10 - Nosutarujia

862 94 5
                                    

And I remember, all those crazy things you said
You left them running through my head
You're always there, you're everywhere
But right now I wish you were here

- Wish you were here (Avril Lavigne)

_________________

Cayna kini telah tiba di sebuah kota kumuh yang tak berpenghuni. Ia menjelajahi setiap sudut kota itu. Tidak ada satupun tanda-tanda kehidupan yang tersisa. Entah mengapa, dada Cayna kini merasa sesak.

Ia ingat benar saat ia pertama kali datang ke kota ini secara tidak sengaja akibat sebuah kejadian. Kota itu memang sudah kumuh, namun dulu kota ini mempunyai kehidupan yang menurut Cayna luar bisa.

Ia kembali mendapatkan penglihatan yang tersembunyi di dalam kota ini. Penglihatan yang lebih jelas dibandingkan saat ia bertarung dengan pemuda kalajengking beberapa waktu lalu.

Kini, ia melarikan diri lagi ke sini. Ke Bumi. Ke tempat dimana dia pertama kali bertemu dengan seseorang yang menjadi sahabat pertamanya selama ia hidup.

**************

Bumi. Belasan tahun lalu.

Cayna masih berusaha memberontak untuk melepaskan diri dari para penculik yang membawanya dari sekolah dasarnya ke sebuah kota yang ia tidak tahu dimana. Setelah beberapa kali berusaha, Cayna pun berhasil melepaskan diri dan berlari menjauh.

Saat ia berlari, ada seseorang yang menarik dirinya ke dalam sebuah semak-semak. Cayna hampir saja berteriak ketakutan jika saja mulutnya tidak ditutup. "Jangan teriak! Kau akan membuat mereka menemukan kita!" ucap seseorang itu dengan pelan.

Cayna mengangguk paham dan seseorang itu melepaskan tangannya dari mulut Cayna. "Ayo!" ucapnya pada Cayna. Keduanya pun kini berjalan ke sebuah tebing tak jauh dari kota.

Cayna hanya mengikuti langkah seseorang didepannya. Seorang gadis yang seusia dengannya kini melangkah dengan hati-hati. Cayna sedikit aneh dengan penampilan dari gadis itu.

"Kita berhenti disini saja ya?"
Cayna berhenti dan duduk disalah satu batu yang ada disana. Ia masih menatap gadis dihadapannya dengan sedikit aneh. Dan bodohnya, tingkahnya itu membuat ia ketahuan dan menciptakan kecanggungan diantara mereka berdua.

"Kau pasti menganggapku monster ya?"

Cayna terkejut dengan perkataan gadis itu. Gadis itu mempunyai lengan yang berbeda dengan manusia bumi biasa. Lengannya seperti ciri khas dari Sistem Ikkakuju. Ia tahu, karena ia beberapa kali melihatnya di Sistem Minami Juji.

"Aku tidak berpikir seperti itu! Aku hanya terkejut bahwa aku bisa bertemu dengan makhluk ikkakuju di Bumi."

"Kau tahu aku dari Ikkakuju?"

"Ah! Jadi kau benar-benar dari sana ya?"

"Tidak! Hanya sebagian. Sebagian lain diriku adalah manusia bumi," jelas gadis itu.

Cayna mengangguk paham dengan apa yang dikatakan oleh gadis kecil dihadapannya. Ia memang sudah sering melihat kejadian seperti itu. Cayna pun menghampiri gadis itu. "Namaku Cayna. Aku dari Sistem Tokei. Kamu?"

Gadis itu menatap Cayna yang mengulurkan tangannya dengan hangat. Gadis itu kini menyambut tangan itu juga dengan hangat. "Aku Mika!"

Keduanya pun saling tersenyum. Tak lama kemudian, mereka merasakan seseorang yang sedang menuju ke arah mereka. "Kita harus pergi dari sini."

Keduanya pun mulai kembali berjalan menyusuri setiap daerah. Namun sial, mereka bertemu dengan salah satu penculik. Mereka pun segera lari dan para penculik itu mengejar mereka dari belakang.

Mereka pun terpojok setelah mereka mengetahui bahwa di depan mereka adalah sebuah jurang yang dibawahnya adalah sebuah sungai. Para penculik itu semakin mendekat kepada mereka.

"Mika! Kita harus lompat ke sungai."

"Kau yakin? Sungai itu dalam," ucap Mika ragu.

"Tidak ada cara lain."

Mika yang ragu kini melihat keyakinan yang sangat besar pada wajah Cayna. Gadis itu pun setuju dengan rencana dari Cayna. Mereka menghitung dan melompat ke sungai saat penculik-penculik itu hendak menangkap mereka.

Cayna sedikit terkejut saat mengetahui bahwa kakinya sedikit terkilir sehingga tidak bisa berenang dengan baik. Ia berpikir bahwa dirinya akan tenggelam. Namun, ternyata Mika membantunya dan mereka berdua berhasil naik ke tepian.

"Tadi itu benar-benar luar biasa!" ucap Mika. Sedangkan Cayna hanya tertawa mendengar perkataan dari teman barunya itu. Ia pun bangkit saat melihat bunga-bunga yang tumbuh dekat dengan mereka.

Cayna mencabut sebuah bunga dandelion dan berdoa sebelum ia meniup bunga itu. Mika yang melihatnya hanya bisa bingung melihat tingkah dari teman barunya. "Apa yang sedang kau lakukan dengan bunga itu?"

"Aku berdoa dan meniupnya. Kau tahu? Dalam bahasa bunga, bunga dandelion itu berarti sebuah keinginan, -" ucap Cayna memberitahu Mika. Ia pun mengalihkan pandangannya pada bunga lain yang ada dekat padanya.
" –Sedangkan bunga kamomil ini, ia berarti adalah kesabaran atau menahan kesakitan," lanjut Cayna.

Mika bangkit dan mendekat pada Cayna. "Kau sepertinya tahu banyak tentang bunga ya?" puji Mika pada Cayna. Teman barunya kembali memandang bunga-bunga. Pandangan Mika teralihkan pada sebuah tanda yang ada pada tengkuk Cayna.

"Cayna? Kau yakin, kau berasal dari Sistem Tokei?"

"Kenapa kau menanyakan itu?"

"Kau punya keberanian dan keceriaan khas makluk Sistem Shishi. Terlebih tanda lahirmu itu –"

"Ah! Tanda lahirku bentuknya acak. Lagi pula sikap dan sifatku ini juga karena lingkungan tempat tinggalku. Sepertinya tidak mungkin aku berasal dari Sistem Shishi."

Mika mengangguk pelan walau ia masih sedikit ragu. "Tapi tanda itu bentuknya Sistem Shishi," ucap Mika pelan hanya pada dirinya sendiri.

Cayna menatap langit yang mulai menggelap. "Sebaiknya kita kembali, sudah semakin gelap. Kau pasti dicari oleh orang tuamu."

Kedua gadis itu lalu berjalan menusuri hutan untuk sampai ke kota. Mereka tetap tidak lengah. Mereka berdua takut bahwa penculik-penculik itu masih mengejar mereka dan bisa menangkap kapanpun.

Setelah sampai di kota, mereka terkejut dengan apa yang telah terjadi. Banyak sekali polisi yang menunggu disana. Mika yang ketakutan jika orang-orang itu melihatnya pun langsung bersembunyi dibalik semak-semak.

Cayna yang bingung pun langsung menghampiri bibinya yang berada di tengah-tengah polisi itu. Dayna yang terkejut langsung memeluk keponakannya itu dan menangis. Cayna pun mengerti, para penculik itu telah tertangkap oleh polisi.

Tak berapa lama kemudian para polisi itu meninggalkan lokasi. Dayna masih berada disana atas permintaan Cayna. Gadis kecil itu kini menghampiri semak-semak. "Keluarlah! Tidak apa-apa, mereka sudah pergi."

Mika pun keluar atas bujukkan dari Cayna. Dayna sama terkejutnya seperti Cayna saat melihat Mika. Ia pun tersenyum kepada gadis kecil di samping keponakannya. "Bibi, ini Mika! Dia yang sudah membantuku."

Dayna mengusap ujung kepala Mika dengan sangat halus. "Terima kasih karena sudah membantu Cayna ya," ucap Dayna pada Mika seraya tersenyum. Gadis kecil itu mengangguk dan tersenyum malu.

"Nah Mika! Sampai jumpa lain waktu ya! Berjanjilah kita akan selalu menjadi sahabat," ucap Cayna seraya menunjukkan jari kelingkingnya.
"Aku berjanji!" ucap Mika seraya mengaitkan kelingkingnya pada kelingking Cayna.

********

Cayna kini telah berdiri disebuah makam yang penuh dengan bunga kamomil. Itu adalah makam Mika. Ia tahu karena mendapat penglihatan. Ia menatap makam itu dengan sendu. Ia tidak menyangka bahwa ia akan bertemu dengan sahabatnya lagi dalam keadaan yang seperti ini.

"Ternyata kita sama-sama dipermainkan oleh Jark Matter ya, Mika."

Tetes demi tetes air mata Cayna kini jatuh ke tanah. Ia tak kuasa memendung perasaannya lagi. Ia ingin sekali menghilang dari dunia ini untuk beberapa saat. "Andai saja kita bertemu lagi lebih cepat."

Kyuuranger Fanmade : Treasure in the WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang