Bening Hamzah
Alfaro Megantara
Berulangkali kulihat jam yg melingkar di tanganku, waktu yg kupunya sudah tidak banyak, setengah jam aku sudah harus sampai dirumah, setelah Mama dan Ayah dua Minggu tidak dirumah karena harus kembali ke Semarang, beliau berdua bisa berkhotbah jika mengetahui aku tidak berada dirumah.
Sudah cukup kemarahan mereka pada Abang, jika beliau berdua menemukan kesalahanku, maka kekesalan mereka pada Abang juga akan turut tumpah padaku.
Dan mendapati kemarahan itu sangat tidak kuinginkan.
Salah ku yg harus ikut teman temanku hang out selepas kerj, harusnya aku segera pulang, jika seperti ini bagaimana, naik Taxi di jam segini memang macet macetnya, bahkan mulutku sudah pegal karena terus menerus menggerutu pada driver Taxi Online yg kutumpangi ini, bahkan laki laki seusia Abang Sam ini terlihat nelangsa menghadapi kecerewetan ku yg tidak berjeda.
"Mbaknya lain kali naik Helikopter aja Mbak,dijamin langsung wuuussss, Jakarta jam segini kalo nggak macet saya malah heran Mbak"
Wajah ku langsung cemberut mendengar curahan hati Driver malang ini, baru berjalan 100 meter Mobil ini sudah berhenti lagi, Tuhan ,mungkin ini yg menjadi penyebab tingginya tingkat stress dijalan.
"Mas ... Kenapa lagi sih !! Haduuuhhh, klakson Mas yg kenceng, "
Sungguh tidak bermutu kalimat yg kuucapkan ini.
"Mbak ... mbaknya nggak liat tangan saya sampai kapalan gara gara klakson, kalo klakson bisa bikin semua minggir, itu namanya sirine ambulance Mbak !!"
Aku mengusap wajah ku gusar, saat melihat keluar jendela aku melihat sesuatu yg bisa menjadi jalan keluar masalahku.
"Mas ... Turun disini saja Mas ..." Kataku sambil membuka pintu, tapi kaliamt ku barusan justru membuat Driver tersebut melihat ku ngeri.
"Jangan Mbak, nanti Mbak ngasih bintang satu, bisa Koit saya Mbak, Maafin saya deh Mbak,.saya nggak cerewet lagi, jangan turun Mbak !!"
" Mas ... Nih saya kasih bintang lima, saya bayar Full,.saya mau naik motor aja Mas !! Bisa dimutilasi kalo nggak cepetan sampai rumah"