chapter 4

2.5K 102 18
                                    

Typo bertebaran 😪

****
Author POV

Dua bulan sudah, Elang tidak melihat Aluna. Kemana gadis itu? Pertanyaan itu selalu terlintas di pikiran nya. Bahkan Elang sangat terlihat seperti orang gila. Denis dan Fandi sudah bertanya dan menyuruh nya untuk menceritakan semua masalah yang sedang di alam oleh Elang. Namun pria ini tidak pernah mau menceritakan.

Senja yang indah ini akan berubah menjadi malam hari yang sangat gelap. Di tambah lagi awan yang berwarna hitam. Membuat sore hari ini menjadi sangat gelap. Elang berada di rumah orang tua nya. Ia membutuhkan senderan dari mama nya. Elang tidak menangis tapi diam. Cukup lama. Membuat sang Mama bingung.

"Abang mau pulang ke rumah?" Tanya Yuli. Mama Elang. Sedangkan Elang hanya menggeleng kepala nya.

"Terus Abang mau apa?" Tanya Yuli yang masih setia dengan kegiatan. Ya itu menggelus puncak kepala anak nya.

"Abang ga mau apa apa. Mau nya di manja sama mama" kata Elang dengan tatapan yang kosong.

"Ya udah" sahut Yuli. Walau pun ia tahu anak semata wayangnya ini mempunyai masalah. Biarkan saja. Jika Elang sudah membaik, ia akan menceritakannya.

Namun berbalik dengan Aluna. Gadis ini  sedang menyapu di rumah nya. Sudah mulai melupakan sedikit demi sedikit masalah baru. Namun Aluna sedikit takut. Karena sudah dua hari ini ia tidak datang bulan. Apakah diri nya hamil? Jika ia. Ouhh tidak. Aluna sudah merancang semua impian. Dan bagai mana jika kedua orang tua nya tahu?. Bisa bisa Aluna di goreng habis habisan oleh Vina. Bunda Aluna.

Aluna pun mengganti baju nya menggunakan baju panjang dan celana panjang. Warna baju Aluna adalah biru muda. Sedangkan warna celana panjang Aluna adalah biru tua. Hemmm bagus.

Setalah mengganti baju nya, Aluna pun menunggu angkot di depan rumah nya. Ia harus tahu. Diri nya hamil atau tidak. Tidak selang beberapa menit, angkot pun terhenti di depan Aluan.

Aluna sudah sampai di apotik yang berada tidak jauh dari rumah nya. Namun jika kita berjalan kaki akan terasa sangat jauh. (Goblok amat sih author nya:').

Aluna membeli testpack. Setalah membeli, Aluna langsung pulang. Takut jika ada yang melihat nya. Saat pulang dari apotik, Aluna berdoa sepanjang jalan. Semoga saja ketelatan datang bulan nya ini bukan lah masalah yang baru akan timbul. Jika hal ini positif. Entah lah apa yang akan terjadi. Kenapa masalah Aluna selalu datang ketika masalah satu nya belum selesai.

Angkot yang di naikin Aluna sudah berhenti di depan rumah yang cukup besar. Rumah milik Ayah Aluna. Setelah memberikan uang kepada bapak supir, Aluna langsung naik ke atas. Menuju kamar nya. Dengan cepat, Aluna langsung masuk kedalam kamar mandi nya. Dengan perasaan campur aduk, dan mau tidak mau, Aluna harus mengecek nya.

Sungguh malang nya nasib Aluna sekarang. Ia POSITIF hamil. Aluna hamil. Aluna memaki diri nya sendiri. Tidak. Aluna hamil. Bagai mana ini? Hancur sudah masa depan Aluna yang sudah ia susun dengan indah dan baik. Elang. Lelaki ini yang merusak diri nya. Bagai mana pun ia harus bertanggung jawab. Bagai mana ia mau bertanggung jawab? Bertemu dengan Aluna pun ia tidak sudi.

Kaki Aluna bergetar tidak karuan. Oke. Masalah Elang mudah. Bagai mana jika kedua orang tua Aluna tau. Oke. Ayah Aluna masih bisa di katakan kepala dingin. Sedangkan Bunda Aluna? Perempuan paruh baya ini tidak bisa. Selalu menggunakan segala cara urusan dengan kepala panas.

Apakah Aluna harus menghilangkan janin yang tumbuh di kandungan nya? Tidak. Jauhkan pikiran itu jauh jauh dari kepala Aluna. Bagai mana pun bayi yang ada di perut Aluna adalah darah daging nya dan juga Elang.

Aluna harus menyimpan ini. Jangan sampai Vina melihat nya. Bisa bisa Aluna di bunuh nanti nya. Tidak tidak. Aluna harus tetep hidup demi bayi yang ada di perut Aluna.

Aluna menatap diri nya di depan cermin. Pantas saja ia sering sekali mengalami pusing di kelapa nya. Ternyata dia hamil. Aluna masih tidak percaya dengan apa yang terjadi pada diri nya.

"Hiks hiks.... aku hiks hamil hiks" air mata Aluna menerobos keluar. Padahal sang pemilik sudah melarang nya agar tidak keluar.

"Hiks hiks....kalo bunda tau gimana hiks hiks?"

"Hiks hiks kak Elang hiks jahat sama hiks aku" ucap Aluna.

Aluna yang sudah terpuruk ini duduk di sudut kamar nya. Ia sudah memeluk tubuh kecil nya ini. Yang Aluna butuhkan adalah sandaran dari kedua orang tua nya. Dan juga bapak yang ada di perut Aluna.

"Aku bodoh hiks" kata Aluna memukul kepala nya sendiri.

"Aku harus apa?" Tanya Aluna binggung.

Aluna terisak. Sekarang diri nya sudah lelah menangis. Dan ia tidak tahu. Apa yang harus di lakukan. Menangis atau mencoba? Tidak tidak akan terjadi.

****

Aluna POV

Sudah dua jam lebih aku duduk di sudutan dan menangis. Aku frustasi. Apakah yang harus ku lakukan. Apa aku harus bunuh diri? Atau tidak tidak. Bagai mana dengan bayi yang ada di dalam perut ku.

Kriukk

Perut ku bunyi. Tentu saja bunyi, aku dari pulang sekolah belum makan. Dan ini sudah malam. Aku harus tetap kuat. Bagai mana pun, bayi yang ada di perut ku adalah titipan dari Tuhan.

Ku buat sayur sop. Hanya kentang dan daging ayam. Itu pun sisaan. Bibi ku sudah memberikan ku uang. Kata nya titipan dari Bunda.

Setalah makan, aku tetep belajar. Aku sebenarnya tidak mau putus sekolah. Tapi jika pihak sekolah dan kedua orang tau ku mau. Mau tidak mau aku pasti di DO. Aluan menghela nafas dengan kasar.

Apakah aku harus memberitahu Kak Elang? Aku ingin sekali memberitahukan bahwa aku hamil anak nya. Tapi di sisi lain aku takut. Bagai mana ini? Ya Tuhan berikan Aluna kekuatan untuk mengatasi masalah baru nya ini. Mungkin jika bunda nya tau, Aluna jamin. Kesalahan yang tidak sengaja ia buat akan sulit di maafkan oleh kedua orang tua nya. Bukan sulit. Bahkan akan sangat sulit untuk mendapatkan maaf dari Vina.

Vina yang sudah tidak suka dengan nya akan bertambah tidak suka dengan nya. Apakah ayah nya akan ikut membenci nya? Tentu saja iya. Kedua orang tua akan sangat membencinya. Bahkan keluarga besar nya akan sangat membenci nya.

Aku yang telah lelah memikirkan nasib kedepannya itu pun mencoba untuk menidurkan diri nya. Aku sangat butuh istirahat sekarang. Mungkin karena lelah aku sudah tidak sadar dan berada di alam bawah sadar nya. Aku tertidur.






AN:yang kesel sama author?

Hiks hiks. Aluna hamil. Elang jahat.

Kepo dengan kelanjutan kisah Aluna?

Vote, Komen Follow dan juga Share kesemua temen kalian buat dukung Aluna yang sedang terpuruk.

Dadahhhhhh

I love you (udah lama gak ngomong kaya gitu sama kalian semua:-)

NEXT 👉👉

AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang