Attention !!
Sebelum baca harap disimak sebentar Guys.Yang nggak suka, yang ngerasa ini nggak sesuai ekspetasi atau keinginan kalian, tolong mundur Alon Alon kek katanya Mas Didi kempot yaaa
Dan tolong, hargailah yg menulis, menulis itu nggak gampang lho, saya nulis untuk menyenangkan hati saya, saya juga orang biasa yg punya kesibukan, ada kalanya saya ini sumpek, seneng dan percayalah itu berpengaruh sama tulisan saya..
Sekali lagi, buat Readerku yg aktif maupun pasif, terimakasih buat waktunya meluangkan waktu membaca tulisan saya ini.
Love you
Xoxo
Selesai mengantar Bayu pergi, tanpa pikir panjang, aku bergegas menuju lantai dua, ketempat kamarku .
Benar dugaan ku, Jonathan memang sengaja pergi saat Bayu mengungkit tentang masa lalunya dengan mendiang Istrinya yg merupakan adik Jonathan sendiri. Bagaimana ya aku membayangkan rasanya Jonathan sekarang, walaupun sekarang hubungan ku dengan Abang Sam merenggang dan nyaris tidak ada komunikasi, tetap saja jika mendengar Abang ku kenapa Napa aku akan histeris mendengar nya, apalagi ini yang sampai harus terpisah dunia.
Dari ini membuatku sedikit mengingat Abang, Tuhan, dimanapun Abangku, seberapa besarpun dosa dan kesalahannya tolong ampuni dan jaga dia, jika kami keluarga nya tidak ada didekatnya, maka hanya Engkau yg bisa kumintai pertolongan.
Kudorong pintu kamarku pelan, kamar yg nyaris tidak pernah kuhuni ini akan menjadi kamarku dan Jonathan selama dia mendapat dinas didaerah ini, disana,.termenung diatas ranjang, masih mengenakan kaos oblongnya tadi, Jonathan benar benar hanya mencari alasan untuk menghindari topik sensitif antara dia dan Bayu.
Mungkin mendengar suara langkah kakiku, Jonathan mendongak, berusaha tersenyum saat melihatku mendekat walaupun justru terlihat dipaksakan, kenapa bukan hanya aku yg terluka karena cinta, tapi orang orang yg ada disekelilingku, cinta dalam bentuk berbeda tapi luka yg sama dalamnya, jika Bayu kehilangan perempuan yg mencintainya, meratapi penyesalan karena tidak bisa membalasnya, dan Jonathan yg kehilangan adiknya,.menyesali tidak bisa menjaga adiknya dengan benar.
Sepertinya ucapan Jonathan tempo hari benar, aku terlalu banyak merasakan manisnya hidup sampai tidak sadar jika banyak kepahitan disekelilingku, aku terlalu mengasihani diriku sendiri, merasa yg paling malang, sementara ada orang lain diluar sana yg terluka lebih besar dariku.
Sama seperti saat melihat Bayu tadi, tanganku tergerak memeluk laki laki yg sudah menjadi suamiku ini, mengusap punggungnya pelan, kurasakan tangan besar itu membalas pelukanku, membalas pelukanku sama eratnya denganku, tidak ada suara namun kurasakan bahuku yg telanjang basah karena air mata.