan komen dong.
Ada yang mau di tanyaain atau yang mau di sampaikan ke aku?? Tanya aja. Nanti aku jawab.
NEXT 👉👉👉

KAMU SEDANG MEMBACA
Aluna
Fiksi Remaja*** Menikah di umur muda adalah mimpi buruk yang tidak pernah di mimpikan seorang gadis yang bernama Aluna. Tapi apa daya tuhan berkehendak lain. Aluna menikah di umurnya yang terbilang cukup muda. Tidak ada cinta, tidak ada kasih sayang. Bahkan men...