chapter 2

3K 118 24
                                    

Typo bertebaran 😪

Author POV

*****

Bel sudah berbunyi sejak tadi. Guru yang mengajar di kelas Aluna pun sudah keluar lima menit sebelum bel berbunyi. Hari ini Aluna tidak membawa bekal. Aluna mengambil uang jajan nya di tas dan langsung menuju kantin.

Ketika sudah di kantin, Aluna bisa melihat Elang dan kawan kawan sedang duduk di meja yang sering mereka duduki. Aluna mencoba untuk menutupi diri nya dari kerumunan murid murid yang berlalu lalang di kantin. Namun sayang nya, Fandi sudah melihat nya. Dan langsung memanggil nama Aluna.

"Na Na. Sini duduk bareng sama kita" kata Fandi. Dengan cepat Aluna menggelengkan kepala nya.

"Udah duduk sini!!" Terdengar paksaan. Dengan berat hati, Aluna berjalan mendekati mereka. Mutiara dan Rara hanya memandang dengan pandangan yang susah di artikan. Sedangkan Elang sudah membuang muka nya sejak dari tadi.

"Aku di suruh ngapain ya kak?" Tanya Aluna takut takut sambil menundukkan kepala nya.

"Jilat kaki gue!" Tiba tiba Mutiara berkata seperti itu. Membuat Aluna, Denis dan Fandi tersentak.

"Jangan dengerin Lun. Sini duduk makan di samping gue" kata Denis yang mencoba untuk mengalihkan pembicaraan yang di buat oleh Mutiara.

"Ini meje gue. Kalo Lo mau ngajak orang makan mending di tempat lain" kata Elang sebelum meninggal mereka semua. Aluna mengumpat dalam hati. Sedangkan Denis geleng geleng kepala karena nya.

"Ya udah ya. Kita duluan" kata Denis. Denis pun menyusul Elang yang di ikuti oleh Fandi, Mutiara dan Rara.

"Apa aku harus berubah buat dapetin hari kamu?" Kata Aluna lirih sekali. Tapi kenapa tiba tiba ia berkata seperti ini. "Sadar Aluna sadar. Kamu itu cuman bahan bullyan dari dia. Jangan kan cinta. Suka aja engga mungkin" kata nya lagi. Ia pun memesan somay dan langsung kembali ke kelas nya.

****

Aluna POV

Aku sudah berada di rumah ku. Seharusnya hari ini aku les di dekat SMA ku. Namun badan ku sedikit terasa pegal dan sakit. Aku pun meminta izin kepada kakak pembina yang mengajar ku di saat les. Dan kebetulan ia memberikan ku izin untuk sehari ini saja.

Perlahan aku memejamkan mata ku. Rasa nya sangat nyaman ketika bisa menutup mata hanya untuk sesaat. Melepas semua masalah ku yang ada. Mau itu di sekolah atau pun di rumah.

"Permisi... Aluna" seseorang memanggil ku dan mengetuk pintu rumah ku. Seingat ku, aku sudah menutup gerbang rumah ku. Kenapa orang itu bisa masuk ke dalam?.

"Iya. Ehh Nisa. Kenapa ya?" Tanya ku. Nisa adalah temen sekelas ku. Hanya dia temen ku. Tidak dekat dan tidak terlalu jauh. Ku suruh Nisa untuk menjauhkan ku. Tapi ia tetap tidak mau. Aku takut jika kak Elang dan kawan kawan ikut membully nya.

"Gue pinjem buku MTK lo doang" kata nya.

"Tunggu sebentar ya. Aku ambil di kamar. Eh iya aku sampe lupa. Masuk atau mau duduk di sini?" Tanya ku menunjuk dua kursi yang berada di depan rumah ku.

"Gue duduk di sini aja deh. Buruan. Nanti gue telat Na" kata Nisa histeris. Membuat ku langsung berlari dan mengambil buku matematika ku di dalam tas dan memberikan nya.

"Makasih ya. Gue pamit" kata Nisa. Aku hanya mengangguk kan kepala ku.

Nisa yang sudah pergi pun aku langsung masuk kedalam rumah ku. Aku mengganti baju ku dengan kaos putih lengan pendek dan celana hitam seatas lutut ku.

Namun saat aku membuka pintu kamar ku, aku terkejut bukan main. Bagai mana bisa? Di hadapan ku ada Kak Elang. Kenapa ia bisa ada di dalam rumah ku?. Dan juga berbau alkohol?. Oh tidak. Kak Elang mabuk. Aku harus bagaimana ini?.

Kak Elang menatap ku dengan tatapan yang mengerikan. Kaki ku sudah tidak bisa membopong badan ku. Tiba tiba aku merasa ada benda kenyal yang menempel di bibir ku. Apa ini? Kak Elang mencium ku? Dia mengambil ciuman pertama ku. Aku semakin gemetaran. Tidak tidak. Aku harus berani untuk menjaga diri ku sendiri.

"Kak Elang" kata ku terbata. Dengan air mata yang sudah mengalir di pipi ku, itu juga tidak membuat nya terhenti. Bahkan yang paling parah, ia langsung membopong badan ku kedalam kamar. Aku yang sudah pusing, panik dan di tambah lagi dengan badan ku yang terasa sangat sakit itu pun merasakan dunia seakan gelap. Hanya gelap dan sepi lah yang ku rasa. Dan lama kelamaan mata ku pun tertutup.

****

Author POV

Pagi pagi sekali, Aluna terbangun dengan badan yang hanya di tutupi sampai atas leher dengan selimut. Mata nya silau karena sinar matahari pagi menerpa wajah nya. Ada benda keras yang berada di atas perut nya. Aluna mencoba untuk menoleh ke arah kiri. Ia terkejut ketika melihat ada sesosok lelaki di samping nya. Tertidur dengan pulas di kamar nya. Dan satu ranjang dengan nya.

Aluna tidak bodoh. Ia mengingatkan kejadian kemarin. Tanpa aba aba, air mata Aluna turun dan di ikuti dengan isakkan nya yang turun. Membuat seseorang yang tertidur di samping nya itu terbangun. Sesosok yang berada di samping Aluna pun terkejut kerena melihat Aluna yang sedang menangis, dan kenapa ia bisa berada di sini?.

"Kak Elang jahat" kata Aluna yang masih setia di temani dengan sesegukan dan air mata nya.

"Gue ngapain?" Tanya Elang dengan polos nya. Membuat Aluna semakin menangis sejadi jadinya.

"Kak Elang jahat hiks hiks"

"Gue gue... Gue habis nidurin anak orang?" Tanya Elang. Membuat suara tangis Aluna tambah keras. Elang sangat panik. Bagai mana jika kedua orang tua Aluna tahu kejadian ini.

"Na. Bisa ga sih ga usah nangis. Gue mau pulang" kata Elang membuat Aluna terdiam sejenak. Menatap tidak percaya ke arah Elang. Entah apa lah yang berada di dalam kepala Elang? Aluna tidak habis pikir.

"Kakak jahat. Hiks hiks" kata Aluna yang menarik selimut nya dalam dalam agar bisa menutupi tubuh nya.

"Oke oke. Gue minta maap. Anggap aja kejadian ini gak pernah terjadi" kata Elang dengan santai nya. Bagai mana ini?.

Segampang itu kah meminta maaf? Setalah merusak anak orang dan mengambil secara paksa kehormatan seorang wanita?. Dasar orang tidak punya hati nurani. Rasa nya air mata Aluna sudah habis. Namun rasa sakit yang ia dapatkan belum juga hilang. Ingin rasa nya Aluna membakar hidup hidup pria yang berada di depan nya. Namun apa lah daya nya. Yang hanya Aluna bisa lakukan adalah menangis dan terus menangis.

"Dan satu lagi. Jaga mulut lo" kata Elang sebelum benar benar meninggalkan Aluna sendirian di sini.





AN:aku brengsek bukan?

Ini bukan ke hendak ku. Tapi ini tangan sama imajinasi ku nyuruh aku nulis beginian. SEKALI LAGI INGAT. TIDAK ADA UNSUR DEWASA. (kalo cium doang gapapa kan?")

Mau maki aku apa Elang? (aku saranin maki aja Elang. Aku engga salah kok:)

Huwaaaaa sakit nya jadi Aluna. Nyesek tau. Aku aja sampe nyesek nulis nya. Ga kebayang kalo kejadian kaya gini kita yang dapat. Tapi amit amit dah ya. Jangan sampe.

Oke. Dari pada aku ngebacot ga jelas. Mending langsung

NEXT 👉👉

AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang