Suntuk .
Galau .
Resah .
Campur aduk tidak menentu. Berulangkali bayangan Alfa berputar putar dikepalaku tidak berhenti, bahkan pekerjaan yg selalu sukses membuatku lupa akan dirinya pun kini tidak berguna.Aku melirik jam dinding yg ada diatas ranjang ku, jam 2siang, di hari Minggu, mencoba menyelesaikan pekerjaan yg seharusnya kukerjakan besok dihari Senin, mencoba mengeyahkan rasa pusingku dan berakhir dengan aku yg semakin pusing dengan semua yg ada dilayar monitor.
Aku mendesah lelah, jika tidak ada Jonathan waktu itu mungkin aku akan mengejar Alfa seperti orang gila, beruntung kah aku ada orang yg menyadarkan ku.
Tapi tak urung sikap Alfa membuatku bingung, untuk apa dia justru mengikuti ku jika dia sendiri yg mendorong ku menjauh. Aku benar benar tidak tahu apa yg ada dipikirannya,jika dia tidak menginginkan ku, menolak berjuang denganku, cukuplah dia tidak perlu muncul lagi didepanku.
Dia yg memintaku untuk berlaku menjalani hidup seperti saat aku tidak mengenalnya. Seharusnya dia mempertanggung jawabkan ucapannya itu.
Ketukan pintu mengganggu waktu melamun ku, dengan malas aku menyeret tubuhku menuju pintu, tumben sekali ada yg ingin bertamu ke kamarku. Bahkan aku nyaris tidak mengenal penghuni kost milik Abang Sam ini. Hampir semua waktuku kuhabiskan untuk bekerja, berangkat pagi dan pulang malam Sampai tidak ada waktu beramah tamah dengan tetangga kost.
"Hai..."
Aku nyaris terjungkal kebelakang mendengar sapaan dari tamuku ini.
"Jonathan ?" Iya ... Jonathan, wajah tirus itu tersenyum tipis kearahku. Mau apa Pak Tentara ini kesini " Masuklah ,"
Aku membuka pintu lebar lebar, mengajak Jonathan untuk masuk kedalam, dan untunglah Kostku lumayan rapi, karena aku nyaris tidak mempunyai waktu untuk membuatnya berantakan.
"Duduklah ... Tidak perlu repot ngasih aku minum !!"
Jonathan melepaskan tanganku yg baru saja dicekalnya, menghentikan ku yg memang berniat untuk mengambilkannya minum di Pantry miniku. Aku mengangguk, turut duduk disebelahnya, entah apa yg dipakai oleh Jonathan, tapi wangi yg menguar darinya begitu menggoda.
"Baccarat kalo kamu mau tahu apa parfumku, "
Aku tercengang, sedikit malu lebih tepatnya, apa wajah mupengku kelihatan dengan jelas." Nggak usah PD deh, wangian juga aku !" Kataku tidak terima.
Jonathan menyipit, bahkan kini dia merangsek mendekat kepadaku, bahkan wanginya semakin memburu berlomba lomba untuk masuk kedalam hidungku, dapat kulihat bulu mata lentiknya yg membuatku iri, seringaian dibibir tipisnya membuat fokusku goyah.
"Wangi ?? Memangnya kamu udah mandi !! Aku yakin kamu sejak tadi pagi nggak nyentuh air"
Duuuaaaarrrrr !! Bisa bisanya laki laki datar ini mengolok-olok ku, okelah dia berpenampilan necis bak laki laki yg akan menjemput pacarnya untuk kencan, kontras sekali dengan ku yg masih mengenakan celana pendek dan Oblong kebesaran.