Typo bertebaran 😪
Author POV:
*****
Pagi pagi sekali, Elang sudah berangkat ke sekolah. Kata nya, perkejaan rumah yang di berikan oleh guru nya di sekolah sangat lah banyak. Aluna sudah pelan pelan menyuruh nya agar mengerjakan tugas tersebut. Bahkan Aluna sampai menawarkan diri nya untuk menolong kan Elang. Namun pria keras kepala ini tidak mau jika Aluna lah yang menolong nya. Dengan alasan, takut Aluna banyak pikiran.Sedangkan Aluna, sekarang sedang melipat baju milik nya dan juga Elang. Bahan baju Aluna dan Elang sangat lah beda. Kata nya Elang, sehabis ia pulang sekolah nanti akan mengajak Aluna untuk membeli baju ibu hamil. Mungkin daster.
Hampir seminggu satu atap dengan Elang membuat Aluna sedikit berani dengan nya. Bukan bearti Aluna berani melawan nya. Hanya saja, Aluna berani menyuruh Elang untuk makan tepat waktu dan mandi dua kali sehari. Karena, Elang suka tidak mandi jika hari sudah menjelang malam.
****
"Udah belom lu nulis nya. Gue udah laper" kata Fandi sambil menatap jengah ke arah sahabat nya ini. Elang.
Dari datang nya Elang di sekolah, tentu saja Fandi dan Denis ikut datang pagi. Karena Elang menyalin tugas Denis. Sedangkan Fandi, ia selalu berangkat bersama Denis. Yah itu lah yang di namakan sahabat.
"Dua cabe kita mana?" Selain cerewet, aneh, lucu, jago main gitar dan bernyanyi, Fandi juga memiliki mulut yang begitu pedas. Lebih pedas dari cabe rawit yang sering ibu ibu beli di pasar maupun di tukang sayur.
"Ga tau. Rara belom notif gue dari tadi" sahut Denis. Pria ini lebih sibuk memainkan game yang ada di ponsel nya. Walaupun Denis sering di sebut sebagai kepala anak games. namun, ia lebih pintar dari kedua sahabat nya ini. Elang dan Fandi pun terheran heran di buat nya.
"Masih lama tah Lang?" Tanya Fandi mengulangi nya lagi.
"Lu ngapain sih? Ga jelas banget. Kalo mau kantin ya kantin ga usah nyuruh gue cepet cepet. Gue colok mata lo" kata Elang yang masih sibuk dengan dunia nya sendiri. Sedangkan Fandi yang di marahi seperti hanya diam dan kembali duduk ke tempat nya lagi. Membuat Denis tertawa karena melihat wajah takut dari Fandi.
"Ga usah ketawa Lo" kata Fandi lebih kesal dari sebelum nya. Membuat tawa Denis tambah parah. Sedangkan Elang hanya menatap binggung ke arah dua sahabat nya ini.
Suasana menjadi hening setelah tawa lepas Denis selesai. Namun tidak lama berikut nya. Dua gadis yang dari tadi di tunggu pun sudah menampakkan diri nya. Bukan. Bukan mereka yang menunggu. Melainkan hanya Fandi lah.
"Ngapain Lo ngeliat gue kaya gitu?" Tanya Mutiara sinis ketika melihat Fandi. Pasal nya, pria ini seperti baru melihat tokoh publik yang amat terkenal. Membuat Mutiara risih di tatap seperti itu
"Mata gue" sahut Fandi yang kini memalingkan mata nya ke arah Rara. Membuat gadis yang berdiri sedikit lebih di belakang Mutiara mendekat ke arah nya dan mengetuk kepala Fandi. Membuat sang pemilik meringis kesakitan. Sedangkan Denis hanya menatap nya. Dan elang, masih sama. Sibuk dengan dunia nya sendiri.
"Kamu ngapain Lang?" Tanya Mutiara mendekat kearah Elang. Membuat mulut pedas Fandi kembali keluar.
"Jadi perlu di ingat. Bahwa Elang sudah memiliki istri" kata Fandi membuat Elang mengangkat kepala nya. Dan Mutiara menatap tidak suka ke arah Fandi.
"Gue bener kan?" Sahut Fandi. Yang menatap ke arah Elang lalu Mengambil dan menatap kedua sahabat yang hanya diam sedari tadi.
"Gue tau" ujar Elang tiba tiba. Membuat suasana tadi seketika menjadi rusak.
Sebenarnya. Yang merusak suasana itu kedatangan Mutiara atau mulut pedes Fandi?
"Gue juga tau" kata Mutiara yang langsung menuju tempat duduk nya dan membanting tas nya asal asalan. Membuat ke empat sahabat nya refleks melihat aktivitas nya.
"Gue udah selesai Fan. Jadi makan di kantin gak?" Tanya Elang yang sudah menaruh buku nya di laci meja. Membuat Fandi dan Rara langsung menjadi semangat empat lima.
"Gue ikut ya" ujar Rara dengan nada suara yang susah di artikan. Membuat Denis dan Elang mendengus kesal.
"Lo ikut gak?" Ajak Denis pada Mutiara. Gadis itu hanya menggeleng kepala.
Setalah mendapatkan jawaban dari Mutiara, mereka berempat langsung meninggalkan Mutiara sendiri. Tidak. Bukan sendiri, karena saat mereka berada di ambang pintu, ada dua siswi yang hendak masuk ke kelas namun tidak jadi. Karena ia memilih, untuk membiarkan Elang jalan terlebih dahulu.
"Liat. Bakal aku rebut kamu dari si cupu itu"
****
"Ini ga kebanyakan kak?" Tanya Aluna ketika mereka sedang memilih baju di sebuah mall terkenal di Jakarta.
"Enggak" sahut Elang dengan enteng nya.
Elang yang baru pulang sekolah langsung makan dan mandi. Elang pulang sekolah dengan warna langit di atas sana berwarna merah bercampur kuning. Mungkin karena kegiatan sekolah yang ia ikuti. Setelah mandi, ia menyuruh Aluna siap siap. Gadis itu binggung. Namun menurut saja.
"Ngapain Lo milih daster aja?" Tanya Elang binggung. Karena dari sekian banyak nya baju di mall ini, Aluna malah lebih milih daster yang berkain tipis namun panjang.
"Enakan pake daster" sahut Aluna yang kini lebih sibuk dengan daster daster yang akan di beli.
"Ga beli celana? Celana dalam? Atau bra?" Tanya Elang yang membuat Aluna menatap horor ke arah nya.
"Ada yang salah?" Tanya Elang ketika mendapat tatapan seperti itu dari Aluna.
"Hehehe ga ada" sahut Aluna yang kini beralih memilih daster. Mungkin jika kaum hawa berada di sini, semua nya akan di beli. Apa lagi melihat daster yang lucu lucu ini. Rasa nya Aluna ingin membeli semua nya.
Elang hanya menatap ke arah gadis nya, bukan gadis nya. Tapi perempuan nya. Aluna yang dulu tidak ada salah dengan nya menjadi bahan lampiasan yang begitu menyakitkan. Elang berdosa kepada nya. Agar bisa membahagiakan perempuan nya. Perempuan yang tidak pernah benci dengan nya. Mendapatkan Aluna adalah hal yang membahagiakan bagi Elang. Bagai mana tidak. Sudah jago memasak, pintar merapihkan rumah, dan cantik. Namun ada satu yang belum pernah Elang liat dari Aluna. Ya itu, apakah Aluna jago di atas ranjang. Tidak. Dengan cepat Elang membuat pikiran kotor nya. Dan kembali mengawasi gadis nya itu.
"Aluna awas!!" Kata Elang dengan nada suara panik. Dan langsung berlari ke arah Aluna. Sedangkan Aluna hanya diam dan menatap Elang. Namun sedetik berikut nya, Aluna berteriak panik dan juga takut.
AN: hemmmmm Aluna kenapa ya?
Vote Komen Follow dan Share!!
NEXT 👉👉
Ni Wayan Dilla Maharani
![](https://img.wattpad.com/cover/198055138-288-k381112.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aluna
Fiksi Remaja*** Menikah di umur muda adalah mimpi buruk yang tidak pernah di mimpikan seorang gadis yang bernama Aluna. Tapi apa daya tuhan berkehendak lain. Aluna menikah di umurnya yang terbilang cukup muda. Tidak ada cinta, tidak ada kasih sayang. Bahkan men...