Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mataku terbuka saat mendengar suara gemericik air dikamar mandi. Dan saat aku berbalik, aku mendapat sisi tempat tidur ku yg masih rapi.
Membuatku bertanya tanya dimana Jonathan semalam tidur ?? Samping tempat tidur ku masih sama rapinya dengan saat aku berangkat tidur m
Dengan malas kuseret badanku menuju bawah, walaupun aku setengah hati menerima hal ini aku bukanlah orang yg tidak tahu kewajiban, aku tidak ingin menumpuk dosaku bertambah besar dengan durhaka pada laki laki yg telah bertanggung jawab atas diriku sekarang ini.
Menyiapkan sarapan yg bagiku sendiri terasa asing karena aku yg tidak terbiasa, tapi mengingat Jonathan yg ternyata makan banyak, tidak mungkin aku memberinya makan apel atau roti seperti kebiasaan ku. Jika memberinya apel untuk sarapan mungkin butuh 1kg tiap sarapan.
Rugi Bandar kalo kayak gitu.
Suara derap langkah membuatku menoleh, mendapati Jonathan yg turun dengan pakaian kasualnya, kulirik jam yg ada di dinding atas lemari es, jam segini dia masih sesantai ini ??
Apa dia tidak ada dinas ??
"Kamu nggak ada apel pagi Jo ??" Tanyaku saat dia sudah berada didekatku, meraih mangkuk Sop yg sudah terisi sayur bayam dan jagung.
Jonathan menggeleng,"aku baru pulang semalam Nyonya Sadega ... "
Aku menepuk dahiku, lupa jika dia baru saja pergi ke antah berantah selama hampir duaminggu lebih, sebuah pelukan kudapatkan saat aku berbalik untuk mengambil air.
"Aku mencintaimu, jangan pernah bosen buat denger itu !!" Aku berbalik dan mendapati Jonathan yg tersenyum kecil, mengambil gelas yg kubawa seakan akan tidak ada yg diucapkannya padaku.
Aku menggeleng, baru saja aku memutuskan untuk bersikap seperti biasanya, layaknya seperti saat aku dan dia berteman, tapi Jonathan menepis semua benteng pertahanan yg kubangun, mengatakan tidak, akan nama persahabatan yg secara tidak langsung kuperlihatkan.
Semua ini terlalu cepat untuk ku, aku tidak bisa langsung menganggapnya sebagai suami yg berbagi ranjang dan berbagi hidup denganku, bagiku Jonathan sama porsinya seperti Bayu, sahabat baru untukku.
Tuhan, butuh berapa lama untuk ku menerima laki laki didepanku ini ??
"Kamu sendiri nggak kerja ?? Aku anterin, ??" Kembali, aku dibuat terkejut hanya dengan suara datar Jonathan.
Aku menggeleng, semenjak resmi menikah dengannya, lebih tepatnya dua Minggu lalu aku memang resign , lebih tepatnya atasanku di Jakarta sana mengirimkan surat pemberhentian untuk ku, yg ternyata PH tempatku bernaung merupakan salah satu PH yg menjadi tempat Investasi Ayah. Ternyata Ayah benar benar memantau setiap kegiatan ku, pantas saja jalan karierku sebagain interior design mulus seperti jalan tol. Rupanya lagi lagi Nepotisme tipis tipis juga terjadi di pekerjaan ku, dibidang apa Ayahku tidak melihat kegiatanku, jangan jangan setiap kentut ku Ayahku juga akan mengetahui. Sedikit kesal karena pernah mengira Ayah tidak peduli padaku, ternyata sikap protektif nya membuatku geleng geleng.