Typo bertebaran 😪
****
Hari ini, Aluna berada di apartemen milik Elang. Yang punya apartemen sudah pergi ke sekolah sekitar lima menit yang lalu. Aluna sebenarnya iri terhadap Elang yang bisa sekolah. Sedangkan diri nya? Hanya diam di rumah sambil mengelus perut yang yang makin lama makin membuncit. Membuat Aluna tersenyum pada perut nya. Seolah olah ia sedang berbicara kepada seorang anak kecil yang sangat imut.
"Duh.... Bunda engga sabar nunggu kamu hadir" ujar Aluna sambil mengelus perut nya.
"Delapan bulan lagi, lama juga ya" kata Aluna.
Gadis ini hanya diam duduk di atas sofa sambil menonton televisi. Aluna tidak pernah berdandan seperti anak gadis pada umum nya, tidak pernah menggunakan baju yang bagus. Ia hanya menggunakan daster. Dan daster yang ia gunakan hanya itu itu lah. Membuat Elang sedikit kesal terhadap Aluna. Namun apa daya ketika Aluna berbicara seperti ini. "Aku nyamanan pake baju kaya gini kok kak. Kalo aku ga nyaman, kasian anak kita". Itulah yang membuat Elang lemah ketika berbicara mengenai penampilan Aluna.
Elang tidak pernah menuntut Aluna Jamrud mewah dan memakai baju yang sangat mewah. Cukup seperti ini saja sudah membuatku Elang merasakan sesuatu yang sangat berbeda dari gadis lain nya. Sedangkan dengan gadis itu saja, Elang tidak pernah yang namanya merasakan rasa yang aneh. Memang. Elang begini karena nya, tapi Aluna jauh lebih baik dari gadis ini.
****
Di satu sisi lain, Elang baru saja selesai mengikuti upacara bendera. Ia dan kawan kawan sebenar nya ingin membolos di kantin. Namun dengan sialnya, ia bertemu dengan Bu Dayu. Memang menyebalkan.
"Gue kan udah bilang, jangan ikut perkataan Fandi. Lo pada kalo di kasih tau suka bego nya minta ampun" oceh Rara. Elang dan kawan kawan tengah duduk di bagian pojok kanan. Dengan kursi yang sengaja di jejerkan menjadi tempat duduk panjang. Gadis ini sedang mengipasi wajahnya dengan topi sekolah. Sedangkan Elang tengah di kipasi dengan Fandi dan juga Denis. Kedua pria ini di suruh kerja paksa oleh Elang. Apa lagi Fandi. Pria ini selalu di salahkan jika terjadi sesuatu kepada mereka berlima.
Mutiara duduk sambil memainkan ponsel nya. Entah kenapa, Elang sengaja menjaga jarak oleh Mutiara ketika kejadian tempo lalu terjadi. Alis kanan Mutiara terangkat. Membuat Denis yang melihatnya bertanya.
"Kenapa?"
"Mantan Lo ngechat gue Lang. Dia nanya. Lo udah nikah apa belom?. Ya gue jawab Lo dah nikah" jelas Mutiara membuat Elang langsung membenarkan posisi duduk nya dan Fandi langsung merebut ponsel Mutiara. Membuat sang pemilik ponsel berdengus kesal.
"Tuh kan. Gue kaga salah liat" kata Fandi sangat keras. Mutiara dan Rara menutup telinganya. Sedangkan Elang menggeram kesal.
"Bukan gue kan pelaku nya?" Tanya Mutiara, seolah olah dirinya adalah orang yang paling polos dan takut.
"Oke" jawab Elang singkat. Ia pun berjalan keluar dari kelas. Membuat keempat sehabat nya saling menatap tidak percaya. Mereka yakini, Elang akan membolos dan menemui gadis itu. Fandi menjamin, masalah ini akan tambah rumit tapi tidak akan sampai ke telinga kedua orang tua Elang dan juga Aluna.
***
Elang melewati jalanan di gang yang sangat sempit. Masalah melarikan diri dari sekolah adalah hal yang sangat mudah untuk Elang lakukan. Masalah guru menanyakan di mana keberadaan nya, biarkan ke empat sahabat nya pusing untuk menjawab pertanyaan dari guru guru yang mengajar di kelas Elang.
Jalanan ini masih sama seperti dulu. Membuat Elang hafal sekali di mana rumah gadis itu. Sesampai nya Elang di rumah gadis itu, tidak ada yang berubah sama sekali. Rumah yang di bangun seperti model rumah zaman dulu yang di cat warna putih polos dengan pintu yang di ukir ukir menjadi beberapa gaya. Namun Elang pandangan nya ber perpindah kepada seorang gadis yang tengah duduk santai di taman samping kanan nya. Gadis itu lah yang membuat Elang menjadi seliar ini. Sudah tiga tahun yang lalu, kejadian itu terjadi, namun Elang masih saja mempunyai rasa dendam yang amat hebat.
"Eh kok kamu tau aku pulang sih?" Sapa gadis itu ketika melihat Elang yang baru saja kelaur dari dalam mobil. Tanpa aba aba, gadis itu langsung memeluk Elang yang masih berdiri di samping pintu mobil nya. Sedangkan Elang, hanya diam sambil menatap lurus. Tatapan kosong.
"Sumpah, aku kangen bat sama kamu" lanjut gadis itu. Malah pelukannya semakin erat. Elang berusaha untuk melepas Kikan itu. Membuat sang gadis perlahan melepasnya. Kini mata Elang menatap tajam ke gadis itu. Rasanya, ingin sekali Elang cekik lehernya, namun apa boleh buat, jika Elang masih memikirkan Akuan yang berada di apartemen nya dengan buah hati yang ia tunggu tunggu kehadiran nya.
"Gue kesini cuman mau bilang. Jangan ganggu istri gue" ujar Elang membuat gadis ini diam. Bearti benar, apa kata orang orang jika cucu jadi Mahendra telah menghamili orang.
"Kamu kan masih SMA" sahut gadis itu. Entah lah, Elang tidak tau apa yang sedang gadis itu pikirkan, namun dari matanya saja Elang sudah merasakannya ada sesuatu yang berbeda.
"Ya kalo gue masih SMA mangnya kenapa?" Tanya Elang dengan sedikit menaikkan nada suaranya. Membuat Gadis ini nyaris takut di buat nya.
"Kamu kok jahat sih? Katanya kamu sayang sama aku?" Tanya gadis itu penuh penuntutan
"Gue yang jahat? Hebat. Bukanya Lo ya yang jahat. Lebih milih dia dari pada gue. Dan setelah Lo di rusak sama dia. Dan dengan bodohnya, gue masih sayang sama Lo, gue jadi liar karena Lo pergi untuk menutupi semua nama buruk dari keluarga Lo dan juga keluarga dia. Masih gue yang jahat. Gue nikah kaya gini juga karena Lo. Lo tuh kalo jadi cewe mikir dong!" Sahut Elang yang sudah tidak bisa menampung semua rasa amarah yang berkecamuk di hati dan juga kepalanya.
"Dan gue ingetin lagi, Lo jangan ganggu hubungan gue sama istri gue" kata Elang yang langsung masuk kedalam mobil nya dan meninggalkan gadis itu sendirian. Membuat gadis itu merutuki dirinya sendiri.
"Apa kata Lo. Jangan ganggu hubungan Lo sama istri Lo? Ga akan. Gue bakal ngerebut Lo. Liat aja Lo" kata gadis itu yang langsung masuk kedalam rumahnya dengan rasa yang amat kesal dan juga malu terhadap Elang. Tapi, apakah gadis itu punya rasa malu?
***
"Na. Na. Aluna" teriak Elang yang baru sampai di apartemen nya. Membuat Aluna baru saja dari kamar mandi langsung berlari mendekat ke arah Elang yang tengah berdiri di dalam kamar.
"Kenapa kak?" Tanya Aluna takut. Gadis ini binggung dan juga takut dengan sikap Elang yang tiba tiba berubah semaunya saja.
Tanpa aba aba, Elang langsung memeluk Aluna. Sedangkan yang di peluk hanya diam. Tanpa protes sedikit pun. Membuat Elang semakin erat memeluk.
"Kakak kenapa?" Tanya Aluna takut takut ketika Elang sudah melepaskan pelukannya. Elang hanya diam dan mencium kening Aluna.
"Ga ada. Gue ngebolos Na" kata Elang dengan santai nya.
"Kok bolos sih kak?" Tanya Aluna dengan nada suara sedikit kesal.
"Pen di manja sama Bunda" sahut Elang dengan enteng nya. Pria ini langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Tas dan sepatunya sudah tidak tahu kemana. Mungkin, jika tidak Aluna rapihkan nanti, Elang akan membuat Aluna sibuk ke esokan pagi nya.
"Sini tidur di samping gue" kata Elang menepuk nepuk lengan kiri nya. Membuat Aluna perlahan-lahan berjalan mendekati nya. Dan ikut merebahkan tubuh nya. Elang dengan cepat memeluk tubuh Aluna. Aluna sudah berada di dengkapan Elang. Parfum Elang selalu saja membuat Aluna nyaman ketika di dekat nya.
"Kalo ada apa apa, kasih tau gue" kata Elang seperti meminta Aluna selalu terbuka pada nya. Aluna hanya menganggukkan kepala nya.
"Ya udah. Tidur yuk" ajak Elang yang semakin mengencangkan pelukannya. Aluna hanya menganggukkan kepalanya.
"Kaga ada niat mau bales pelukan gue?" Tanya Elang. Namun matanya sudah sepenuhnya tertutup. Aluna perlahan melingkarkan tangan nya di perut Elang. Dan ikut tertidur. Biarkan saja, jika nanti teman Elang menuntut nya karena membolos dan merepotkan mereka berempat.
TBC:)
AN: ada yang mao di tanyain?
300 readers aku up
Dudududududududud ngena ga sih part kali ini?
Vote komen follow dan share ke semua temen kalian.
Dudududu i love you readers ku:)
🤣😚😉🏁
KAMU SEDANG MEMBACA
Aluna
Teen Fiction*** Menikah di umur muda adalah mimpi buruk yang tidak pernah di mimpikan seorang gadis yang bernama Aluna. Tapi apa daya tuhan berkehendak lain. Aluna menikah di umurnya yang terbilang cukup muda. Tidak ada cinta, tidak ada kasih sayang. Bahkan men...